oleh Pdt. Supriatno
Bahan: Hakim-hakim 1:2-3
Selamat pagi, ibu-bapak, mbak-mas, oma-opa dan Saudara-saudaraku yang baik. Semoga pagi ini, kita menghirup udara hari baru seraya mengucap syukur kepada Allah. Sebab, karena Dia-lah, kita dan keluarga kita masih diberi umur kehidupan.
Firman Tuhan hari ini, “Firman TUHAN: “Suku Yehudalah yang harus maju; sesungguhnya telah Kuserahkan negeri itu ke dalam tangannya.” (3) Lalu berkatalah Yehuda kepada Simeon, saudaranya itu: “Majulah bersama-sama dengan aku ke bagian yang telah diundikan kepadaku dan baiklah kita berperang melawan orang Kanaan, maka akupun akan maju bersama-sama dengan engkau ke bagian yang telah diundikan kepadamu.” Lalu Simeon maju bersama-sama dengan dia.”
Hakim-hakim 1:2-3
Saudaraku, pepatah kita mengatakan “ berat sama dipikul, ringan sama dijinjing”. Artinya, dalam menghadapi pekerjaan berat akan terasa ringan dikerjakan bersama. Kebersamaan itu merekatkan dua kekuatan menjadi satu, sehingga kesulitan pun bisa teratasi.
Bangsaan Kanaan dibanding Yehuda bagaikan langit dan bumi. Kanaan jauh lebih maju, kuat dan hebat ketimbang Yehuda. Yehuda bagaikan kekuatan tidak ada apa-apanya di mata bangsa Kanaan. Wajar Kanaan itu sebuah bangsa, sedangkan Yehuda itu suku.
Meski perbandingan akan mengunggulkan Kanaan serba lebih daripada Yehuda. Garis tangan Yehuda memperlihatkan Yehuda akan mengalahkan Kanaan. Itu bukan ramalan kosong, melainkan firman Tuhan. Menurut kalkulasi atau hitung-hitungan jelas itu mustahil. Kekuatan mereka tidak berimbang. Dan Yehuda pasti bukan pihak yang diunggulkan.
Saudaraku, satu sisi Yehuda harus percaya pada pesan firman Tuhan. Di tangan-Nya-lah kemenangan akan terjadi. Tapi, secara realistis, jika berhadapan sendiri, Yehuda pasti kalah telak. Lalu, bagaimana Yehuda bisa mengalami pesan firman Tuhan itu bukan isapan jempol belaka?
Yehuda menggunakan cara melihat potensi bukan hanya yang ada pada diri sendiri saja. Melainkan juga ia melirik potensi Simeon. Kekuatan Simeon dan orang-orangnya dimanfaatkan. Sehingga keduanya menjadi kekuatan baru yang kemudian mampu merealisasi apa yang dikatakan firman Tuhan.
Saudaraku, tindakan Yehuda itu, sekarang sering disebut sinergi. Dua kekuatan dipadukan. Lalu, lahirlah kekuatan baru. Kekuatan yang tidak akan dimiliki jika tanpa perpaduan. Ikan hiu dan ikan teri jelas beda kelas. Siapapun tahu, tidak ada artinya ikan teri dibanding ikan hiu. Tapi, jangan remehkan ikan teri. Ikan teri bisa mengalahkan ikan hiu, manakala ikan teri itu berjumlah ratusan ribu lalu menyatukan diri. Sekuat dan seganas apapun ikan hiu, ikan hiu itu akan melarikan diri dari serbuan ratusan ribu ikan teri yang kecil-kecil namun saling menyatu. Seumpama itulah, Yehuda dan Simeon digabungkan. Keduanya menjadi satu kekuatan hebat.
Saudaraku, Pikiran cerdas Yehuda patut dicontoh. Bersinergi kini juga dibutuhkan. Dengan sinergi kekuatan orang lain menjadi milik kita. Kekuatan kita menjadi milik orang lain. Hidup di tengah keluarga, gereja, kantor pasti ada kesulitan. Mungkin kesulitan yang berat sulit diatasi oleh sendirian. Namun, tidak ada kesulitan tanpa teratasi jika kita menghadapinya dengan sinergi.
Bagian lain Alkitab menggambarkan tentang gereja. Gereja dikiaskan satu tubuh banyak anggota (lih. 1 Kor 12:22-31). Di sana ada yang jadi tangan, telinga, kaki, hidung, dsb. Maka terkandung makna ada beragam potensi. Jelas, setiap anggota membutuhkan satu sama lain. Di meja makan tersedia makanan, tidak cukup asal punya mulut. Tentu perlu gigi, lidah, dan anggota tubuh lain. Tiap-tiap anggota tubuh ini menjadi satu kesatuan karena bersinergi.
Jadi, kita tidak bisa hidup sendiri. Dan mustahil berhasil cuma karena diri sendiri. Pasti karena kehadiran yang lain dan bersinergi dengan yang lain. Karena itu, kita butuh kehadiran yang lain. Sekaligus, orang lain pun membutuhkan kita.
Di sinilah, satu sisi kita harus rendah hati. Tanpa topangan dan kerja sama dengan pihak lain, kita tidak bisa maju, mustahil berkembang. Pada sisi lain, kita harus punya modal. Apakah ilmu, ketrampilan, pengalaman serta lainnya. Sehingga orang lain pun membutuhkan kita. Kita ditempatkan mitra berharga meraih kemajuan dan perkembangan bersama.
Saudaraku, ini pelajaran berharga. Dengan sinergi kita punya kekuatan lebih besar dan lebih hebat. Semoga, pelayanan kita menjadi optimal. Karena kita membangun sinergi yang kokoh di antara pimpinan Jemaat. Demikian pula di kantor, di gereja, di masyarakat, dan bangsa. Kekompakan kita menjadi makin kuat. Ketika dihadirkan sinergi satu sama lain.
Kita berdoa, “ Tuhan, kiranya saat kami melangkah menjalani hidup ini, selalu bersama-Mu. Dan kami memadukan kekuatan dengan yang lain agar makin menjadi berkat lebih besar.
“Tuhan, kami percaya Engkau melengkapi kebutuhan hidup kami. Engkau mendatangkan sejahtera dan hidup tenang serta damai. Jika hadir kesulitan dan ujian Engkau karuniakan ketahanan iman dan kesabaran.
Kami membawa dalam doa, kehidupan hari ini dan masa depan buat kaum muda. Tuhan kiranya memberi hari-hari berharga. Tuhan mengaruniakan kepada mereka tubuh sehat, kesetiaan dalam iman dan hidup penuh tanggung jawab serta mempersiapkan masa depan dengan baik. Berkati juga orang tua mereka dengan kebahagiaan.
Inilah, doa kami Tuhan. Dengarlah dan kabulkanlah. Amin.