Pengantar Jalan Perubahan

Oleh Pdt. Supriatno

Firman Tuhan sungguh kaya, tak kenal kering untuk jiwa yang haus. Pagi ini, firman Tuhan yang mengajak kita melangkah mengisi hari ini dengan semangat diambil dari Yohanes 1:41-42, “Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: “Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus).” (42) Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: “Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus).”

Saudaraku, jalan hidup seseorang bisa berubah lantaran sebuah perjumpaan. Paling gampang mengambil contoh, bagi yang sudah berkeluarga, kita seperti sekarang karena berjumpa dengan mantan pacar, yang kini jadi pasangan hidup kita. Tanpa perjumpaan waktu dulu itu, entah seperti nasib kita. Pasangan hidup kita mengubah jalan hidup seseorang. Atau, kita secara pribadi juga mengubah pasangan hidup kita. Istri saya barangkali jika tanpa bertemu saya, dia bisa berkarier di bidang perhotelan seperti yang digeluti saat studi. Namun, karena perjumpaan dengan mahasiswa teologi waktu itu. Akhirnya, nasib menuntunnya keluar dari cita-cita dan impiannya semula.

Nama Simon Petrus sebagai salah satu murid Tuhan Yesus, pastilah kebanyakan orang kristen mengetahuinya. Dia murid paling menonjol. Karena itu juga, paling dikenal dibanding nama-nama murid lain. Dia selalu berada di samping Tuhan Yesus di momen-momen penting. Kita ingat, Tuhan Yesus berubah wajah di puncak gunung, Simon Petrus ada di sana. Saat di taman Getsemani, malam penuh pergumulan yang harus dilewati Tuhan Yesus, ia pun ada di sana. Malah, dia yang menyangkal identitas kemuridannya saat diinterogasi seorang perempuan. Paska kebangkitan Tuhan Yesus, Simon pula yang diminta menggembalakan domba-domba. Pendeknya, amat istimewa figur Simon Petrus.

Saudaraku, Simon petrus tidak akan berada di pusaran utama kekristenan. Sekaligus ia tidak akan menjadi murid Tuhan Yesus yang amat dikenal. Jika saudaranya, Andreas tidak memperjumpakannya dengan Tuhan Yesus. Perjumpaan itu sangatlah penting karena itu. Tanpa itu, niscaya dia akan habiskan seluruh hidupnya dengan jala, perahu dan ikan tangkapan. Hidupnya hanya berkisar pada danau dan kemelaratan, dan mati sebagai nelayan biasa. Tanpa catatan dengan tinta emas. Cuma berhenti di sana. Kita, dan orang kristen sebelum dan sesudah kita pun tidak akan pernah mengenalnya.

Saudaraku, yang sering luput dari perhatian adalah orang yang memperjumpakan Simon dengan Tuhan Yesus. Ya, orang yang berjasa besar memperkenalkan Simon Petrus dengan Tuhan Yesus. Dialah Andreas, saudaranya sendiri. Sebuah nama yang tidak setenar Simon Petrus. Padahal peran yang dilakukannya betapa mengubah hidup seseorang.

Ketika kita membuka lembaran Alkitab bagian yang lain. Kita pun akan menemukan betapa peran itu pula yang diperankan Andreas. Ya, tindakan memperjumpakan. Membawa orang mengenal Tuhan Yesus. Dan sekaligus Tuhan Yesus lalu mengenalnya. Dalam bagian lain, di antara kita masih ingat tentunya Tuhan Yesus memberkati 2 ekor ikan dan 5 potong roti? Sehingga lebih dari 5.000 orang bisa makan. Makan sampai kenyang, dan berlebih 12 bakul. Bila kita ditanya siapa yang menyediakan ikan dan roti itu? Kita dengan gampang mengingat dan mudah menjawab, “anak kecil”. Betul sekali. Hanya harus ditambahkan juga dalam memori kita, orang yang memperjumpakan anak kecil itu dengan Tuhan Yesus. Ternyata, murid Tuhan Yesus yang memperjumpakan adalah kembali orang bernama Andreas. Lagi-lagi nama ini.

Dalam sejarah Gereja ada yang disebut Bapak-bapak Gereja. Ada satu nama Bapak Gereja bernama Agustinus dari Hippo, berkedudukan di Alexandria, Mesir. Dia mengaku bahwa betapa perubahan dirinya menjadi pengikut Kristus karena ada orang yang gigih memperjumpakannya dengan Tuhan Yesus. Siapa? Ibunya sendiri. Doa-doa ibunya sangat berperan menarik dirinya dan seluruh gairah hatinya untuk berjumpa dan mengenal Kristus.

Saudaraku, kita mengimani betapa berartinya Tuhan Yesus dalam hidup kita. Pertanyaannya, tergerakkah kita mengikuti jalan yang telah diperankan Andreas? Saat kita menempatkan penderitaan Tuhan Yesus menunjukkan betapa berharganya kita, di mata Allah. Kiranya teladan Andreas patut memotivasi kita. Kita ingin memperjumpakan orang lain dengan Tuhan Yesus, apapun bentuk yang semampu kita. Sebab, bagaimanapun berjumpa dengan Tuhan Yesus tidak pernah berakhir sesal. Demikian juga, berjumpa dengan Dia tidak akan berujung pada kekeliruan fatal. Berjumpa dengan-Nya adalah anugerah. Karena berjumpa dengan Jalan, Kebenaran dan Hidup itu sendiri. Andreas tidak cukup terkenal, memang. Tapi dia sudah melakukan bagian tugasnya. Ia mempunyai andil atas perubahan hidup seseorang bahkan banyak orang.