Konsisten Dalam Pelayanan

Oleh Pdt. Supriatno

Bacaan: 2 Korintus 11:23

Selamat pagi, bapak-ibu, mas-mbak, eyang kung-eyang putri dan Saudaraku yang baik. Puji syukur dan terima kasih kepada Allah, pagi yang baru kita masuki. Semoga tidur dan istirahat malam menyegarkan kita.

Firman Tuhan untuk direnungkan, “Apakah mereka pelayan Kristus? aku berkata seperti orang gila aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut.

2 Korintus 11:23

Saudaraku, sudah berkerja optimal, tulus dan tekun ternyata masih ada orang yang meragukan keberadaannya. Tentu ini mengesalkan. Seolah-olah semua yang telah dilakukan dengan amat baik, belum cukup meyakinkan. Pengalaman seperti ini kurang menyenangkan. Demikianlah, pengalaman rasul Paulus. Sudah setia masih dicerca, padahal seluruh hidupnya dipersembahkan buat Tuhan Yesus.

Niat baik dan sudah disertai tindakan baik, tidak bisa membungkam orang yang nyinyir. Kenyinyiran ini mau tidak mau musti dihadapi rasul Paulus. Saudaraku, apa yang kurang dari rasul Paulus? Demi Kristus dan pemberitaan-Nya, rasul Paulus sudah berbuat total. Seluruh hidupnya untuk Kristus.

Meminjam istilah bahasa Arab, hidupnya sudah diwakafkan buat Yesus Kristus. Untuk itu, ia menanggung konsekuensi. Terutama pengalaman pahit. Difitnah, dipukuli, jadi narapidana, padahal tidak ditemukan kesalahan sama sekali.

Tapi, bukan rasa kagum dan sanjungan yang diterima rasul Paulus. Malah, ada bagian dari Jemaat di Korintus meragukan bahwa rasul Paulus adalah Pelayan Kristus. Sungguh buta dan tuli orang yang mengecamnya. Tidak cukupkah pengalaman pahit getir yang telah dialami rasul Paulus? Tidak cukupkah berbagai hasil jerih lelah berupa Jemaat2 yang bangun dan rawati. Bukti apa lagi yang kurang?

Sepatutnya mereka mendukung secara moral dan finansial pekerjaan rasul Paulus. Justru mereka malah mengkritik pedas. Para pengritik ini menggugat status kerasulan dan praktek pelayanan rasul Paulus.

Saudaraku, dari petikan firman Tuhan di atas, mengajar kita berbuat baik dan benar tidak semua orang menghargai. Ada orang yang punya mata tidak melihat, punya telinga tidak mendengar.Padahal kurang apa lagi dengan apa yang telah rasul Paulus lakukan.

Kita sendiri pasti jengkel bila punya pengalaman demikian. Sudah bekerja maksimal tapi pengakuan minimal. Banyak orang yang bilang presiden kita baik dan hebat. Merakyat. Jujur. Sederhana. Semua orang dengan latar belakang agama apapun mendapat kesempatan berkembang. Tapi, lihat, tidak sedikit orang yang terus-menerus mengkritiknya. Seolah-olah buta dan tuli atas realitas. Buat orang demikian, berbuat baik apa saja selalu dinilai salah.

Saya yakin, Anda pun pernah disalahkan dan dikecilkan padahal Anda sudah melakukan sesuatu dengan niat dan tindakan sebaikmungkin. Eh, masih disalahkan juga. Tidak sedikit, dari kita yang menghadapi pengalaman demikian, akhirnya kehilangan kesabaran. Jengkel.

bercermin pada rasul Paulus, ia tidak berhenti melayani. Tidak menghentikan pengabdiannya. Karena menurut rasul Paulus, semua yang dilakukan buat Tuhan bukan buat manusia.

Betul. Rasul Paulus menjawab pengkritiknya dengan tegas. Firman Tuhan di atas memperlihatkan jawaban rasul Paulus atas pengecamnya terasa keras. Kita bisa mengerti gejolak emosi di dalam dirinya. Meskipun demikian, rasul Paulus tetap setia melayani. Hal itu, baginya tidak boleh menghentikan pengabdian hidupnya bagi Injil Kristus. Saudaraku, orang berjiwa besar bukan tipe orang yang cepat merajuk. Bukan cepat pundungan. Dia konsisten di jalan pelayanan. Itulah, kita melihat keteladanan pada sosok rasul Paulus.

Saudaraku, pengalaman yang dialami rasul Paulus tentu kurang menyamankan hati. Banyak orang yang berhenti dari pelayanan, bahkan keluar dari persekutuan, gara-gara dikecam. Tidak tahan kritik.

Kita musti mengakui kecaman dan kritikan yang kebablasan membuat luka hati. Sekaligus menimbulkan gejolak emosi.

Kita tahu bahwa pengabdian untuk kebenaran pasti luar biasa. Tuhan menyediakan apresiasi yang indah buat yang melakukannya. Sedangkan upah dari manusia untuk perbuatan baik, tidak selalu baik. Kita bisa diragukan kesungguhan pelayanan kita. Kita bisa dikritik pedas. Difitnah. Bahkan rasul Paulus yang nyaris mati untuk pelayanan saja masih diragukan statusnya.

Meski itu semua tidak menyenangkan, tidak boleh menghentikan langkah kita berbuat baik. Jalan terus. Tidak boleh hal benar dikalahkan komentar nyinyir dan kritik yang menyakitkan. Apalagi kita ingat setiap kebaikan yang kita lakukan adalah persembahan bagi kemuliaan Tuhan.

Kita berdoa, “Tuhan, kiranya kami hidup tetap di jalan kebenaran dan kebaikan. Meski tidak semua orang mengapresiasinya. Kiranya kami teguh pendirian dan kokoh atas apa yang benar di hadapan-Mu”.

Anugerahkan hari ini kesehatan, kesejahteraan dan suka cita dalam kehidupan kami. Supaya kami bisa mengisi hari dengan suasana yang terbaik. Dalam Kristus, kami berdoa. Amin.