Refleksi Harian: Ibrani 6:19

Tuhan Sumber Pengharapan

Selamat pagi, ibu-bapak, oma-opa dan Saudara-saudaraku yang baik. Bangun tidur, di antara kita ada yang tetap sehat. Tapi, bukan tidak mungkin ada yang sakit. Meski demikian kita masih mengecap kasih penyertaan Tuhan di pagi ini. Puji Tuhan. Bahan refleksi harian: Ibrani 6:19

Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir

Ibrani 6:19

Saudaraku, siapapun orangnya tentu saja ingin selalu kuat. Sebab dengan kondisi yang kuat akan menopang segala aktivitas dan dan segala hal yang ingin dilakukannya. Jika ingin berpergian bisa ke mana saja. Bila ingin beraktivitas dia bisa melakukan apa saja. Contohnya, berkaitan dengan tubuh yang kuat. bandingkan bedanya kalau tubuh yang lemah, dia hanya bisa melakukan hal-hal yang sederhana.

Buat yang tubuhnya lemah, jelas melakukan berbagai aktivitas amat terbatas. Wajar, manusia ingin memilih lebih banyak sebagai orang yang kuat.

Adapun hal kuat di sini ini bukan semata-mata hal fisik semata. Kita juga juga ingin kuat secara mental, iman dan pengharapan.

Firman Tuhan mengajak bagi orang yang beriman, agar dia harus tetap bertekun di dalam imannya hanya karena dengan cara itulah dia tidak terjatuh dalam kelemahan. Sekaligus dia tidak kehilangan harapan. Sebagai orang percaya kita bersyukur bahwa Allah yang kita kenal adalah Allah yang peduli. Allah yang menopang kita. Dia tidak sekali-kali menutup mata-Nya atas orang beriman kepada-Nya.

Allah dalam sosok seperti itulah yang menurut firman Tuhan menjadi alasan mengapa anda dan saya tidak menjadi lemah. Ataupun menjadi putus asa. Orang bisa bertahan bila dalam dirinya tetap memiliki pengharapan. Kesulitan sebesar apapun dan tantangan seberat apapun. Selama seseorang mempunyai pengharapan maka ia tetap memiliki sumber yang menguatkan dirinya.

Pengharapan itu laksana sauh atau jangkar yang ada di sebuah perahu. Ketika perahu ditambatkan di dermaga, sauh diturunkan. Dengan cara itu, apabila ada angin besar bertiup kapal itu tidak bergeser. Perahu itu tetap di tempatnya.

Demikian juga, kehidupan kita. Di saat tertentu diperhadapkan dengan kenyataan yang melahirkan rasa ragu-ragu, cemas bahkan ada yang kemudian tenggelam dalam ketidak pastian. Ketika seseorang menghadapi sakit. Sedangkan ia sudah lama tidak kunjung sembuh. Segala hal sudah dicoba dan dilakukan, ternyata seolah-olah tidak ada gunanya. Orang seperti itu, jika tidak punya harapan atau sauh, maka perahu kehidupannya akan dipermainkan angin kehidupan. Terombang-ambing, bahkan bergeser pergi dari dermaga.

Sementara itu, Seseorang yang mengalami putus asa akan punya dampak secara fisik. Dia akan lesu. Kurang bergairah. Pikirannya serba cemas. Jiwanya tidak berdaya, bahkan terpuruk

Saudaraku, pagi ini ini anda, saya, pendeknya kita semua diingatkan kan Tuhan itu sumber pengharapan kita. Kita bisa saja menghadapi realitas yang tidak ideal, seperti antara lain: diterpa sakit, di-phk tiba-tiba, dll. Tanpa pengharapan kepada Tuhan kita tidak kuat menghadapi hidup ini. Bagaikan perahu yang mudah terombang-ambing angin kehidupan.

Di sinilah, iman kita harus berbicara. Bahwa kita percaya Allah dan janji-Nya tidak berubah. Dia tidak pernah berdusta. Allah terus mendampingi kita di momen penuh tantangan. Tempatkanlah itu menjadi ujian. Ujian yang akan kita bisa lewati karena Tuhan menopang kita. Dengan demikian kita tetap kuat, tidak menjadi lemah dan putus asa.

Kita berdoa: Tuhan, ada beraneka ragam kehidupan yang kami hadapi. Tatkala realitas itu memperhadapkan kami dengan kesulitan, anugerahkan kami tetap kuat dan berpengharapan di dalam Engkau.

Kami berdoa buat yang berulang tahun. Semoga cinta kasih Tuhan yang menghadirkan suka cita, kebahagiaan dan rasa syukur hari ini buat saudara kami ini.

Kami mendoakan saudara2 kami yang sakit. Tuhan karuniakan mereka pemulihan dan dan tubuh yang sehat kembali. Demikian juga atas saudara2 kami yang sedang menjalani isoman, jamahlah mereka, ya Tuhan oleh kuasa-Mu.

Doa kami ini, kami naikkan kepada-Mu dalam nama Yesus, amin.

Oleh Pdt. Supriatno

Refleksi Harian: Ibrani 6:19