“Entah sampai kapan pandemi ini segera berlalu dan situasi dapat kembali seperti dulu.” Kalimat itu sering kita dengar selama pandemi Covid-19 yang menyerang kekebalan tubuh dan berdampak pada kelumpuhan perekonomian serta kehidupan manusia, termasuk penduduk Indonesia. Kita memang tidak tahu jawabannya, karena kita tidak menduga hal ini akan terjadi. Kita pun tidak menduga bahwa kegiatan beribadah di gereja pun menjadi sulit. Namun, satu hal yang pasti adalah bahwa semua pihak, terutama pemerintah, sedang mengupayakan jalan keluar dari masalah yang saat ini kita hadapi bersama.
Meski kehidupan yang kita hadapi terasa begitu sulit, firman Tuhan hari ini menyerukan pada kita bahwa setiap orang yang hatinya teguh akan dijaga Tuhan sehingga tetap ada dalam damai sejahtera (ay. 3). Kuncinya hanya satu, yaitu percaya kepada Tuhan selama-lamanya (ay. 4). Percaya pada Tuhan bahwa Dia berkuasa tidak hanya di masa lalu, tetapi juga saat ini dan masa yang akan datang. Seruan ini disampaikan oleh nabi Yesaya di abad ke-8 sM ketika bangsa Israel (Yehuda) cukup taat melakukan kegiatan keagamaan, tetapi mengabaikan keadilan sosial dan mereka pun diancam oleh Asyur, negara tetangga yang sangat kuat. Di tengah situasi yang sulit, baik ancaman dari luar maupun ancaman dari dalam negeri sendiri, tetap percaya pada Tuhan bukanlah perkara yang mudah. Namun Yesaya tahu bahwa percaya kepada Tuhan adalah satu-satunya cara untuk tetap memiliki pengharapan.
Seruan yang sama dinyatakan juga kepada kita saat ini. Di antara kita, jemaat GKP, ada yang diberhentikan dari pekerjaan dan (nampaknya) terpaksa memulai usaha makanan yang selama ini tidak pernah digeluti. Ada yang baru memulai usaha, tetapi harus tutup karena jangankan untung, modal pun tidak kembali. Ada yang mengalami pengurangan pendapatan karena kondisi perusahaan pun sedang mengalami penurunan omzet. Bahkan ada pula yang kehilangan anggota keluarga karena terkena virus Corona. Apapun situasi sulit yang sedang kita hadapi saat ini, jangan biarkan iman kita kendur. Namun, justru situasi sulit mesti menuntun kita untuk bersandar dan percaya kepada Tuhan. Dengan demikian, hati kita akan tetap teguh dalam menghadapi situasi terburuk sekalipun. Dengan hati yang teguh itu kita akan mampu menatap pemulihan kehidupan yang pasti dinyatakan oleh Tuhan. Kita pun akan dituntun untuk mampu menemukan jalan keluar yang Tuhan sediakan bagi kita.
Bukankah selama ini kita dijaga dan dipelihara Tuhan? Oleh karena itu, fokuslah pada berkat yang telah dinyatakan dan juga yang dijanjikan Tuhan, bukan pada masalah yang dihadapi. Fokuslah dalam mencari jalan keluar dan minta pertolongan Tuhan, bukan mencari sumber kesalahan. Kita yang tidak tahu banyak hal diingatkan untuk terus percaya pada Tuhan yang Mahatahu. Meski keadaan belum dapat dikatakan baik, kepercayaan kita pada Tuhan akan menuntun kita untuk memiliki kekuatan dalam menjalani kehidupan. (ENT)
Pertanyaan Pendalaman:
- Renungkanlah masalah apa saja yang selama ini telah dilewati dan bagaimana cara Tuhan menuntun Saudara lepas dari masalah tersebut?
- Berdasarkan pengalaman, hal apa saja yang membuat Saudara dapat meningkatkan keteguhan hati untuk tetap percaya dan menatap pemulihan kehidupan?