Oleh Pdt. Supriatno
Bacaan: Matius 7:22-23
Selamat pagi, bapak-ibu, Opa-oma, mas-mbak dan Saudaraku yang baik. Selamat memasuki hari baru seluruh Saudaraku yang selalu dicintai Allah. Puji syukur, Allah tetap di samping kita memasuki hari baru. Mari, kita memuji nama-Nya yang indah.
Firman Tuhan hari ini, “Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? (23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”
Matius 7:22-23
Saudaraku, dalam dunia barang2 ada istilah asli dan KW (baca kawe) atau imitasinya. Biasanya untuk barang-barang lux dan mahal selain ada produk asli, tapi juga tersedia barang kawenya. Nama-nama produk seperti, antara lain: tas Hermes, sepatu Bally, kaos Adidas, dll. Selain orang bisa beli yang asli, mudah juga membeli yang kawe. Tentu, keduanya berbeda. Beda kualitas, pun beda harganya. Yang satu lebih mahal sebab mutunya lebih baik. Sedangkan yang KW lebih murah. Tentu dengan kualitas tidak sebaik aslinya.
Meskipun demikian, konsumen barang-barang KW sudah sangat senang dan bangga mengenakan barang-barang KW alias tiruan. Mengapa? Karena nama labelnya. Orang suka menghibur diri, “gak, apa gak asli, yang penting merknya terkenal.” Apalagi didukung sulitnya membeli harga yang asli saking mahalnya. Sedang yang KW lebih terjangkau.
Saudaraku, dalam kehidupan iman ternyata ada tiruannya juga. Tuhan Yesus sendiri yang mengatakannya. Bahwa ada nabi-nabi palsu. Palsu berarti KW. Nabi KW ini juga menyandang nama kebesaran Tuhan kita Yesus. Lebih- lebih mereka berbuat hal-hal yang membuat decak kagum saking hebatnya.
Mereka bisa bernubuat dan membuat mukjizat. Mengusir setan pun bisa. Luar biasa, khan? Dengan ke-KW-annya mereka mampu memukau dan menarik banyak pengikut. Jelas, pengikut mereka silau dengan segala kelebihan para nabi palsu. Sayangnya, kelak Tuhan Yesus menyatakan kepada para nabi palsu, “Aku tidak mengenal engkau.”
Saudaraku, kekurangan nabi palsu adalah hidupnya tidak berbuah. Memang nama Yesus disebut. Disebut dalam mukjizat mereka. Nama Yesus disebut mereka pakai, ketika mereka mempraktikkan pengusiran setan. Nubuatan mereka.
Tapi, mereka minus melaksanakan pola hidup Yesus dalam keseharian mereka. Yesus adalah hamba yang menderita, sedangkan mereka mengagungkan hamba yang sukses dan kaya. Yesus berjalan mencari dan menghampiri yang sakit, yang hilang. Mereka mengutamakan dirinya yang dicari untuk dipuja dan dipuji. Pendeknya, dari buahnyalah nurani kita bisa menditeksi asli atau KW.
Di hari baru ini, saudaraku untuk tetap setia pada ajaran yang benar adalah perlu dan wajib. Memang lebih sulit. Jika tidak, kita akan mengikuti ajaran yang menarik, menyenangkan bahkan sangat meyakinkan kita, padahal membawa kita jauh dari keselamatan.
Dalam hal barang saja, kita berusaha memiliki yang asli. Apalagi soal ajaran dan iman janganlah kita bergeser dari yang asli. Jika tidak, kekeliruan itu membawa petaka besar. Ajaran dan iman yang keliru akan berhadapan dengan ucapan Juru Selamat kita, “Aku tidak mengenal engkau.”
Kita berdoa, Tuhan, tuntunlah kami agar kami tetap pada ajaran dan iman yang benar. Supaya kami terhindar dari bujuk rayu yang menggelincirkan kami dari kebenaran.
Tuhan, perkenankan kami mencecap kasih-Mu yang menguatkan dan melegakan hati kami. Lindungi kami hari ini, Tuhan. Jauhkan kami dari ancaman bahaya dan kecelakaan. Dalam nama Yesus, Tuhan kami, kabulkanlah doa kami. Amin.