Oleh Pdt. Supriatno
Bacaan: Hakim-hakim 13:8
Selamat pagi, ibu-bapak, mbak-mas, oma-opa dan Saudara-saudaraku yang baik. Semoga pagi ini, kita menghirup udara hari baru seraya mengucap syukur kepada Allah. Sebab, karena Dia-lah, kita dan keluarga kita masih diberi umur kehidupan.
Firman Tuhan yang hendak kita renungan adalah, “Lalu Manoah memohon kepada TUHAN, katanya: “Ya Tuhan, berilah kiranya abdi Allah, yang Kauutus itu, datang pula kepada kami dan mengajar kami, apa yang harus kami perbuat kepada anak yang akan lahir itu.”
Hakim-hakim 13:8
Saudaraku, kini makin banyak praktik kekerasan dengan korban anak-anak. Kekerasan atas anak-anak mengambil banyak ragam, kekerasan verbal (ucapan-ucapan yang melukai perasaan), kekerasan fisik dan kekerasan seksual. Anak-anak yang rentan dan tidak mempunyai kemampuan fisik yang cukup untuk menolak, menjadi korban. Bagi pelaku anak-anak dijadikan sasaran empuk.
Fenomena atau gejala di atas tentu harus disikapi dengan bijak, perduli dan tepat. Kita tidak boleh lengah agar anak kita terlindungi. Pada sisi lain, kita jangan over protektif. Dalam arti berlebihan mengawasi dan menjaga anak-anak kita. Dalam suasana serba takut, lalu menghalangi aktivitas anak-anak kita terlalu ketat dan kaku.
Jangan sampai anak kita hidup terisolir dari pergaulan. Sehingga mereka serba takut untuk bergaul dengan orang-orang yang tepat. Anak-anak kita juga butuh bersosialisasi. Supaya mereka memiliki sikap mandiri dan berani masuk ke dalam dunia.
Jangan sampai dijuluki “anak mama”. Anak yang lebih banyak bersembunyi di dalam lingkungan yang terbatas.
Selain hal di atas, ada juga fenomena yang memprihatinkan kita. Anak-anak, mungkin lebih tepat kategori remaja dan pemuda, ternyata mereka pelaku kekerasan. Seakan mereka tidak pernah mengecap pendidikan budi pekerti atau etika.
Mereka melakukan ejekan dan hinaan kepada sesama usia mereka, bahkan pada taraf sangat menguatirkan. Apa itu? Yakni, melakukan pelecehan seksual. Ditemukan pelakunya adalah kalangan anak remaja dan pemuda.
Saudaraku. Kita tidak menginginkan pengalaman buruk itu terjadi atas anak, cucu, adik atau keponakan kita. Firman Tuhan pagi ini, merupakan permohonan dan doa Manoah. Dalam pandangannya, penting orang tua bisa memperlakukan anak secara pas sejak masih jabang bayi. Karena itu, Manoah memohon abdi Allah mengajarnya.
Permintaan Manoah demikian tepat sekali. Sebab mempunyai anak tidak cukup dengan menyediakan makanan, busana dan tempat tinggal. Hal itu memang amat dibutuhkan. Tapi, mendidik anak secara tepat merupakan tugas utama orang tua.
Manoah sadar bahwa ia butuh nasihat Abdi Allah. Ia mendambakan keselamatan calon bayi yang ada dalam kandungan istrinya, yang tadinya mandul. Sekaligus abdi Allah menanamkan pengajaran bersumber dari Allah.
Setiap pasangan suami-istri yang merindukan anaknya sehat dalam aspek etika, rohani dan kehidupan pergaulannya. Musti belajar dari sikap Manoah. Ia tahu, tuntunan Tuhan dan abdi Allah patut hadir dan diberikan peran. Agar nasihat mereka menjadi patokan. Saran mereka jadi rujukan.
Saudara. Firman Tuhan mengingatkan pertumbuhan manusia secara ideal harus mulai sejak dalam kandungan. Kini, malah ada metode memperdengarkan lagu instrumental klasik pada jabang bayi. Untuk apa? Agar sejak dini pengembangan manusia itu sudah harus dimulai.
Kita mengakui, dunia kita sekarang lebih maju secara teknologi. Teknologi membuat hidup lebih mudah, nyaman dan praktis. Tapi, mendidik anak, atau cucu, adik maupun keponakan tidak bisa dipercayakan kepada teknologi. Atau karena waktu orang tua terbatas, lalu segalanya dipercayakan kepada asisten rumah tangga.
Bagaimanapun, dari Firman Tuhan di atas, selain peran abdi Allah, betapapun peran seorang ibu tidak tergantikan. Dalam hal ini, demi keselamatan bayinya, seorang calon ibu harus hati-hati memperhatikan asupan baik makanan maupun minuman yang sehat. Gagal memperlakukan anak sejak dini, kelak melahirkan anak bermasalah.
Demikian juga, kehadiran nasihat Abdi Allah perlu diindahkan. Sebagai figur yang paham dunia agama, dia dipercaya berperan untuk menanamkan rasa takut pada Tuhan. Dan memberi nasihat pastoral kepada calon ibu, bagaimana merawat calon bayinya.
Melalui suara nasihat Abdi Allah, kita sadar sebaiknya sejak dini kita bertanggung jawab atas anak-anak. Firman Tuhan mengajak agar kita tahu dan mampu bagaimana kita memperlakukan (parenting) anak-anak kita secara tepat.
Kita berdoa, “Tuhan, tolonglah, kami insan ciptaan-Mu yang kerap melakukan kesalahan. Jauhkanlah tindakan, ucapan dan sikap kami yang keliru atas anak-anak, cucu-cucu atau keponakan kami.
Kami berdoa juga buat anak-anak, cucu-cucu dan adik-adik kami yang masih berusia muda sekali. Jauhkanlah mereka jadi korban maupun pelaku kekerasan. Semoga jiwa mereka ditanami benih kebaikan yang berasal dari Tuhan. Inilah, doa kami Tuhan. Dengarlah dan kabulkanlah. Amin.