Allah Membebaskan
Selamat pagi, Saudara-saudaraku yang baik. Salah satu hal alami dan sekaligus karunia Tuhan adalah istirahat tidur. Puji Tuhan, semalam kita menjalaninya dalam lindungan Tuhan. Pagi ini, kita bangun dan menyongsong hari baru. Bahan refleksi harian: Ayub 38:1-2
Maka dari dalam badai TUHAN menjawab Ayub: (2) “Siapakah dia yang menggelapkan keputusan dengan perkataan-perkataan yang tidak berpengetahuan?
Ayub 38:1-2
Saudaraku, kehadiran Tuhan bisa dalam beragam bentuk dan tidak terduga. Dalam pengalaman Nabi Elia, Tuhan hadir dalam angin sepoi-sepoi. Artinya, dalam suasana tenang. Hening. Hati yang mengalami kehadiran-Nya merasa damai.
Dalam pengalaman Ayub lain lagi. Dia hadir dan bersabda dalam badai. Jelas, itu suasana mencekam. Angin yang keras, hati bisa menciut. Gentar dan takut.
Apapun cara Tuhan menghadirkan diri, intinya sama. Baik kepada nabi Elia, maupun Ayub, bahwa Tuhan ada. Dia hadir. Sekaligus mengingatkan dalam situasi apapun, Tuhan tidak mengabaikan mereka (care). Tuhan tidak bersembunyi atau diam melihat hamba-hambanya kesulitan.
Saudaraku, waktu Tuhan datang dan hadir dalam angin sepoi- sepoi, Nabi Elia sedang gundah. Dia sudah berjuang demi kebenaran Allah, namun kenapa ada orang yang tidak suka. Bahkan mengancamnya. Memburunya untuk dibunuh. Dia merasa sendiri. Dan merasa tidak berdaya.
Sedangkan dalam situasi Ayub, Tuhan meyakinkannya bahwa Dia ada. Bahkan lebih sekedar ada, Dialah yang berkuasa. Dalam badai Tuhan menegaskan Ayub. Seluruh alam semesta ciptaan-Nya. Dengan berbagai pertanyaan, Tuhan menyampaikan bahwa Dialah yang meletakkan bumi. Menetapkan ukurannya. Membendung laut. Membuat awan sebagai perluasan langit.
Saudaraku, semua itu hendak menunjukkan betapa maha kuasanya Tuhan. Dengan kemahakuasaan-Nya, Tuhan bisa melepaskan Ayub dari penderitaan panjangnya. Kita tahu kisah Ayub. Sosok saleh. Setia. Namun harus dicobai iblis sehingga menjalani penderitaan panjang. Penderitaan ekstrim, berat sekali.
Jelas, kepada Nabi Elia, Ayub maupun kita semua bahwa betapa terbatas kekuatan kita. Namun, Allah kita Maha Tak terbatas. Dengan demikian, kehadiran Yesus dalam natal merupakan wujud kehadiran-Nya yang Maha Tak Terbatas. Allah menjadi manusia. Itulah fakta dari kehadiran Allah yang bisa beragam wujud. Kedatangan dan Kehadiran-Nya yang menemani manusia dalam jerih juangnya (care). Dia yang membebaskan manusia dari kesulitannya. Dan dalam Yesus, Ia memulihkan mereka yang percaya kepada-Nya. Mari, di minggu adven kita resapi kehadiran Allah dalam segala situasi dan keadaan. Niscaya menguatkan kita.
Kita berdoa: Tuhan, dalam situasi apapun jika kami berjalan dengan Engkau, kami melangkah dengan semangat. Optimis tanpa jatuh ke situasi gentar dan takut.
Kami berdoa bagi saudara kami yang berulang tahun. Semoga hari yang istimewa ini dijalani dengan hati suka cita, sehat, dan hidup dalam pengharapan dan percaya akan Tuhan di hari yang diberikan Tuhan. Berikan apa yang ia dambakan agar menjadi kenyataan.
Peliharalah dan lindungi semua anggota keluarga kami masing-masing sepanjang hari ini. Sehingga kami aman, tentram dan suka cita.
Doa kami ini, kami panjatkan dalam nama Yesus Kristus. Amin.
Refleksi Harian: Ayub 38:1-2