Tetap Membantu
Selamat pagi, ibu-bapak, opa-oma dan Saudara-saudaraku yang baik di dalam kasih Tuhan. Puji Tuhan. Kita masih berjumpa dan berkomunikasi lagi di hari yang baru. Sungguh itu karena kebaikan Tuhan, yang patut kita syukuri. Bahan refleksi harian: 1 Tawarikh 17:4
Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman TUHAN: Bukanlah engkau yang akan mendirikan rumah bagi-Ku untuk didiami
1 Tawarikh 17:4
Saudaraku, tidak semua keinginan dan cita-cita dapat diwujudkan dalam kenyataan. Siapapun orangnya. Hal ini bukan berarti menghalangi kita punya keinginan tertentu. Demikian juga, bukan bermaksud melemahkan semangat untuk meraih sesuatu.
Kesadaran ini, untuk menanamkan dalam diri kita. Bahwa sehebat apapun, sepintar apapun, sekaya apapun bahkan meski punya kekuasaan sebesar apapun, kita tidak bisa merealisasikan keinginan. Kita bisa bermimpi. Tapi tidak selalu mimpi itu jadi kenyataan.
Salah satu keinginan besar terpendam dalam diri raja Daud. Keinginan yang mulia dan baik. Terdapat keinginan menghormati Allah. Yaitu membangun Bait Allah di Yerusalem. Tentu saja, keinginan sekaligus cita-cita ini didukung oleh siapapun.
Dan secara kasat mata, Daud memiliki segala hal untuk mewujudkannya. Tidak ada faktor penghalang. Dana dan daya tersedia. Rakyat mendukung. Hubungan dengan bangsa tetangga dalam kondisi baik, sehingga mereka tidak mengganggu. Ternyata keinginan dan cita-cita raja Daud tidak akan pernah digenapi selama ia memerintah. Mengapa? Tuhannya tidak setuju. Ya, Tuhan punya rencana lain.
Keinginan besar jika tidak terpenuhi berpotensi menimbulkan kekecewaan besar juga. Apalagi merasa bahwa segala sesuatu tersedia. Semua sudah lengkap. Tapi itulah, ijin Allah adalah segala-galanya. Jika Allah tidak merestui segala sesuatu tidak akan pernah terwujud.
Saudaraku, raja Daud tidak memaksakan diri. Atau dia berontak dengan kebijakan Allah itu. Ia sadar bahwa Salomo lebih tepat yang membangun Bait Allah. Dan itu penunjukkan Allah sendiri. Lalu apa yang dilakukan raja Daud? Ia membantu menyediakan dan mengerahkan semua potensi. Meski yang tercatat sebagai pembangun Bait Alkah adalah Salomo, raja Daud ikut menyukseskannya (1 Tawarikh 22).
Di sinilah, kita belajar kebesaran hati raja Daud yang patut kita contoh. Raja Daud dengan cita-citanya yang gagal, ia tidak menjegal, menghalang-halangi apalagi mensabotase pekerjaann Salomo. Ia tidak menjadi oposan, penentang.
Saudaraku, mengikuti rencana Tuhan itu tidak mudah. Terutama jika rencana kita dan rencana Tuhan berbeda. Apalagi, jika Tuhan malah memakai orang lain bukan kita. Seseorang bisa kecewa. Dia bisa berusaha menggagalkan keberhasilan tercapai. Buat kita, kita meneladani raja Daud, yang lebih baik tetap berkontribusi. Dia tetap membantu sepenuh hati. Dia tidak iri. Tidak juga benci kepada Salomo. Meski bukan namanya yang diabadikan, tapi tindakannya sungguh berkenan di mata Tuhan.
Kita berdoa: Tuhan, ajar kami berbesar hati jika untuk sebuah kemuliaan-Mu, Engkau punya rencana sendiri dengan memakai orang lain. Mampukan kami tetap membantu dan berkontribusi.
Kami berdoa juga buat yang ulang tahun. Tuhan karuniakan mereka usia yang baru. Semoga dengan usia ini, Engkau memberi berkat, suka cita dan panjang umur. Beriikanlah mereka kesehatan. Semoga keluarga ikut berbahagia atas hari spesial ini.
Tuhan, sembuhkanlah saudara-saudara kami yang sakit. Tumbuhkanlah sikap optimis dan pengharapan dalam diri mereka.
Semoga hari ini, kami menjalani hidup dengan senyum dan syukur karena Tuhan beserta kami. Dalam Yesus, kami berdoa. Amin.
Refleksi Harian: 1 Tawarikh 17:4