Oleh Pdt. Audra R. Lilumahuwa
Setiap saat saya selalu mendengar berita tentang virus Corona. Ada beberapa teman mulai terintimidasi dan mulai berpikir negatif usai mendengar beritanya. Bahkan ada beberapa orang yang saya kenal mulai yakin bahwa itu penyakit mematikan. Keyakinan tanpa dasar yang membuat manusia mulai mengambil spekulasi yang keliru dan dangkal. Duh nanti bisa kena, duh nanti bisa mati, duh nanti ini dan itu.
Menghadapi semua respon tersebut, saya mulai bertanya apa benar akan terjadi seperti demikian? Apa semudah itukah Tuhan akan memberikan penyakit kepada manusia? Apakah memang orang yang sakit karena terkena virus tersebut tidak disayang Tuhan? Apakah memang itu penyakit paling mematikan?
Dulu juga orang bilang sakit ini dan itu tidak ada obatnya, menular, dll. Bagi saya penyakit adalah realitas dan tanda kelemahan manusia. Penyakit ada bukan karena dosa saja tetapi kadang diizinkan agar manusia semakin bergantung pada Tuhan. Penyakit ada agar manusia dapat saling menjaga diri, saling mempedulikan, saling mendoakan, saling melayani dan tetap berpikir positif bukannya malah menghakimi diri sendiri dan orang lain sambil membawa-bawa keyakinan iman/agama lalu mulai menghakimi orang lain.
Bagi saya, ada penyakit yang lebih mematikan dari virus Corona. Penyakit yang bersarang dalam diri manusia tetapi justru manusia malah sengaja memeliharanya/mengidapnya setiap saat, yaitu:
1 Kesombongan
2. Iri hati
3. Kemarahan
4 Ketamakan
5. Nafsu-birahi
6 Rakus
7. Kemalasan
Seharusnya manusia lebih waspada terhadap semua penyakit di atas daripada terhadap virus Corona, bukan? Jangan sampai virus corona ditakuti tetapi hal-hal di atas tetap dipelihara dalam hidup. Virus corona memang ada dalam realita hidup hari ini tetapi jangan lupa Tuhan dan hikmatNya selalu hadir setiap saat sebagai penangkal dari segala penyakit mematikan di atas.
Jaga kesehatan, berpikir positif, berdoa dan jangan menghakimi sesama.