Oleh Pdt. Supriatno
Kejadian 33:4
Mentari di timur telah terbit, pertanda pagi baru telah tiba. Selamat pagi, Saudara-saudaraku yang baik. Puji Tuhan, Saudara dan saya serta keluarga kita diberi istirahat malam. Dan tubuh kita lebih segar.
Ayat Alkitab hari ini, ”Tetapi Esau berlari mendapatkan dia, didekapnya dia, dipeluk lehernya dan diciumnya dia, lalu bertangis-tangisanlah mereka.”
Kejadian 33:4
“Saya kaget, bahagia, dan syok saat melihat, kok, wajahnya mirip banget,” itulah ungkapan Trena. Setelah 20 tahun berpisah dengan saudara kembarnya, akhirnya momen bertemu kembali terjadi. Suasana emosi bercampur aduk dalam diri gadis kembar yang harus hidup terpisah satu sama lain dengan saudara kembar yang dikasihinya.
Kurun waktu 20 tahun, Yakub hidup terpisah dari saudaranya, Esau. Rentang waktu yang sama dialami gadis Indonesia bernama Trena itu. Tentu, rasa rindu harus disimpan dalam hati. Dan, kita tahu apa penyebab perpisahan Yakub dengan Esau. Yakni gara-gara semangkuk kacang merah. Esau kurang menghargai tradisi hal kesulungan (birthright), sehingga dengan entengnya dan tanpa rasa beban ditukar dengan semangkuk kacang merah.
Baru, setelah dia sadar betapa berharganya hak kesulungan, ia merasa dipermainkan Yakub, adiknya. Belakangan dia tahu, hak kesulungan itu menyimpan keistimewaan bagi penerimanya. Salah satu contoh, dalam hal penerimaan warisan. Sang pemilik hak kesulungan mendapat warisan lebih luas.
Sadar atas kebodohannya, ia mengancam nyawa Yakub. Akhirnya, demi keselamatan dirinya, hal itu menyebabkan Yakub mengungsi di rumah Laban. Sejak itu, karena takutnya yang kuat membuat melarikan diri. Dan itu artinya, kakak dan adik musti berpisah.
Saudaraku, kerinduan sering melampaui rasa takut, termasuk Yakub. Ia mengirimkan kabar mengajak rujuk lagi. Tidak hanya ingin merekatkan kembali hubungan harmonis dengan kakaknya, Esau. Yakub pun menyiapkan berbagai hadiah yang amat berlimpah. Lebih dari itu, saat perjumpaan secara tatap muka (face to face). Yakub dengan amat rendah hati menunjukkan sikap tunduk dan permohonan maafnya ia sujud di kaki Esau 7 kali. Tanda ia mengambil sikap tunduk kepada kakaknya itu, dan siap menerima sangsi apapun yang akan dijatuhkan.
Saudara, cuma makanan semangkuk, kakak-adik berpisah sekian lama. Rasa nikmat kuliner sesaat, harus dibayar dengan konflik panjang yang merusak keharmonisan. Setelah melewati perjalanan hidup penuh ketakutan. Sadarlah Yakub bahwa betapa berharganya relasi keluarga. Untuk itu, ia siap menanggung hal yang terburuk dan suka rela mempersembahkan harta benda yang tidak sedikit.
Di sinilah kita hendak belajar, jangan memperdayai saudara sendiri atau orang lain. Karena akibat berikutnya, penuh resiko. Nilai-nilai terbaik dan waktu terbaik hilang sia-sia. Naluri keserakahan tanpa kontrol membawa akibat jauh. Nilai persaudaraan tercabik-cabik sekian lama. Bersyukur, kedua orang itu mempunyai cadangan kearifan masing-masing. Yakub yang bersedia merendahkan diri. Tidak merasa gengsi mengawali meminta maaf atas tindakannya. Sedangkan Esau tampak bijaksana dengan menerima adiknya yang hilang dengan tangan dan hati terbuka. Tanpa mengajukan syarat apa-apa.
Saudaraku, betapa mengharukan perjumpaan dua orang bersaudara yang selama ini hidup terpisah jauh. Momen perjumpaan itu diwarnai pelukan dan tangisan. Penuh keharuan. Satu-persatu diperkenalkan sanak saudara yang baru pertama kali dijumpai.
Betapa persaudaraan itu amat berharga dan mahal. Mari, kita jaga dan lestarikan. Sikap bijaksana itu mendekatkan. Sedangkan kesombongan itu menjauhkan. Hindarkan sikap yang bisa merusak nilai persaudaraan. Mahal tapi sangat berarti.
Kita berdoa, Tuhan hindarkan kami menguatamakan kepentingan sendiri, sehingga merusak ikatan persaudaraan. Ajarlah kami mengedepankan mana yang utama untuk dijaga dan dikembangkan.
Kami berdoa Buat para bayi, anak-anak dan remaja. Di tengah situasi pandemi lindungi mereka, ya Tuhan. Demikian juga para orang dewasa dan lansia. Genggamlah oleh Tangan-Mu yang penuh kuasa.
Seluruh doa ini, kami mohonkan dalam nama Yesus Kristus. Amin.