Oleh Weinata Sairin
Kita semua sebagai warga bangsa sepakat bahwa Pancasila harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, dalam berbagai aspek.
Ada sebuah contoh praktis bagaimana melaksanakan Pancasila dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang majemuk. Doa di level manapun di depan publik sebaiknya dimulai dgn kata-kata “saya berdoa sesuai dgn agama saya (misal: Islam atau Kristen atau Hindu), saudara-saudara yang hadir mohon berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing”.
Dengan cara itu maka kita,pemimpin Doa, menghargai setiap agama dan kepercayaan yang dianut warga bangsa, yang hadir dalam pertemuan itu. Spirit Pancasila adalah spirit yang mengapresiasi agama-agama dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bukan spirit yang menafikan/meniadakan dan atau tidak menghormati agama lain. Oleh karena itu tatkala kita berdoa di depan publik di level manapun (instansi pemerintah,swasta, DPR, MPR, DPD, di Pusat atau Daerah) ingatlah selalu bahwa publik yang kita hadapi tidak semua seagama dengan kita.
Doa yang dipimpin oleh Prof Nasaruddin Umar-Imam Besar Masjid Istiqlal, misalnya, pada acara Debat Capres yang lalu, sangat bagus sekali karena berada dalam spirit Pancasila. Beliau menyatakan akan memimpin doa secara agama Islam, dan saudara-saudara yang lain dipersilakan berdoa menurut agamanya masing-masing Doa para pejabat pemerintah pada hari-hari raya nasional sangat baik jika berpola seperti yang diteladankan dengan baik oleh Prof Nasaruddin Umar. Dengan cara itu kita telah mengimplementasikan Pancasila dengan konsisten.
Mari kita laksanakan Pancasila secara kontinyu dan konsisten dalam kehidupan praktis, dan tidak berhenti pada seremoni dan selebrasi!
Jika kita sendiri sebagai bangsa Indonesia tidak bangga kepada Pancasila, dan tidak konsisten melaksanakan Pancasila, apa kata dunia?
Jakarta, di semarak HUT ke-75 Proklamasi Kemerdekaan RI.