Oleh Pdt. Supriatno
Bahan: Ibrani 13:2
Selamat pagi, Saudara-saudaraku yang baik. Tuhan itu baik, Ia telah menemani kita melalui malam dan kita beserta orang kita cintai menikmati istirahat dengan selamat. Puji Tuhan.
Firman Tuhan yang kita jadikan landasan refleksi, ”Jangan kamu lupa memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat.”
Ibrani 13:2
Saudaraku, salah satu bentuk sapaan baru yang diciptakan dalam kehidupan orang-orang kristen awal adalah Saudara. Saudara bukan hanya diikat oleh kesamaan silsilah keluarga. Melainkan istilah dan sapaan itu dipakai juga untuk orang-orang yang punya kesamaan iman. Lihatlah, di kitab suci di Surat-surat Pastoral yang dibuat rasul Paulus. Ia menyapa orang kristen di Korintus, Efesus, Filipi sebagai Saudara. Hingga kini, hal tersebut tertanam kuat pada diri kita. Manakala, kita berjumpa seseorang memakai kalung salib di angkot, sekolah, di mall, berpapasan di jalan, atau di manapun, hati kecil kita mengatakan itu Saudaraku.
Sapaan itu indah. Hanya akan menjadi lebih indah dan lengkap lagi, ketika ada aksi nyata yang dilakukan sebagai bukti bahwa mereka Saudara. Dalam surat Ibrani ini sederet nasihat agar pembacanya memelihara persaudaraan. Kita lihat agar mereka mengingat atau memberi perhatian atas mereka yang tengah mengalami hukuman dan diperlakukan sewenang-wenang. Dan meminta agar mereka memberi tumpangan.,
Memberi tumpangan berarti bersikap ramah dan bersedia membuka pintu buat mereka yang sedang dalam perjalanan. Jaman itu, tidak ada penginapan dan hotel seperti sekarang. Buat orang yang sedang melakukan perjalanan, tumpuan harapannya adalah ada pemilik rumah yang mau memberinya tempat istirahat malam. Syukur-syukur, mereka juga mau berbagi makanan. Sehingga mereka bisa melanjutkan perjalanan lebih segar.
Saudaraku, sambil mendorong pembaca surat Ibrani mau memberi tumpangan kepada orang yang dalam perjalanan. Diingatkan pula, bahwa para malaikat suka menguji kepekaan cinta kasih mereka, malaikat-malaikat itu menyamar menjadi orang yang sedang melakukan perjalanan. Sehingga bila mereka menutup mata dan tidak perduli atas orang yang butuh tumpangan. Mereka menutup mata kepada malaikat yang mendatangi rumah mereka.
Hal tersebut tentu patut disayangkan mereka sedang kehilangan momentum peristiwa ilahi. Padahal, bertemu dan memberi tumpangan kepada malaikat sungguh-sungguh peristiwa langka dalam hidup seseorang.
Saudaraku, spirit kepedulian itulah yang kita bisa rekam dari nasihat ini. Yakni keperdulian akan memperkokoh persaudaraan. Dalam kaitan ini, kita sadar ada sikap yang justru bertentangan dengan spirit ini, yaitu kemasa bodohan atas diri orang lain. Ada ungkapan yang sering diutarakan, “emangnya gue pikirin (EGP).” Ini bentuk ego orang modern. Yang dipikir diri sendiri bukan orang lain. Kita harus mampu melawan dan menolak sikap egoistik.
Hal lain, dalam membangun persaudaraan maka sosok yang paling dekat, itulah yang juga perlu perhatian kita. Dalam hal ini bisa sesama anggota gereja, teman sesama hobby hal tertentu, bahkan tetangga-tetangga kita. Merekalah yang patut menjadi sosok disemainya semangat persaudaraan.
Secara khusus, bangunlah persaudaraan dengan tetangga kita. Secara praktis, jika tiba-tiba ada hal mendesak dan emergency dalam keluarga kita, siapa lagi yang bisa mengulurkan perhatian? Tentu, tetangga sebelah. Jika kita membangun persaudaraan yang mesra dengan tetangga kita, saat kita ke luar kota, siapa yang menjaga rumah kita secara informal? Tentu, tetangga sebelah. Karena itu, selain Saudara seiman, kita pun mengarahkan semangat persaudaraan tumbuh bersama tetangga-tetangga kita. Malah ada pepatah yang mengatakan, “tetangga yang baik nilainya jauh lebih indah dari saudara sekandung yang jauh”.
Kita berdoa, Tuhan, tumbuhkanlah jiwa persaudaraan daripada perseteruan atau konflik dengan Saudara seiman maupun sesama kami yang berbeda agama.
Bagi mereka yang sakit dan memerlukan-Mu. Kiranya berkenan Engkau berada di samping mereka. Kami memohon Tuhan memberikan kesembuhan dan pemulihan.
Hari ini, perkenankan kami untuk mencecap kasih-Mu yang menguatkan dan melegakan hati kami. Jauhkan kami dari mara bahaya dan kecelakaan. Gada-Mu dan tongkat-Mu melindungi kami. Dalam nama Yesus, Tuhan kami, kabulkanlah dia kami. Amin.