Hadir Dan Berkontribusi

Oleh Pdt. Supriatno

Bahan: Daniel 2:3

Selamat pagi, seluruh Saudaraku yang baik. Kita bersyukur dan berterima kasih pada Allah, jantung kita masih berdetak, paru- paru kita masih bernafas, indra kita masih bekerja dan organ tubuh yang lain tetap berfungsi. Itu tanda nyata, kita masih dipercaya Allah melanjutkan kehidupan.

Firman Tuhan kita hari ini, Kata raja kepada mereka: “Aku bermimpi, dan hatiku gelisah, karena ingin mengetahui mimpi itu.”

Daniel 2:3

Saudaraku, mimpi apa semalam? Mimpi indah atau buruk? Bagaimanapun, setiap orang pasti saat tidur suka mengalami mimpi. Tidak mungkin ada orang yang tidak pernah bermimpi. Apa itu mimpi sebenarnya? Ada yang bilang mimpi itu bunga tidur. Artinya sesuatu yang membuat tidur menyenangkan. Lebih ilmiah menyatakan, mimpi itu proyeksi dari realitas yang ada di alam bawah sadar kita. Ketika kita terjaga dia tidak muncul. Saat tidur, saat itulah realitas itu keluar lewat mimpi kita.

Dalam Alkitab mimpi itu tidak semata-mata bunga tidur. Ingat Yusuf yang menerjemahkan mimpi Firaun? Kini, Daniel, yang diminta raja Nebukadnezar menerjemahkan mimpinya. Bagi mereka mimpi mengandung pesan bahwa akan terjadi sesuatu dalam dunia nyata. Mengetahui pesan mimpi akan memampukan mereka menyikapi realitas secara tepat. Sebaliknya, jika mimpi itu tidak terpecahkan isi pesannya. Maka, pihak yang bermimpi tidak bisa menyikapi kenyataan yang akan muncul.

Jika mimpi Firaun tidak bisa dipecahkan isi pesannya oleh Yusuf. Pastilah, mereka tidak tahu bahwa negeri Mesir akan mengalami 7 tahun masa kemakmuran dan kemudian berganti 7 tahun masa paceklik panjang. Tanpa mengetahui pesan mimpi itu, niscaya ketika makmur orang Mesir akan berfoya-foya. Menghabiskannya tanpa perhitungan. Mereka tidak tahu bahwa kemudian terjadi paceklik hebat. Dan saat masa paceklik tiba pasti mereka akan tidak siap. Akibatnya mereka bisa mengalami kelaparan besar dan bukan mustahil banyak rakyat yang mati. Karena kemampuan memecahkan mimpi itulah, Yusuf dianggap sangat berjasa. Membantu raja mampu menyikapi kejadian secara tepat.

Saudaraku, raja Nebukadnezar gelisah. Tidak ada satu pun orang bijaksana yang mampu memecahkan mimpi. Mereka kesulitan mengartikan mimpi rajanya. Tanpa mengetahui pesan mimpi, raja merasa buta dan tidak siap jika ada kejadian penting yang harus dihadapi. Pemecahan isi mimpi menjadi kunci raja bisa menyikapi kejadian yang muncul.

Hal tersebut menimbulkan kegelisahan hati raja Nebukadnezar. Saking gelisahnya, raja memberi ultimatum. Barang siapa tidak ada orang menguak isi pesan mimpinya, semua orang bijaksana akan dibunuh. Seolah-olah mereka sudah tidak berguna.

Di tengah kegelisahan dan kepanikan itulah tampil Daniel. Ia mampu secara detail menerjemahkan arti mimpi raja. Isi singkatnya, bahwa ada kerajaan-kerajaan di sekitar Babel yang meskipun tidak sebesar kekuasaan dan sekaya Nebukadnezar akan muncul. Kerajaan-kerajaan itu kelak merongrong keberadaannya. Mereka ancaman laten atau tersembunyi atas kekuatan raja Babel. Jadi, raja harus mewaspadai ancaman itu.

Saudaraku, karena pertolongan Tuhan, maka Daniel memecahkan mimpi raja. Raja merasa tenang. Selanjutnya karena merasa senang, raja memberikan posisi jabatan lebih baik dan lebih besar. Tidak hanya buat Daniel, tapi juga buat Sadrach, Mesakh dan Abednego (SMA).

Di sini kita belajar, kita selaku orang yang beriman yang mempunyai kelebihan atau talenta dari Tuhan amat dibutuhkan bagi bangsa di mana kita hidup. Nebukadnezar tahu, Daniel menyembah Allah Istael. Tapi, karena bisa menyumbangkan talentanya, Daniel akhirnya mendapat tempat terhormat. Saudaraku, apapun talenta kita. Sebesar apapun potensi kita. Tidak akan percuma jika bisa bermanfaat bagi masyarakat. Dan bukan mustahil, karena sumbangsih talenta dan potensi itu, kita pun mendapat respek dari masyarakat. Terlebih di saat-saat bangsa sedang membutuhkan peranan kita.

Kini. Bangsa kita tengah berjuang melawan covid-19, yang tak kunjung selesai. Seorang murid dalam bahasa Inggris disciple. Sedangkan kepatuhan kita menyebutnya disiplin. Konon, itu juga berasal dari kata yang sama disciple. Mari kita wujudkan disiplin kita sebagai murid Tuhan, agar kita berperan memutus rantai persebaran virus jahat itu. Tuhan menguatkan kita.

Kita berdoa, “Tuhan, kiranya kami tidak mengasingkan diri hidup di tengah masyarakat. Tetapi bisa hadir dan berkontribusi bagi kebaikan masyarakat dan bangsa kami.”

Tuhan, mampukan kami beserta orang-orang yang kami cintai, menjalani hari baru bersama kasih-Mu. Lindungilah seisi rumah kami dan berkati aktivitas kami. Kiranya langkah kami senantiasa dalam lindungan-Mu. Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin.