Menyadari Kelemahan Diri
Selamat pagi, Saudara-saudaraku yang baik. Bangun pagi ini, semoga tubuh kita lebih bugar dan perasaan kita lebih segar. Kita menyongsong hari baru dengan kehadiran Allah yang memimpin hidup kita. Mari mengawalinya dengan terima kasih dan rasa syukur. Refleksi harian kali ini diambil dari Hakim-Hakim 16:18.
“Ketika dilihat Delila, bahwa segala isi hatinya telah diceritakannya kepadanya, disuruhnyalah memanggil raja-raja kota orang Filistin, katanya: “Sekali ini lagi datanglah ke mari, sebab ia telah menceritakan segala isi hatinya kepadaku.” Lalu datanglah raja-raja kota orang Filistin itu kepadanya sambil membawa uang itu. “
Hakim-Hakim 16:18
Saudaraku, uang itu bisa menyilaukan mata dan membutakan hati nurani. Pesona uang sungguh luar biasa, dulu, sekarang dan masa datang. Benda ini, bisa berpengaruh pada perilaku, termasuk mengkhianati cinta. Nama Simson dan Delilah merupakan pasangan kekasih yang kemudian berakhir tragis. Gara-gara Delilah yang kemaruk uang, Samson menerima nasib berujung kematian.
Simson adalah salah satu hakim yang di Israel yang punya kehebatan fisik luar biasa. Sehingga menimbulkan kegentaran di pihak Filistin. Sayangnya, ia teramat mudah tertekuk hatinya oleh pesona kecantikan perempuan. Tidak perduli latar belakang dan watak perempuannya. Karena itu, meski Delila seorang sundal atau PSK, dan istilah sekarang “cewek matre”, Simson tidak perduli. Ia melabuhkan cintanya pada perempuan itu.
Faktor kelemahan inilah, yang menjadi pintu masuk bangsa Filistin memakai Delila membongkar rahasia di balik kekuatan fisik luar biasa Simson. Dan bagi Delila, ia tidak perduli cinta Simson yang amat besar padanya. Ia melihat bahwa Simson tergila-gila padanya, itu merupakan peluang besar mendapatkan uang berlimpah. Baginya tidak ada cinta sejati. Uang, uang dan uang, itulah prinsip hidupnya. Maka, Delila melihat Simson bukan lagi hakim perkasa, bukan pula pecinta sejatinya. Delila melihat sosok Simson tidak lebih dari sapi perah. Itulah sebabnya, ia mau bekerja sama dengan bangsa Filistin mencari rahasia kehebatan Simson. Dan berhasil. Simson yang menceritakan langsung kepada Delilah.
Saudaraku, ini drama percintaan yang membuat kita bisa mengenali watak manusia. Sehebat apapun seseorang pasti punya kelemahan. Simson sebagai hakim di Israel, menonjol kehebatan fisiknya dan nyali yang besar menghadapi musuh. Di bawah kepemimpinannya bangsa Filistin tidak bisa menyentuh Israel. Ternyata, pada sisi lain, Simson takluk oleh pesona kecantikan seorang perempuan. Padahal reputasi buruknya harusnya menjauh Simson dari pelukannya. Cinta itu buta, demikian kata orang.
Saudaraku, saya, Anda dan kita semua pasti punya kelebihan. Tuhan menciptakan talenta dan potensi. Tetapi, kita pun harus terbuka, paling tidak menyadari bahwa kita punya kelemahan diri. Ada orang yang lemah soal uang. Ada orang yang lemah soal perempuan atau laki-laki. Ada orang yang lemah dalam mengendalikan emosi. Dan hal-hal lain. Sejak dini, kita harus sadar faktor kelemahan kita. Dengan demikian, kita sudah mengantisipasinya. Kalau lemah karena gampang takluk sama perempuan, apalagi sudah punya istri, ya hindari pergaulan yang berlebihan.
Simson, untunglah di ujung hidupnya dia masih menjadi berkat bagi bangsanya. Setelah sadar dia dimanfaatkan, dia menghancurkan bangsa Filistin. Sayangnya, ada banyak orang berakhir hidupnya tidak sempat berubah dan keluar dari lumpur kesalahannya. Sehingga orang demikian mati dalam kenistaan. Marilah, kita bijak mengelola kehidupan. Kelebihan yang kita miliki, kita jaga dan tingkatkan. Sedangkan faktor kelemahan kita, kita waspadai agar jangan kita tercebur dan tidak bisa keluar darinya.
Mari Kita berdoa, “ya, Tuhan, kiranya ucapan, pikiran dan perbuatan kami selalu dibarui sesuai dengan iman kami kepada-Mu.
Kami ingat opa-oma dan saudara-saudara kami yang berjuang agar sehat. Semoga kekuatan, kesehatan dan kesetiaan Tuhan terus bersamanya. Tuhan, Engkau baik kepada mereka. Demikian pula, Engkau terus baik kepada saudara-saudara kami ini dan keluarga besarnya.
Tuhan, perkenankan hari ini, seluruh anak-Mu, hidup dalam kegembiraan dan kebahagiaan. Tetap tersenyum di tengah kesulitan. Tetap setia pada-Mu di tengah ujian kehidupan.
Kiranya Engkau berkenan bersama kami sepanjang hari ini. Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin.
Oleh Pdt. Supriatno
Bahan: Hakim-Hakim 16:18