Melepaskan Kesulitan
Selamat pagi, ibu-bapak, opa-oma dan Saudara- saudara yang baik. Kita bersyukur bahwa istirahat kita semalam dikawal Allah, sehingga kita bangun dengan kondisi aman dan sehat. Bahan refleksi harian: 1 Korintus 10:13
Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya
1 Korintus 10:13
Saudaraku. Seorang profesor psikologi berdiri di depan di hadapan para muridnya. Dia bertanya, “menurut kalian berapa berat gelas berisi air yang kupegang ini?” Para muridnya berebut menjawab. Ada yang bilang 100 gram, 200 gram. Semua yang menjawan di bawah 500 gram. Berarti ringan.
Sang Profesor berkata, “berat sesungguhnya gelas berisi air ini bukan terletak pada materinya. Tapi, berapa lama kalian memegangnya.” Para mahasiswanya mengangguk setuju. Bayangkan meski gelas berisi air itu ringan. Lalu, kita memegangi terus berjam-jam, bahkan berhari-hari. Niscaya tangan kita akan kram atau kesemutan berat.
Saudaraku, rasul Paulus menyatakan bahwa pada dasarnya jika kita mengalami kesulitan atau pencobaan. Maka, hal itu tidak melampaui batas kekuatan kita. Allah kita setia. Ia tidak membiarkan pencobaan atau kesulitan itu melewati batas toleransi yang kita bisa pikul.
Hal, yang menjadikan kesulitan itu terasa lebih berat dan beban makin menghimpit, karena seperti ilustrasi di atas. Banyak orang tidak mau melepaskan kesulitan itu. Memegangi terus tanpa henti. Ambillah sebuah contoh sederhana. Anda atau saya kehilangan uang seratus ribu rupiah. Kemudian, kita selalu memikirkannya. Mengapa aku kehilangan uang itu? Percayalah, sepanjang hari kita mengajukan pertanyaan demikian. Kehilangan uang itu akan menimbulkan kegundahan, bahkan stress.
Karena itu, ketika kita berhadapan dengan beraneka rupa kesulitan bertindaklah dengan bijak. Kita pikirkan beberapa menit, lalu sisihkan. Jangan terus dibawa kemana-mana. Kita akan terkena dampak lebih berat dengan tanpa melepaskannya.
Saat kita punya beban pikiran hari ini. Pecahkan dengan sebaik-baiknya. Ternyata hingga nanti malam belum juga mendapat solusi, bagaikan gelas berisi air, taruhlah. Hendaknya kita tidak membawa terus dalam istirahat dan tidur kita. Kemudian begitu bangun, kita memegangi lagi. Yakinlah, tindakan demikian lama-kelamaan membuat beban makin berat dan semakin berat.
Saudaraku, siapapun orangnya, entah laki atau perempuan, tua atau muda, terpelajar atau tidak, kaya maupun miskin, semua manusia punya kesulitan masing-masing. Termasuk, bisa jadi hari ini kita akan menjumpainya. Yang patut kita tanamkan dalam hati, bahwa Tuhan setia. Ia memampukan kita menghadapi dan mengatasinya.
Hal yang perlu kita hindari adalah kesulitan itu bisa menjadi beban sangat memberatkan. Yakni, karena faktor kita sendiri. Sikap kita yang keliru menyikapinya. Dengan terus memegangi kesulitan itu, tanpa melepaskannya.
Kita berdoa: Tuhan, mampukan kami bersama-Mu menghadapi berbagai peristiwa dalam kehidupan. Hindarkanlah kami dari sikap yang merugikan diri kami sendiri.
Kami mendoakan saudara-saudara yang sakit. Kami mengharap Tuhan menolong mereka semua. Kiranya kelak mereka kembali pulih dan melakukan aktivitas yang bermanfaat.
Kami ikut bersuka cita bagi yang berulang tahun. Di hari istimewa ini, saudara kami ini diluapi suka cita, kebahagiaan termasuk keluarganya. Anugerahkanpanjang umur dan terus setia dalam pelayanan.
Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin.