Oleh Pdt. Supriatno
Bacaan: Galatia 5:1
Selamat pagi, bapak-ibu, opa-oma, mas-mbak dan seluruh Saudaraku yang baik. Kita panjatkan terus rasa syukur dan terima kasih kepada Allah. Seperti pada pagi ini, sebab kasih dan perlindungan-Nya kita alami.
Firman Tuhan diambil dari, “Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.” Galatia 5:1
Galatia 5:1
Saudaraku, salah satu yang dicari dan disukai manusia adalah kebebasan. Bebas berpendapat. Bebas beragama dan berkeyakinan. Bebas dari penyakit. Bebas dari aturan-aturan kaku. Dengan kebebasan itu, manusia bisa memenuhi hasrat terdalamnya. Manusia bisa berpendapat sesuai yang diyakininya. Bisa menjalani kehidupan keagamaannya tanpa takut dan terganggu. Bisa sehat berarti memungkinkan manusia beraktivitas tanpa mengalami hambatan fisik. Pendeknya, dengan kebebasan seperti hal di atas, manusia mengalami hidup yang utuh.
Beda dibandingkan posisi manusia yang tanpa kebebasan. Kita tidak akan merasa hidup nyaman jika dilarang keluar rumah. Jangankan bertahun-tahun, seminggu saja, niscaya pikiran dan jiwa kita terasa sumpek.
Seseorang yang dianjurkan dokter karena pertimbangan kesehatannya, lalu dinasihati tidak mengkonsumsi makanan tertentu. Pada praktiknya banyak yang melanggar. Sudah tahu kolesterolnya tinggi, tapi masih saja mengkonsumsi daging, udang, telur, dan makanan lain yang memicu kolesterolnya makin tinggi. Kenapa? Selain, karena makanan yang dilarang itu memang enak. Tetapi juga, larangan itu dianggapnya membatasi keinginan pribadinya. Dan itu berarti, merasa kebebasannya dikurangi.
Saudaraku, kebebasan sama dengan kemerdekaan. Lepas dari pembatasan pihak lain. Sedangkan orang yang kehilangan kebebasan atau kemerdekaan adalah budak. Budak merupakan sosok manusia yang hidupnya hanya mengikuti keinginan dan kemauan orang lain. Senang atau tidak senang mesti patuh. Suka atau tidak suka harus dijalani. Hidupnya tidak punya pilihan. Cuma satu, yakni memenuhi tuntutan orang lain.
Betapa menyenangkannya kemerdekaan buat manusia. Sebaliknya, betapa merananya hidup sebagai budak. Saudaraku, puji Tuhan, orang kristen adalah orang yang merdeka. Merdeka dari dosa. Kematian Kristus yang mematahkan belenggu perbudakan dosa. Jika kita tidak mengalami karya Kristus, kita diperbudak dosa. Artinya, kita patuh dan setia pada dosa. Tanpa daya bisa menolaknya. Sedangkan dosa itu akan membawa kita kepada maut. Sebab “upah dosa itu maut”.
Dengan posisi orang merdeka dan status yang tidak lagi diperbudak dosa, kita punya tanggung jawab. Apa itu? Hidup kita jangan semaunya. Mentang-mentang merdeka lalu seolah-olah apapun serba boleh. Orang kristen yang hidupnya tidak disiplin dengan keinginan Tuhan. Orang kristen yang tidak setia pada kehendak Tuhan. Jelas, bukan orang kristen sejati.
Orang yang demikian cuma menjadikan kekristenan sebagai baju. Kekristenan cuma penampilan luar. Orang kristen yang hidupnya masih menjadi budak dosa, adalah orang yang menciderai kemerdekaan yang Tuhan Yesus berikan.
Pagi ini, saya mengajak hidup dalam kemerdekaan. Jangan biarkan hidup kita hanyut pada rayuan dosa. Dosa itu menarik. Tidak heran dosa itu kerap sukses membawa manusia jatuh dalam pelukannya. Karena daya tariknya, dosa bisa menghancurkan kehidupan rumah tangga. Karena daya tariknya, dosa bisa membuat masa depan orang muda terjerembab. Karena dosa, sebuah persekutuan bisa diceraiberaikannya. Karena dosa pula, karier gemilang seseorang terhempas lepas.
Kita Sepanjang hari ini, biarlah hidup yang penuh tanggung jawab yang kita lakukan. Ucapan yang tertata. Tidak melukai perasaan orang. Tindakan yang terkontrol, yang tidak mengecewakan sesama. Pikiran yang jernih, yang tidak merancangkan hal-hal buruk buat sesama. Dalam semangat tanggung jawablah kita bisa menampilkan diri di hadapan Tuhanlah, gaya hidup sesuai keinginan-Nya.
Kita berdoa, “ Tuhan, ajarlah apa yang kami lakukan penuh tanggung jawab buat-Mu dan sesama kami, sekecil apapun perbuatan kami.
Tuhan, kami berdoa buat kami yang beraktivitas hari ini. Dalam suasana hati penuh suka cita, kiranya berkat-berkat Tuhan terus bersama kami. Baik aktivitas membangun rumah tangga, karier maupun pelayanan. Semoga kasih-Mu menuntun terus perjalanan kami ke depan.
Kami menyerahkan pada-Mu opa-oma dan saudara-saudara kami yang kesehatannya terganggu, Hidupnya tengah bergumul dengan penyakit. Tuhan beri mereka kekuatan dan kesabaran. Berilah tenaga, jalan keluar, dan pemulihan.
Kiranya, hari ini, kami semua hidup dalam perlindungan-Mu yang ajaib. Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin.