Tepat Merespon

Oleh Pdt. Supriatno

Bacaan: Lukas 10: 41-42

Selamat pagi, bapak-ibu, Opa-oma, mas-mbak. Selamat memasuki hari baru seluruh Saudaraku yang selalu dicintai Allah. Puji syukur, Allah tetap di samping kita memasuki hari Rabu ini. Kita patut memuji nama-Nya Yang Maha Baik.

Firman Tuhan hari ini, “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, (42) tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”

Lukas 10: 41-42

Saudaraku, tidak setiap orang mampu dengan tepat bertindak dalam situasi tertentu. Termasuk Marta, meski dengan cekatan bersibuk diri untuk memberikan yang terbaik buat Tuhan Yesus. Ternyata, tindakannya tidak sesuai keinginan dan harapan Tuhan Yesus. Sehingga komentar Tuhan Yesus atasnya bisa jadi memasgulkannya, sebab tidak berkesan dan bernada pujian. Malah, lebih menyayangkan bentuk tindakannya.

Ketidak tepatan merespon suatu keadaan tidak mudah. Saya atau Saudara juga bisa keliru menafsirkan keinginan Tuhan. Kita tahu, Yesus tengah dalam perjalanan bersama rombongan murid-Nya. Lalu, mereka mampir di rumah Marta dan Maria. Dalam situasi demikian, Marta menilai mereka tentu lelah, haus dan lapar.

Maka, dengan pro aktif, tanpa disuruh siapapun, Marta menyiapkan segala kebutuhan konsumsi pihak Yesus dan murid-murid-Nya. Dalam hal ini, makanan dan minuman. Itulah sebabnya, ia sibuk sekali dengan urusan dapur dan makan-minum. Akibatnya, Marta menghabiskan waktunya untuk itu. Sedangkan Maria, saudaranya, memilih mendengar berita kabar baik yang disampaikan Yesus.

Marta merasa sambutan terbaik atas kedatangan Yesus adalah dengan menyediakan makanan dan minuman. Sehingga di matanya, Maria bertindak kurang patut, membiarkan ia sibuk sendiri. Sedangkan ia sangat butuh bantuan saudaranya itu. Dalam suasana demikian, Yesus meluruskan, bahwa justru tindakan Marta yang tidak tepat.

Yesus datang ke rumah mereka bukan bertujuan mencari makan-minum. Memang makan-minum dibutuhkan guna melanjutkan perjalanan lebih segar lagi.

Yesus datang agar kedua bersaudara itu mendengar suara dan ajaran-Nya. Tuhan Yesus mampir agar mereka dikenyangkan oleh firman yang hidup dari sumber pertama. Jadi, tindakan Maria yang tepat. Duduk dan dengar. Dan belajar langsung dari Maha Guru kehidupan. Bukan merepotkan dengan urusan makan dan minum.

Saudaraku, pelajaran inilah yang perlu kita petik. Kita bertindak seolah-olah hendak menyenangkan Tuhan Yesus. Sibuk ke sana- kemari, bahkan dalam pelayanan. Sibuk mengatur dress code untuk paduan suara, atau kebaktian. Sayangnya, suara Tuhan Yesus sendiri tidak didengar.

Yang diinginkan Tuhan Yesus, kita duduk, mendengar dan membarui diri. Ada pertumbuhan rohani dan kematangan sikap yang kemudian lahir. Jangan sampai sudah berkeringat dengan dalih untuk Tuhan, padahal suara Tuhan Yesus terabaikan. Mari, sepanjang hari ini, dengarlah suara Tuhan. Dan biarkan diri kita dibaharuinya.

Kita berdoa, Tuhan ajarlah kami untuk duduk dan diam mendengar suara-Mu dan menanamkan suara-Mu dalam hati kami, suara-Mu menuntun dan membarui diri kami.

Hari ini, perkenankan kami untuk mencecap kasih-Mu yang menguatkan dan melegakan hati kami. Lindungi kami, Tuhan. Jauhkan kami dari ancaman bahaya dan kecelakaan di perjalanan, tempat kerja dan di mana kami tengah berada. Dalam nama Yesus, Tuhan kami, kabulkanlah doa kami. Amin.