Oleh Pdt. Supriatno
Bahan: Markus 14:9
Selamat pagi, bapak-ibu, opa-oma dan seluruh Saudaraku yang baik. Hari baru telah tiba. Dan firman Tuhan menyatakan bahwa kasih Tuhan selalu baru setiap pagi. Berarti saat sekarang kita memasuki pagi baru, kita pun mengecap kasih yang baru itu. Puji Tuhan.
Firman Tuhan menyatakan, ”Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia.”
Markus 14:9
Saudaraku, bila kita diminta mengingat seseorang, pasti segera yang terbayang selain sosok fisiknya namun juga perangai dan tindakannya. Taruhlah sebagai contoh, kita semua membayangkan sosok Jokowi, presiden kita. Segera imajinasi kita memunculkan sebuah sosok ramping, rambut lurus, dan senang memakai kemeja putih dan sepatu skets. Itu sosok fisiknya. Pada saat bersamaan, kita membayangkan nama ini senang meladeni rakyat yang ingin berselfi. Selain itu, muncul pula bayangan kepribadiannya yang suka bekerja keras, tidak menyerang pribadi musuh politiknya, dan menjalani hidup pribadi dan keluarga secara sederhana.
Itulah, yang namanya mengingat seseorang. Sosok fisik dan kepribadian akan muncul di kepala kita. Sekarang, Anda dan saya ingin diingat atau kelak ingin dikenang seperti apa dalam memori orang lain? Anak-anak kita akan menyimpan bayangan apa dalam pikirannya jika Anda sebagai ibu atau ayahnya. Atau orang lain akan mengingat Anda seperti apa sebagai karyawan, sebagai warga jemaat, sebagai anggota masyarakat, sebagai sahabat, dsb.
Tentu, sangat ditentukan oleh apa telah yang kita lakukan. Perbuatan kita itulah yang kelak terekam dalam kepala atau memori di kepala anak-anak kita, tetangga kita, dan saudara-saudara kita atsu teman-temab kita. Jika kita suka rewel, pasti yang ada dalam benak orang lain, tingkah kerewelan kita. Bila sebagai anggota majelis, kita adalah seorang yang setia dalam ibadah dan tugas pelayanan. Itu juga yang muncul dalam benak orang lain.
Saudaraku, sungguh luar biasa tindakan seorang perempuan kepada Tuhan Yesus dalam firman pagi ini. Perempuan ini membasuh kaki Yesus, bukan dengan air biasa seperti lazimnya. Melainkan minyak narwastu murni yang mahal dipakai perempuan itu untuk membersihkan kaki Yesus.
Buat salah seorang murid Yesus, memunculkan komentar bahwa tindakan itu berlebihan. Tidak efisien. Di matanya cuma menghambur-hamburkan dana saja. Sebab, nilai ekonomis minyak itu bisa berharga jutaan rupiah jika dihitung dengan rupiah saat ini. Boros, karena hanya dipakai membasuh satu kali saja, dan setelah itu kaki Yesus akan kotor dan berdebu lagi. Karena itu, sang murid yang bernama Yudas itu berkeberatan bahkan gusar. Bukankah lebih baik dipakai untuk menyantuni orang miskin.
Lain dalam pandangan Yudas, lain pula penilaian di mata Tuhan Yesus. Di mata Tuhan Yesus, perbuatan demikian bukan kategori pemborosan. Itu ungkapan cinta kasih. Cinta kasih itu tidak hitungan. Perempuan itu mau menempatkan Tuhan Yesus sosok istimewa di hatinya. Maka harta yang paling istimewa pula yang harus diberikannya buat Yesus. Rasa cinta kasihnya yang menjadi motif utama, mengapa perempuan itu mau menghabiskan biaya yang mahal demi membasuh kaki Yesus. Sekali lagi bukan pemborosan. Besarnya nilai ekonomi mencerminkan betapa besar cinta kasihnya atas Tuhan Yesus.
Saudara pasti tahu, ada bangunan yang bernama Taj Mahal di India. Bangunan yang terbuat dari marmer dengan ukuran bangunan besar sekali. Bangunan yang indah dan menakjubkan. Tamu-tamu kenegaraan pemerintah India dan selebritis dunia berusaha menyempatkan mengunjungi bangunan megah nan indah itu.
Dibangun oleh seorang kaisar bernama Shah Jahan. Ia membangunnya sebagai tanda kasih kepada istri favoritnya, Mumtaz Mahal. Boros? Berlebihan? Bisa saja ada yang berkomentar boros dan berlebihan. Tapi, di mata sang kaisar itukah tanda nyata dan ungkapan cinta buat istrinya. Di mata kaisar Shah Jahan kemegahan Taj Mahal sangat setimpal dengan rasa cintanya buat istrinya.
Saudaraku, perempuan yang membasuh kaki Yesus dengan minyak narwastu mahal itu akan selalu diingat, dikenang dan dijadikan contoh. Bahwa kekuatan cinta akan memampukan seseorang memberi kepada pihak yang dianggap istimewa sebuah perbuatan istimewa pula. Perempuan itu akan abadi diingat dan dikenang selama firman Tuhan diberitakan. Ingatan dan kenangan atas tindakannya yang mengagumkan buat Tuhan Yesus.
Kini. Sebagai anak, apa yang akan diingat orang tua atas diri Anda? Sebagai mbah, apa yang akan diingat para cucu atas Anda? Sebagai ayah atau ibu, gambaran seperti apa yang akan dilihat anak kita? Sebagai pelayan Tuhan, apa yang akan diingat warga jemaat atas kita?
Saya berharap, kita akan diingat dan dikenang dengan gambaran indah dan manis. Sebagai anak, kita diingat sebagai sosok yang perduli dan hormat kepada orang tua. Sebagai ibu, diingat selaku figur yang suka memberi pelukan hangat buat anak-anak yang tengah limbung oleh masalah. Sebagai pelayan, kita dikenang selaku sosok yang diingat dengan suara ramah dan tanggap atas kebutuhan Jemaat dan masyarakat. Pendeknya, bayangan manis dan indah tentang kita ada dalam benak orang lain.
Kita berdoa, “ Tuhan, biarlah dengan ucapan dan perbuatan kami, Engkau dan sesama kami mempunyai ingatan yang indah atas kami.”
Kami pun berdoa agar aktivitas kami di hari Kamis ini berkenan di hadapan-Mu dan sesama kami. Sekaligus memberi manfaat positif bagi diri kami sendiri, keluarga kami, jemaat kami dan kehidupan sosial kami. Semoga saat belajar di rumah, tempat kerja dan urusan2 lain, Tuhan memberikan kami perlindungan dan keselamatan. Demi Kristus, kami berdoa. Amin.