Oleh Pdt. Supriatno
Bahan: Mazmur 139:7-8
Selamat pagi, Saudara-saudaraku yang baik. Mentari telah terbit di Timur. Cuitan burung telah terdengar. Kita bangun dan berdoa. Itulah penanda hari baru telah tiba. Marilah, saudara-saudaraku, kita mengarahkan rasa syukur dan terima kasih kita kepada Allah yang Maha Baik.
Firman Tuhan, “Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? (8) Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau.”
Mazmur 139:7-8
Saudaraku, di lingkungan gereja atau perkantoran kini lazim memasang kamera CCTV. Siapapun yang ada, masuk dan keluar di lingkungan yang memasang CCTV, maka pasti terpantau posisinya. Anda masuk dan kemudian keluar, serta melakukan kegiatan tertentu, CCTV dapat melihat aktivitas Anda. Sejauh berada dalam jangkauan kamera CCTV semua pasti terpantau alat itu. Anda tidak luput dari jangkauan pengawasannya. Lebih dari itu, CCTV pun mampu merekamnya. Sehingga jika kita masuk lingkungan gereja dua hari lalu, CCTV tetap menyimpan gambar dan gerak-gerik kita dua hari yang lalu tersebut.
Fungsi CCTV adalah keamanan. Tujuan pemasangannya untuk mengawasi orang yang berniat jahat bisa diketahui sosoknya. Selain itu, barang siapa berniat buruk, maka akan membatalkan niatnya, jika tahu ada CCTV terpasang. Dalam beberapa kasus kejahatan kriminal, pelakunya dapat ditangkap polisi. Sebab polisi bisa mengenali wajah dan sosok pelakunya dikarenakan melihat rekaman CCTV.
Pemazmur memberikan kesaksian bahwa Allah dalam wujud roh berada di mana-mana. Bila kita pergi ke langit, Allah ada di sana. Begitupun di tempat yang tidak dapat dikunjungi manusia, yakni di dunia orang mati, Allah pun hadir di sana. Jadi, keberadaan Allah tidak terpaku pada satu tempat. Allah tidak hanya ada di tempat-tempat ibadah, seperti gedung gereja saja. Ia mampu dan bebas berada di mana saja.
Saudaraku, jika demikian Allah itu bisa selalu memantau keberadaan kita. Ia tahu di mana posisi kita. Di kantor, di rumah, di tempat yang tidak sepantasnya kita harus ada di sana, Tuhan pun hadir di sana. Termasuk Tuhan berada di dalam diri kita.
Jadi, kita selalu dalam pengawasannya. Tidak ada istilah “Ia tidak tahu”. Ia Maha Tahu dan selalu tahu. Karena itu, niat atau keinginan baik atau jelek manusia pun Dia selalu tahu. Dengan demikian, hal itu mengerem kita jika mau coba-coba bertindak buruk. Kesadaran atas itu, mengurungkan niat berbuat kurang patut secara etika dan hukum. Kita sadar bahwa kita selalu di depan Allah. Dalam bahasa latin dikenal istilah Coram Deo ( di hadirat Allah).
Memang ada orang yang berani mencuri atau korupsi. Hal ini didorong, “toh, orang lain tidak tahu.” Dia lupa, Tuhan ada di hadapannya meski tidak memperlihatkan wujud-Nya. Tuhan itu lebih dari CCTV, Ia selalu tahu, malah Maha tahu.
Demikian juga, sebab Dia ada di mana-mana, Ia melindungi kita. Menjaga kita. Kita berada dalam pemantauan-Nya. Dan tidak dibiarkan sendiri. Kita seyogyanya tidak perlu khawatir atas realitas yang dihadapi karena Dia di depan kita. Dekat, bahkan amat dekat. Lalu, bagaimana walau Tuhan ada di mana-mana, ternyata ada orang beriman mengalami musibah juga?
Pertanyaan ini sulit dijawab. Ya, walau ada di mana-mana kenapa ada orang percaya mengalami pengalaman buruk? Misalnya, dia terkena virus Covud-19 juga. Di sini, kita berhadapan dengan pertanyaan tidak mudah. Kita bertemu dengan misteri rencana Tuhan yang sulit dijawab. Kita tahu tujuan rencana-Nya baru diketahui kemudian. Maksud Allah di balik sebuah peristiwa buruk diketahui lama setelah kejadian berlangsung. Dan, selalu ada maksud baik di dalamnya (blessing in disguise).
Saudaraku, kita bersyukur Allah selalu memantau dan mengawasi kita, laksana CCTV. Bahkan lebih daripada CCTV, sebab Ia memantau di tempat-tempat tersembunyi sekalipun. Sebab dengan itu, yakni Dia ada di hadapan kita. Anda dan saya tidak merasa sendiri. Dia selalu mendampingi kita senantiasa.
Kita berdoa, Tuhan, Engkau amat dekat dengan kami. Engkau memakai berbagai cara agar manusia mengenal-Mu. Ajar kami tetap setia.
Tuhan berkati hari ini, anak-anak dan cucu-cucu kami, serta orang-orang yang kami kasihi. Mereka yang menjalankan kegiatan masing-masing. Baik untuk yang berangkat kerja, sekolah, kuliah, maupun menunaikan tugas sehari-hari di rumah. Kiranya segala aktivitas kami menyenangkan Hati-Mu dan para orang tua dan sesama.
Iringi mereka yang sedang bergumul dalam ujian hidup, yang sakit dan lansia dengan pengasihan-Mu, Tuhan. Sehingga mereka sabar dan kuat di dalam Engkau di saat-saat kelemahan emosi dan tubuh.
Seluruh doa dan harapan kami, kami alaskan dalam nama Tuhan Yesus. Amin.