Berbagi Berkat

Oleh Pdt. Supriatno

Bahan: Kejadian 42:22

Seiring mata hari terbit di Timur, maka berlalulah malam. Hari baru telah datang. Begitu bangun, iman kita berbisik “Tuhan tidak berlalu. Dia tetap bersama di hari baru”. Puji Tuhan, bapak-ibu, oma-opa dan Saudaraku yang baik. Kiranya kita mengawali hari dengan menyapa-Nya dalam kekaguman dan rasa syukur.

Renungan pagi ini, “Lalu Ruben menjawab mereka: “Bukankah dahulu kukatakan kepadamu: Janganlah kamu berbuat dosa terhadap anak itu! Tetapi kamu tidak mendengarkan perkataanku. Sekarang darahnya dituntut dari pada kita.”

Kejadian 42:22

Saudaraku, peran dan posisi seseorang dalam hidup bisa berganti-ganti. suatu saat seorang berada di kursi empuk dan menentukan nasib banyak orang. Coba ikuti, dua puluh tahun kemudian, bisa jadi posisinya sudah betganti. Syukur, jika dipromosikan ke posisi lebih tinggi dan berkuasa. Namun, bukan tidak mungkin dia telah bergeser karena usia, dll.

Kisah hidup Yusuf, salah satu putra Yakub, penuh dengan kisah perjalanan manusia yang tidak terduga. Ambillah kita menyoroti hidup saudara-saudara Yusup. Bukankah, karena mereka cemburu dengan kelebihan Yusuf, lalu bertindak hal yang merugikan Yusuf, adik kandungnya sendiri. Mereka merasa kuat. Posisi mereka lebih senior dari Yusuf, sayangnya tindakan mereka mencelakakan adiknya sendiri. Figur kakak dan saudara tidak melindungi adiknya, malah menyingkirkannya.

Itu dulu. Saat mereka merasa kuat. Mereka mampu memperlakukan adiknya semena-mena. Seiring waktu berjalan, di negeri mereka terjadi kelaparan. Maka, mereka pergi ke Mesir. Mencari bantuan makanan guna mengatasi kelaparan yang melanda Israel.

Kini, di hadapan Yusuf, para kakaknya tidak tahu bahwa penguasa yang ada di depan mereka adalah Yusuf. Yusuf adik yang mereka celakakan hidupnya. Posisi mereka telah berubah. Mereka lemah, Yusuf menjadi orang kuat. Berkuasa menentukan masa depan saudaranya sendiri.

Begitulah hidup laksana roda. Dulu, kakak-kakak Yusuf berada di atas sedangkan Yusuf di bawah. Kini, posisi dan peran berganti. Yusuf di atas dan kakaknya di bawah. Yusuf sekarang yang amat menentukan nasib berikut masa depan saudara-saudaranya. Yusuf kuat, saudara-saudaranya lemah.

Menarik, Yusuf tidak memanfaatkan kekuatan dan kekuasaan, begitu juga posisinya di atas, buat balas dendam. Jika mau, betapa mudahnya. Ia punya kesempatan untuk melampiaskan kekerasan. Ternyata, Yusuf tidak menjadikannya pilihan. Ia tidak mau kehilangan saudara, meski apapun yang pernah mereka perbuat atas dirinya. Yusuf lebih meminta kejujuran mereka untuk menjawab di mana saudara bungsunya.

Saudaraku. Firman Tuhan yang menyatakan “ rancangan Tuhan adalah damai sejahtera bukan kecelakaan”, terlihat dalam perjalanan Yusuf. Bisa juga Anda pernah mengalaminya. Memang Yusuf harus menderita: berpisah dari orang tua dan saudara, difitnah dan didakwa melakukan tindakan asusila, bahkan mendekam di penjara. Semua itu dia alami dan lewati. Fakta kehidupan yang berat dan menyakitkan. Dan, ternyata Yusuf lebih fokus melihatnya dan merasakan itu sebagai hadirnya damai sejahtera dari rancangan Allah atas hidupnya.

Dan Yusuf tidak mau jika damai sejahtera itu tercoreng oleh tindakannya dengan bentuk membalas perbuatan jahat saudara-saudaranya. Yusuf menjaga posisinya dan perannya yang baru, agar memberi sumbangsih buat keluarga dan bangsanya. Ia tidak mau senang sendiri, sejahtera sendiri dan sukses cuma buat diri sendiri.

Sebuah cerita rakyat yang populer dari timur tengah, terdapat tokohnya bernama Sinbad seorang pelaut. Saat ia sudah kaya, ia berkata dengan nada melas, “apa artinya semua harta yang banyak yang telah kukumpulkan, karena aku tidak punya saudara”. Artinya, kesejahteraannya sia-sia. Karena dia tidak bisa berbagi atas kelimpahannya.

Saudaraku. Jangan lupakan saudara ketika posisi kita baik dan dilimpahi kesejahteraan. Kebahagiaan dan suka cita menjadi lengkap, saat saudara dan keluarga dirangkul untuk ikut mengecapnya. Jika tidak, apa artinya saudara dan keluarga buat kita?

Kita berdoa, “ Tuhan, ajarlah kami mengingat saudara-saudaraku, keluarga dan bangsaku, saat kami berada di tengan situasi dan kondisi yang baik. Biarlah, kami menempatkan saudara-saudara dan kekuarga kami berkesempatan merasakan berkat melalui apa yang telah kami miliki”.

Doa ini, kami bawa dalam nama Tuhan Yesus. Amin.