Oleh Pdt. Supriatno
Bahan: Galatia 5:22-23
Selamat pagi, Saudaraku yang dikasihi Tuhan. Perjalanan kita kini memasuki pagi baru di hari yang baru, kita bersyukur kepada-Nya istirahat malam telah dijalani bersama Tuhan Yang Maha Baik.
Firman Tuhan menyatakan, ” Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.”
Galatia 5:22-23
Saudaraku, Tuhan Yesus mengatakan, “ dari buahnya pohon itu dikenal.” Jelas, murid-murid Kristus harus menghasilkan buah. Pilihannya ada dua: buah yang baik atau yang buruk? Rasul Paulus mengingatkan bahwa ada dua hal dalam sosok manusia, yaitu daging dan roh. Pola hidup baik kedagingan dan roh bisa hadir dari keberadaan orang-orang kristen.
Daging yang dimaksud bukan pengertian daging yang secara umum kita kenal. Tetapi, sifat kemanusiaan yang buruk. Seseorang yang mencuri, mabuk, mengamuk tidak terkendali, egois, membuat ujar kebencian, memfitnah, itu semua tindakan bersifat kedagingan.
Sedangkan hidup yang dipimpin roh Sifat kebaikan yang hadir pada keberadaan orang percaya. Bentuknya deretan kebajikan teks di atas, yakni kesabaran, lemah lembut, perduli atas mereka yang kesusahan, kasih dan kegembiraan. Itulah semua yang berkaitan dengan Roh.
Jika dipampangkan antara daging dan Roh, berbeda sekali. Bagaikan warna, yang satu hitam dan satunya lagi putih. Daging itu perilaku yang sifatnya merusak kehidupan manusia yang bermartabat. Sedangkan Roh menuntun kita berbuat hal yang luhur.
Saudara, jika seseorang mengaku pengikut Kristus tapi hatinya menyimpan iri, dendam, selingkuh, merampas kepunyaan orang lain, senang bikin hoax, kejam, masa bodoh atas orang yang menderita. Lalu apa arti kekristenannya?
John Maxwell berkisah. Suatu hari sebuah mobil truk menurunkan muatannya di suatu bagian kota Berlin Barat. Dengan seenaknya, truk itu menumpahkan sampah yang baunya tidak sedap dan barang-barang bekas yang tidak bisa dipakai. Setelah bongkar muat, truk itu pergi dengan seenaknya.
Beberapa hari kemudian, penduduk yang menerima tumpahan sampah itu, giliran pergi ke wilayah Berlin Timur. Mereka membawa truk. Lalu bongkar isi muatannya ke daerah orang yang pernah mengirimkan sampah. Isinya roti, keju, susu, dan bahan makanan lain. Diturunkan dan disusun dengan rapi. Setelah itu, ditaruhkah di atas tumpukan bahan makanan itu secarik kerta dan pesannya. Apa pesannya? Kertas itu berisikan pesan, “Kalian memberikan apa yang ada di hatimu. Dan kami memberikan apa yang ada pada kami”. Dari hal di atas kita gampang menilai tindakan mana yang bersifat kedagingan dan pemberian siapa yang datang dari sifat roh.
Saudara, meski demikian, hidup dalam pimpinan Roh tidak segampang membalikkan tangan. Kita sadar itu sulit. Tapi bukan tidak mungkin. Dari diri kita dituntut kesungguhan dan pertolongan Tuhan sendiri. Butuh perjuangan dan sekaligus topangan Tuhan. Tidak cepat menyerah dengan mengatakan: itu sulit, itu tidak mungkin, itu sia-sia. Percayalah, hidup dipimpin Roh adalah perjuangan. Dan kelak terasa indah buah dari sebuah perjuangan hidup dipimpin Roh.
Yang gampang itu hidup dalam daging. Tidak perlu membutuhkan sikap juang. Bisa mudah sekali, Tanamkan saja kata tanya: mengapa? Maka, itu segera menghantar kita hidup dalam kedagingan. Mari kita coba.
Mengapa harta teman dia lebih banyak dari hartaku? Kenapa dia bisa kariernya menanjak sedangkan aku tidak? Kenapa sakit saya tidak sembuh-sembuh? Kenapa dia berbahagia, saya tidak? Mengapa dia berhasil, saya gagal? Anda bisa menambah lagi pertanyaan kenapa atau mengapa. Silahkan ulangi dan tanamkan terus, maka kita akan diantar masuk dalam dunia kedagingan. Hidup yang penuh kemarahan, egois, mau menang sendiri, selalu tidak puas, mudah iri hati, tidak punya jiwa pengampun, malas, hidupnya jadi benalu, dst. Memakai kata tanya: mengapa dengan sudut pandang negatif
Saudaraku. Tuhan mengajak saya dan anda bukan mengikuti hal demikian. Dengan semangat juang kita hadir: dengan senyum, sapaan hangat, pelukan penuh persaudaraan, uluran tangan tanda berdamai, tatapan mata cermin kesediaan berkomunikasi. Sebagai buah kehidupan dipimpin Roh.
Kita berdoa, ” Tuhan, kami ingin selalu terbuka dipimpin oleh Roh-Mu, agar kami membangun hidup yang penuh kebajikan dan kasih sayang.
Kami berdoa agar kami dan keluarga kami hidup dan berkarya pada hari ini, dengan hidup dalam pimpinan Roh-Mu. Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin.