Oleh Pdt. Supriatno
Selamat pagi, bapak-ibu, mas-mbak, eyang kung-eyang putri dan Saudaraku yang baik. Puji syukur dan terima kasih kepada Allah, pagi yang baru kita masuki. Semoga setelah tidur dan istirahat malam, itu menyegarkan kita.
Firman Tuhan untuk direnungkan, “Ketika terjadi lagi peperangan antara orang Filistin dan orang Israel, maka berangkatlah Daud bersama-sama dengan orang-orangnya, lalu berperang melawan orang Filistin, sampai Daud menjadi letih lesu.” 2 Samuel 21:15
Saudaraku, setiap orang yang mempunyai prestasi dalam hidupnya, maka ada masa yang menjadi bagian masa keemasannya. Di jaman keemasan itu, prestasi yang luar biasa muncul. Dan ketika usia mudalah momen itu terjadi. Sebab, pada masa mudalah tenaga terbaik, keberanian, kecerdikan dan kecerdasan menyatu. Sehingga paduan semua itu menjadi puncak kehebatan seseorang.
Sama hal dengan Daud. Saat ia mengalahkan Goliat usianya masih muda. Tak kenal takut, tahu titik lemah musuhnya, tubuhnya sangat sigap dan tahu strategi menutupi kekurangannya. Hasilnya menjadi catatan emas dalam perjalanan hidupnya. Ia dikenang, dan akan dikenang secara abadi sebagai tokoh yang menjungkir balikan dugaan dan perhitungan manusia.
Karena, Goliat tentara profesional, sedangkan Daud maju ke medan perang baru pertama kali. Tubuh Goliat kekar, berotot dan besar sekali. Peralatan perangnya lengkap. Secara psikologis para musuh Goliat sudah kalah sebelum perang.
Realita berbicara lain, saat Goliat berhadapan dengan Daud. Ia datang membawa pedang, sedangkan Daud datang membawa nama Tuhan. Dan apa yang terjadi? Justru Daud berada pada posisi sebagai pemenang. Itu saat Daud mengawali jaman keemasannya.
Kini, sebagai Raja kembali ia harus berhadapan dengan musuh sekaliber Goliat. Ia berhadapan dengan keturunan raksasa dari bangsa Filistin. Tapi, situasi berbeda. Daud telah banyak berubah. Daud sudah tua. Sudah kehilangan energi terbaik. Kesigapannya tinggal kenangan. Ia pun sudah banyak mengecewakan Tuhan dengan petualangan asmaranya dan ketidak rukunan keluarganya.
Dulu, ia dengan lincahnya menghabisi nyawa Goliat. Kini, kebalikannya. Si Raksasa datang untuk mencabut nyawa Daud yang sudah lesu. Daud sudah sulit menghindar karena sudah tidak berdaya lagi. Untunglah, di saat genting demikian, Abisai, salah satu anaknya berhasil menyelamatkannya. Jika tidak, Daud di masa tua menjemput maut dengan catatan buruk. Mati dibunuh tanpa bisa berbuat apa-apa.
Saudaraku, ungkapan firman Tuhan selalu benar dan memberi kita hikmat. Benarlah ungkapan, “segala sesuatu ada masanya”. Demikian juga dengan raja Daud, sekaligus kita juga. Ada masa muda, ada masa tua. Ada masa-masa betapa sehatnya kita, ada masa penyakit mulai menghuni tubuh kita. Ada masa terbaik yang kita pernah miliki. Tapi, yang penting kita ingat adalah, dalam setiap masa Tuhan memberikan keindahannya.
Pada masa muda, kita mengecap banyak bunga kehidupan yang indah beraneka. Namun, masa tua pun Tuhan mengaruniakan keindahan tersendiri. Termasuk keindahan mendapat pertolongan dan perhatian dari anak. Seorang kakek-nenek yang dititipi cucunya karena ayah-ibunya kerja, ohh itu hal sederhana namun mendatangkan suka cita luar biasa. Sebutan opung, kakek-nenek, opa-oma saja itu sudah bisa menggeletarkan kebahagiaan luar biasa.
Tenaga bisa saja menyusut tapi kematangan dan berhikmat itu bertambah. Bisa jadi, masa tua bukan masa keemasan. Meski demikian, tetapi Tuhan menyiapkan untuk kita keindahan tersendiri.
Untuk itulah, baik kita yang sekarang pada posisi masa muda maupun kita yang tengah memasuki masa tua, kita mensyukuri semua masa kehidupan itu. Saya suka bilang dalam ungkapan kiasan, “sunrise” (mata hari terbit) maupun “sunset “ ( matahari yang hendak tenggelam) itu punya keindahan masing-masing. Karena itu, ada yang ke pantai pagi-pagi untuk melihat “sunrise”, dan ada orang yang suka mengejar matahari saat senja di pantai, sebab ingin menikmati indahnya “sunset”.
Kita berdoa, “Tuhan, kiranya kami hidup bersyukur dengan segala perubahan masa kehidupan”.
Tuhan, semoga hari ini, kami bersama keluarga yang kami kasihi bisa menikmati hari yang terhindar dari bahaya apapun. Berilah roh cinta kasih agar kami tetap mencintai keluarga. Dan Kami dapat menjalankan aktivitas yang bermanfaat. Dalam Kristus, kami berdoa. Amin.