Oleh Pdt. Supriatno
Bahan: Kejadian 31:5-7
Selamat pagi, ibu-bapak, Eyang kung-eyang ti, mbak-mas, dan Saudara-saudaraku yang baik. Puji syukur dan terima kasih kepada Allah yang menuntun kita melewati malam dengan istirahat yang baik, serta memungkinkan kita memasuki pagi yang baru.
Firman Tuhan pagi ini, “Telah kulihat dari muka ayahmu, bahwa ia tidak lagi seperti yang sudah-sudah kepadaku, tetapi Allah ayahku menyertai aku. (6) Juga kamu sendiri tahu, bahwa aku telah bekerja sekuat-kuatku pada ayahmu. (7) Tetapi ayahmu telah berlaku curang kepadaku dan telah sepuluh kali mengubah upahku, tetapi Allah tidak membiarkan dia berbuat jahat kepadaku. “
Kejadian 31:5-7
Saudaraku, Yakub adalah menantu Laban karena menyunting Lea dan Rachel anaknya sebagai istri pertama dan keduanya. Tapi, perlakuan Laban atas Yakub lebih mencerminkan relasi tuan dan hamba. Bahkan, Laban telah melakukan berbagai kecurangan dalam pemberian upahnya. Besaran upah disunat dari jumlah yang semestinya. Berpuluh tahun praktik kecurangan itu terjadi. Laban telah dibutakan hati nuraninya demi harta kekayaan. Ia berambisi ingin semakin kaya. Betul, berhasil. Jumlah ternaknya semakin banyak. Sayangnya, salah satunya bersumber dari hasil tindakan kecurangan atas menantunya sendiri.
Saudara, relasi mertua-menantu ini sama sekali tidak mencerminkan relasi kasih sayang. Mertua lebih banyak memeras atau mengeksploitasi menantunya sendiri. Tentu saja, ada titik batas kesabaran Yakub. Ia bersama kedua istrinya akhirnya bersepakat meninggalkan Laban. Cukup sudah menanggung perilaku curang dan keserakahan Laban. Menantu dan anak-anak bulat tekadnya meninggalkan Laban. Mereka melarikan diri dari rumah Laban.
Sudah hilang kesabaran menghadapi mertua/ayah yang kemaruk harta. Sudah saatnya Yakub mengajak Lea dan Rachel pulang, meski pada waktu itu relasi Yakub dan Esau belum pulih. Tapi, yang penting keluar dulu dari lingkungan rumah Laban.
Rupanya relasi mertua-menantu tidak selalu serasi dan harmonis. Hingga kini pun relasi kurang sehat itu dapat ditemui. Ada mertua yang dianggap terlalu mencampuri urusan rumah tangga anaknya, padahal dengan berumah tangga orang tua harus tahu batas. Mana yang boleh dan tidak boleh orang tua ikut mengaturnya. Ada keluhan yang menandakan mertua terlalu jauh mengatur atau mendikte.
Kekurang rukunan relasi mertua dan menantu sudah merupakan gejala yang dapat mudah ditemui. Sampai-sampai ada guyonannya. Konon, ada pertanyaan berikut, “siapa perempuan paling bahagia di dunia?” Maka, jawabnya adalah Hawa. Mengapa? Karena Hawa tidak punya mertua. Atau ada satu jenis bunga yang daunnya cukup tajam. Nama bunga itu, “bunga lidah mertua”. Hal demikian lahir bisa jadi disebabkan dari perasaan ketidak sukaan atas sosok mertua.
Saudaraku, relasi mertua dan menantu hendaknya mencerminkan relasi dua orang yang saling mengasihi. Mertua melihat menantunya bukan untuk mendapat keuntungan, terselubung atau terbuka. Jika kita punya menantu, dia itu harus diperlakukan tidak kurang sebagai anak. Karena menantu itu, adalah belahan hati dari anak kita. Sayang sekali, Laban gagal mempraktikkan hal itu. Melihat menantu bagai buruh. Diperas tenaganya untuk menarik keuntungan sendiri. Bukan memandangnya sebagai sosok anak yang patut dikasihi.
Demikian juga, sebaliknya ada saja kasus menantu yang memoroti mertuanya yang kaya. Dengan cerdik tapi sayangnya malas, si menantu hidup berteduh pada kekayaan mertua tanpa mau bekerja keras. Ini pun bentuk eksploitasi. Memanfaatkan orang yang harusnya dihormati, malah jadi obyek meraih keuntungan pribadi.
Saudaraku, dalam menjalani hidup perkawinan, maka suasana bahagia juga ikut ditentukan relasi mertua dengan menantu. Kiranya sikap saling hormat, saling mengasihi, saling menghargai, menjadi bagian nyata dalam hidup kita. Sehingga mertua tidak mengeluh terus tentang anak menantunya. Atau, juga sebaliknya. Mertua tidak kecewa terus dengan sikap dan perilaku menantunya.
Kita berdoa, “ Tuhan, tuntunlah kami menjadi mertua atau menantu yang menaruh hormat dan cinta kasih sejati satu sama lain dalam relasi sehari2.
Pada hari Kamis ini, Tuhan karuniakan kami kesehatan, tenaga dan kegairahan agar terus dekat kepada-Mu. Peliharalah seluruh anggota keluarga kami.
Inilah doa kami. Kabulkanlah permohonan kami. Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin.