Oleh Pdt. Supriatno
Bacaan: Yunus 5:1-2
Selamat pagi, Ibu- bapak, Opa-oma, mas-mbak dan Saudaraku yang baik. Puji syukur dan terima kasih kepada Allah, karena kasih setia-Nya kepada kita, keluarga dan Saudara seiman kita tidak berubah. Pagi ini pun, kita merasakannya. Kita masih membuka mata dan melihat betapa baiknya Tuhan atas kita.
Firman Tuhan hari ini, “Tetapi hal itu sangat mengesalkan hati Yunus, lalu marahlah ia. (2) Dan berdoalah ia kepada TUHAN, katanya: “Ya TUHAN, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku? Itulah sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya.”
Yunus 5:1-2
Saudaraku, penilaian Allah dan manusia atas hal tertentu suka berbeda. Termasuk juga cara memperlakukannya. Seperti misalnya, antara Allah dan Yunus tentang orang-orang Niniwe. Bagi Tuhan orang-orang Niniwe telah berbuat jahat, begitupun di mata Yunus. Tapi, cara Tuhan memperlakukan orang Niniwe berbeda dengan Yunus. Sejahat-jahatnya manusia, Tuhan tetap menempatkannya selaku ciptaan yang harus diselamatkan. Sedangkan Yunus, tidak. Jika sudah berbuat jahat maka biarlah orang Niniwe mengalami kebinasaan. Begitulah jalan pikiran Yunus.
Berangkat dari sudut pandang yang satu sama lain berbeda itu. Kita bisa mengerti mengapa Yunus membelot dari perintah Tuhan. Seharusnya ke Niniwe, dia malah pergi ke Tarsus. Ia menolak sekaligus menghindar dari keinginan Tuhan. Kemana Yunus pergi bukan mengikuti petunjuk Tuhan, malah berbalik arah. Kita tahu, nasib malang yang dialami Yunus. Sampai-sampai ia diusir dari kapal yang ditumpanginya. Dan ia harus mengalami ditelan ikan.
Tapi, sudah mengalami pengalaman demikian, Yunus tidak mau mengubah pola pikir dan sikapnya atas orang Niniwe. Ia kukuh bertindak mengikuti keinginan dan rencananya sendiri. Meski sudah diingatkan Allah bahwa pengalaman pahitnya dipakai Allah agar ia harus berubah. Sikapnya sangat sempit tentang arti keselamatan. Sekali lagi Ia tidak mau mengubah kedangkalan pikirannya.
Saudaraku, sikap keras kepala Yunus sungguh luar biasa. Ia sama sekali tidak mau mengubah pola pikir dan sikapnya. Dan puncaknya, ketika tanpa peranan Yunus Tuhan membuat orang-orang Niniwe bertobat. Yunus bukannya senang. Ia bukannya melihat keagungan cinta Tuhan atas orang-orang jahat dan berdosa. Ia malah menyesali kemurah hatian Allah. Ia protes atas tindakan penyelamatan Allah.
Saudaraku, kita belajar setiap orang pernah jatuh dan berdosa. Dan bisa saja itu diri kita sendiri atau anggota keluarga kita, atau juga anggota jemaat kita. Pertama-tama, jangan jauhi dia dan mereka. Semakin jauh mereka akan makin terjatuh lebih dalam lagi. Prinsip kasih kristiani adalah mencari yang hilang. Bukan yang hilang semakin dibiarkan makin hilang.
Jangan seperti sikap Yunus, dia malah pergi makin jauh dari orang-orang yang seharus ditemani dan dicari. Semestinya Yunus menjadi teman atau sahabat bagi mereka yang hidup dalam kegelapan. Atau tengah punya pergumulan getir dan kelam dalam hidupnya.
Jika kita menolak ajakan Tuhan, seperti Yunus. Jangan mengira bahwa Tuhan tidak bisa memakai orang lain untuk menggantikan kita. Tuhan berkarya tidak tergantung kita. Dia bisa memakai siapapun, di luar kita. Jadi, jangan merasa di luar kita tidak ada orang berpotensi yang bisa dipakai Tuhan.
Sayang sekali, Yunus lupa hal ini. Orang2 Niniwe ternyata bisa bertobat meski Yunus menyesali tindakan Allah. Tuhan tidak tergantung satu figur seperti Yunus. Tuhan punya manusia ciptaan-Nya yang lain, yang siap mengikuti ‘jalan pikiran dan rencana Tuhan’. Mari, saudaraku, selaraskanlah langkah hidup kita dengan kemurah hatian dan rencana Tuhan ini.
Kita berdoa, “ Tuhan, karuniakan kami untuk selalu melakukan fungsi menasihati dan menegur kepada anggota keluarga kami. Dan terbuka ditegur mereka. Kami kiranya tidak lari dari ajakan untuk menjadi mitra-Mu di dunia ini.
Kami serahkan hidup kami hari ini di dalam tangan-Mu yang penuh pengasihan. Dan doa ini kami panjatkan dalam nama Tuhan Yesus. Amin.