Semua Dipakai Tuhan

Oleh Pdt. Supriatno

Bacaan: Yosua 2:12-13

Selamat pagi, Saudara-saudara yang baik. Bersyukur kepada Allah Pencipta alam semesta. Sebab kasih setia-Nya lebih tinggi daripada langit dan lebih dalam daripada samudera. Dan kita hidup di dalam kasih-Nya.

Firman Tuhan hari ini diambil dari, “Maka sekarang, bersumpahlah kiranya demi TUHAN, bahwa karena aku telah berlaku ramah terhadapmu, kamu juga akan berlaku ramah terhadap kaum keluargaku; dan berikanlah kepadaku suatu tanda yang dapat dipercaya, (13) bahwa kamu akan membiarkan hidup ayah dan ibuku, saudara-saudaraku yang laki-laki dan yang perempuan dan semua orang-orang mereka dan bahwa kamu akan menyelamatkan nyawa kami dari maut.”

Yosua 2:12-13

Saudaraku, banyak kota mempunyai julukan, seperti Bogor disebut Kota Hujan. Sebab, sewaktu-waktu hujan turun di kota itu meski di musim kemarau. Bandung dijuluki Paris van Java. Sebab kotanya sejuk. Banyak taman di berbagai sudut kota. Dan bangunan bergaya arsitektural kolonial dengan keragamannya kita mudah temui di sana. Sedangkan Jogjakarta sangat terkenal dengan sebutannya, kota pelajar atau mahasiswa.

Kota pertama yang pertama dimasuki orang Israel setelah keluar dari Mesir adalah Yerikho. Kota ini pun punya julukan, yaitu Kota Pohon Palem. Kota dengan sumber mata air yang melimpah. Di sebuah daerah yang penuh padang pasir, air dan pohon palem merupakan sumber daya alam yang penting. Kota ini mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan pokok penduduknya.

Menurut penelitian arkeologis, Yerikho merupakan kota tertua di dunia. Kota ini berdiri 11.600 tahun lalu, bandingkan kota Jakarta yang baru berusia yang baru berusia 1.823 tahun.

Kota ini merupakan gerbang memasuki negeri yang dijanjikan Tuhan. Memasuki dan mampu merebut kota ini menjadi kunci masa depan Israel. Itulah sebabnya, Yosus mengutus 2 orang bertugas memasuki kota itu. Mengintai kota Yerikho dan mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya, agar mereka bisa mempersiapkan sebaik mungkin strategi mengalahkannya.

Ternyata kedatangan dua pengintai telah diketahui pihak keamanan kota. Kehadiran mereka telah tercium. Ini bahaya. Sebab, tertangkap pasti diganjar dengan kematian.

Dua pengintai itu terancam keselamatannya. Dalam situasi genting dan diburu pihak keamanan kota Yerikho, tampilah seorang perempuan sundal bernama Rahab. Sundal menunjukkan bahwa Rahab bukan orang baik-baik secara moral di mata masyarakat. Perempuan yang bisa merebut suami dari pelukan istrinya. Dan mengais bayaran dari jasa memberikan tubuhnya.

Seorang pelacur merupakan status tercela dari dulu hingga saat ini. Cibiran dan cemoohan menjadi bagian rutinitas yang dihadapinya.

Tetapi, justru Rahab sang pelacur yang menyelamatkan dua pengintai Israel itu. Dia menyembunyikan mereka di bagian rumahnya. Tindakannya jelas beresiko. Begitu ketahuan Rahab bisa langsung ditangkap dan dibunuh, dengan dalih berpihak pada musuh. Dan itu dianggap pengkhianat bangsa sendiri.

Amat berbahaya tindakan yang ditempuh Rahab. Itu dilakukannya, sebab dia telah mendapat informasi bahwa Israel mempunyai Allah yang luar biasa. Allah yang bisa mengeringkan laut Teberau. Dan kehadiran Rombongan Israel sudah diketahui dan ditakuti.

Dengan berbekal kabar itu, Rahab yakin orang Israel bersama Allah kelak menaklukan “ Kota Pohon Palem” itu. ia berpesan agar nanti ketika Israel menguasai kota Yerikho, keluarganya mendapat perlindungan Israel. Maka, Rahab membantu penyelamatan dua pengintai Israel.

Saudaraku, keberhasilan dan pertolongan Israel ikut ditopang banyak pihak. Termasuk dari sosok yang tidak diduga. Seorang pelacur, ya, yang sering dilihat dengan penilaian buruk. Ternyata dipakai Tuhan berkontribusi buat keberhasilan Israel memasuki Yerikho.

Jadi, Tuhan bisa mendatangkan kebaikan bisa dari siapa saja. Bahkan bisa dari orang yang kurang baik secara moral di mata masyarakat. Dengan demikian, keberhasilan itu tidak lahir dari upaya sendiri. Tapi selalu ada bantuan dari pihak lain yang ikut berperan.

Saudaraku, Tuhan Yesus juga pernah menerima tindakan rasa kasih dari yang disebut “perempuan berdosa”. Orang Farisi resah melihat perempuan itu mencium kaki Tuhan Yesus lalu meminyaki dengan minyak wangi yang mahal harganya. Ungkapan kasih otentik. Tidak dibuat-buat. Juga tidak pura-pura.

Saudaraku, sebuah pelajaran buat kita agar jangan melihat seseorang dari tampak luarnya. Don’ t judge the book by the cover. Buruk di luar, indah di dalam. Jangan cepat-cepat menilai seseorang, karena ternyata orang yang kita nilai justru punya tindakan mulia.

Selain itu, ingatlah kita bisa sampai seperti sekarang ini, ternyata ada orang lain juga yang berperan dan membantu. Bisa jadi bahkan orang itu adalah orang yang sederhana. Tuhan tidak melupakan Rahab, hendaknya kita pun tidak melupakan orang yang diam-diam justru banyak membantu hidup kita.

Pengalaman pribadi setiap orang, pasti ada saja sumbangsih yang kita terima dari orang lain. Semoga kita selalu mengingat kebaikan orang lain tersebut atas kita, supaya kita juga bisa berbuat baik.

Kita berdoa, “Tuhan, Engkau bisa memakai siapa saja demi kebaikan dan keberhasilan. Semoga kami ingat atas orang-orang yang memberi budi baiknya kepada kami, seperti Engkau tidak melupakan Rahab.”

Kami berdoa untuk aktivitas kami. Semoga kami bisa berkontribusi bagi keberhasilan sesama kami. Bukan iri atau menghalangi. Sehingga kami menjadi berkat buat sesama.

Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin.