Refleksi Harian: Kisah Para Rasul 8:24

Lebih Baik Didoakan

Selamat pagi, Saudara-saudaraku yang baik. Salah satu hal alami dan sekaligus karunia Tuhan adalah istirahat tidur. Puji Tuhan, semalam kita menjalaninya dalam lindungan Tuhan. Pagi ini, kita bangun dan menyongsong hari baru. Bahan refleksi harian: Kisah Para Rasul 8:24

Jawab Simon: “Hendaklah kamu berdoa untuk aku kepada Tuhan, supaya kepadaku jangan kiranya terjadi segala apa yang telah kamu katakan itu.”

Kisah Para Rasul 8:24

Saudaraku, semua orang beriman atau beragama pasti suka berdoa. Terlepas setiap orang punya kerajinan atau intensitas masing-masing. Ada yang begitu teramat rajin, namun ada juga yang naik-turun kerajinannya, bahkan ada yang ‘kendor’.

Dalam doa yang bersifat permintaan, sang pendoa tidak hanya mendoakan diri sendiri. Orang lain pun, baik orang yang punya hubungan dekat maupun jauh, menjadi bagian doa seseorang. Orang tua, saudara kandung, pasangan hidup dan anak-anak atau orang yang dikenal, bisa jadi nama yang paling kerap ada dalam sebuah doa.

Doa bukan cuma rangkaian kata semata. Demikian pun bukan sekedar tangan terlipat. Doa mencerminkan perhatian dan keperdulian kita. Dalam hal ini tertuju kepada nama-nama yang didoakan itu. Doa yang sungguh-sungguh selain dipanjatkan kepada Tuhan dengan hati yang tulus. Seiring dengan itu, pertanda hati kita terpaut dengan pihak yang didoakan.

Saudaraku, ada seorang ahli sihir dan hipnotis bernama Simon Magus. Karena kehebatan dan kekuatan magisnya, ia banyak dikagumi orang. Suatu saat ia melihat di tengah-tengah kekaguman orang-orang atas dirinya, muncul Filipus, Petrus dan Yohanes. Simon Magus merasa kecil dibanding ketiga rasul itu. Kehebatannya tidak ada apa-apanya. Bahkan, Simon Magus bertobat setelah melihat mukjizat yang dikerjakan Filipus.

Tidak berhenti pada rasa kagum, Simon Magus ternyata ingin memiliki Roh Kudus. Ia terpikat untuk mampu berbuat mikjizat pula. Sayangnya, motifnya keliru. Ia hendak memanfaatkan buat kepentingannya. Dalam rangka itu, dia siap membayar atau membeli kuasa Roh Kudus.

Reaksi kemarahan meletup pada diri Petrus. Sampai-sampai rasul Petrus berkata, “Binasalah kiranya uangmu itu…sebab hatimu tidak lurus… Jadi bertobatlah dari kejahatanmu ini dan berdoalah kepada Tuhan, supaya Ia mengampuni niat hatimu ini”.

Saudaraku, keras sekali ucapan rasul Petrus. Merespon hal tersebut, Simon Magus ketakutan. Ia minta didoakan, agar ucapan rasul Petrus tidak menjadi kenyataan dalam hidupnya.

Jadi, doa tidak hanya buat orang yang kita kasihi dan sesama yang punya ikatan relasi dalam hidup kita. Melainkan juga, doa ditujukan buat orang yang hatinya tidak lurus. Untuk apa? Yakni menghjndarkannya dari resiko akibat kesalahannya. Sekaligus, orang itu menata kembali langkah hidupnya.

Saudara, nyatalah doa juga kiranya kita panjatkan buat orang yang salah jalan. Keliru dalam bertindak. Mereka yang hatinya bengkok, atau tidak lurus.

Dengan demikian, daripada kita menghakimi orang yang bersalah, lebih baik didoakan. Daripada bergosip ria buat yang salah jalan, lebih indah orang itu didoakan. Sehingga doa kita menjadi permintaan kepada Tuhan supaya Dia memberikan pengampunan. Sekaligus, yang bersalah menemukan kembali jalan yang benar. Siapkah kita untuk melakukan itu? Semoga.

Kita berdoa: Tuhan, kiranya kami mau berdoa buat orang-orang yang tengah tersesat jalan kehidupannya. Agar kiranya Engkau membawa kembali ke jalan yang benar.

Pulihan dan sembuhkan saudara kami yang tengah sakit, baik di rumah sakit maupun dirawat di rumah.

Kasih-Mu kiranya beserta saudara kami yang memasuki lansia atau usia senjanya. Semoga mereka tetap menemukan alasan buat bersuka cita dan bersyukur di dalam Engkau.

Doa kami ini, kami panjatkan dalam nama Yesus Kristus. Amin.

Oleh Pdt. Supriatno

Refleksi Harian: Kisah Para Rasul 8:24