Mendukung Orang Untuk Berhasil

Selamat pagi, Saudara-saudaraku yang baik. Puji syukur dan terima kasih kepada Allah yang menuntun kita melewati malam dengan istirahat yang baik. Refleksi hari ini kita akan memaknai mendukung orang untuk berhasil.

Firman Tuhan pagi ini, ”Kiranya raja maklum, bahwa jikalau kota itu sudah dibangun dan tembok-temboknya sudah selesai, orang tidak lagi membayar pajak, upeti atau bea, sehingga kota itu akhirnya mendatangkan kerugian kepada raja-raja.”

Ezra 4:13

Saudaraku, sebuah upaya membangun keberhasilan tak lepas dari rintangan. Sehingga upaya itu bisa terhenti atau berjalan lambat. Demikian halnya upaya membangun kota Yerusalem yang mengalami kerusakan parah. Ada pihak-pihak yang mau menggagalkannya. Tidak hanya satu kali, malah berkali-kali. Di antara yang menghambat bernama Rehum, seorang bupati. Ia menghasut dan menyebar luaskan berita palsu (hoax). Dia menggulirkan kabar bohong bahwa pembangunan itu, dalam rangka mengancam kepentingan raja Artahsastra. Kita tahu, Yerusalem, saat itu berada di bawah kekuasaan bangsa lain.

Rehum mengabarkan lewat surat langsung kepada Raja bahwa bahaya akan berada di depan mata raja Artahsastra, bila raja tidak bertindak cepat dan keras. Raja harus menghentikan pembangunan kota Yerusalem. Jika dibiarkan, kelak penduduk Yehuda akan menghentikan pembayaran pajak dan berpotensi memberontak. Rehum membuat kabar palsu itu, ternyata efektif. Utusan raja datang ke Yerusalem. Bertindak keras. Pembangunan Yerusalem akhirnya terhenti, sampai menunggu adanya pergantian penguasa baru.

Saudaraku, ada saja orang yang senang tindakannya merugikan pihak lain. Watak seperti Rehum, seorang bupati dari Samaria itu, jaman sekarang pun ada. Tidak sedikit orang yang justru bersorak senang, bila orang lain gagal dan tidak bisa mencapai tujuan baiknya. Harusnya Rehum sadar, bahwa menjegal niat baik orang lain hanya memberikan rasa puas palsu. Bagaimanapun, sikap seperti itu merupakan bentuk watak buruk yang tidak boleh dimiliki apalagi dilestarikan. Kehidupan di tengah keluarga, masyarakat dan gereja, bisa saja hadir orang-orang dengan watak demikian. Berbahagia orang lain gagal, bukannya mendukung orang untuk berhasil.

Hari ini kita merancang hal yang baik untuk diri kita, atau keluarga, jemaat dan pekerjaan kita. Kita berharap rancangan itu bisa kita jalani bersama Tuhan dan terealisasi. Namun, bukan mustahil ada sosok-sosok yang merintangi rancangan dan niat baik kita. Kehadiran orang-orang seperti Rehum di dunia modern sekarang ini pun bergentayangan. Orang yang tidak senang masyarakat hidupnya damai dan rukun. Orang yang tidak senang kehidupan antar agama harmonis. Selalu ada Rehum yang menghasut dan menyebarkan informasi palsu, dengan tujuan menggagalkan hidup bersama yang indah.

Seperti saat ini, di masyarakat kita ada ceramah yang bersifat penghinaan. Ada oknum yang mendesain hasutan-hasutan sehingga lahir sikap kecurigaan atas orang di luar diri atau kelompoknya. Semua itu mengindikasikan atau membuka mata kita, bahwa ada Rehum-Rehum yang tidak menginginkan orang lain hidup senang dan sejahtera bersama. Orang dengan watak demikian sesungguhnya sangat jahat. Ia merusak mimpi indah orang lain. Rehum-Rehum ini terus bergentayangan mencari mangsa agar hal yang baik yang tengah dikerjakan gagal total atau terhenti. Kita harus mewaspadai kehadiran orang-orang demikian. Selain itu, kita juga sekali-kali jangan punya pikiran dan watak yang senang jika orang lain gagal dan sengsara. Kemuliaan watak kita sejatinya yaitu kita senang jika orang lain bahagia.

Saudaraku. Di dunia ada 2 perusahaan raksasa yang memproduksi pesawat berbadan besar. Pertama perusahaan Boeing. Pesawat Sriwijaya Air yang jatuh adalah pesawat produksi Boeing. Perusahaan kedua dan nomor dua adalah Airbus.

National Geographi dalam tayangannya, menggambarkan bahwa Airbus bukan produk di satu negara, melainkan 4 negara: Perancis, Jerman, Inggris dan Spanyol. Tiap negara itu sudah sangat dikenal dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Badan dibuat di Jerman, mesin dibuat di Inggris, dsb. Mereka tidak saling sikut. Juga tidak saling menjatuhkan. Justru mereka bekerja sama yang biasa disebut sinergi. Artinya, mereka ingin berhasil dan berkembang bersama dan karena itu kerja sama.

Kiranya kita tidak menghambat pihak lain yang ingin maju. Justru kita bergandengan, saling membantu dan saling bekerja sama dengan siapapun demi kebaikan. Sehingga semua maju bersama dan berkembang bersama-sama pula. Saling mendukung orang untuk berhasil.

Kita berdoa, Tuhan mampukan kami mempunyai watak atau sifat diri yang mendukung jika orang lain berhasil. Bukan malah menjegal niat dan upaya baik yang dijalankannya.

Tuhan sertai langkah kehidupan kami. Yang sakit berikanlah pemulihan dan perkembangan yang melegakan. Yang sehat, menjaga kesehatan dengan baik. Sertai kami dengan perlindungan-Mu, ya Tuhan sepanjang hari ini.

Doa-doa ini kami naikkan dalam nama yang indah Yesus Kristus. Amin.

Oleh Pdt. Supriatno