Refleksi Harian: 1 Tesalonika 3:12

Menggelontorkan Kasih Sayang

Selamat pagi, ibu-bapak, kakek-nenek, dan saudara-saudaraku yang baik. Ketika kita bangun di pagi ini, di antara kita ada yang tubuhnya sehat. Ada juga yaang justru masih terbaring sakit. Meskipun demikian, kiranya kita tetap bersyukur kepada Tuhan. Dengan bersyukur itulah, kita masih melihat banyak hal yang kita terima dari Allah. Bahan refleksi harian: 1 Tesalonika 3:12

Dan kiranya Tuhan menjadikan kamu bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang, sama seperti kami juga mengasihi

1 Tesalonika 3:12

Saudaraku, apa akibatnya jika Anda menanam bunga, atau sayuran, ternyata tanaman itu kurang dicintai? Tentu, kalau tidak layu karena kurang disiram, tentu tanaman itu. Oleh sebab kurang mencintai, maka melahirkan kurang memperhatikan dan merawat. Tidak disiram dan disiangi secara teratur. Jadi, tanaman yang kurang dicintai hasilnya kurang baik, bahkan bisa mati.

Lalu, bagaimana bila manusia yang kurang terpenuhi kebutuhan kasih sayangnya? Ternyata mengalami dampak buruknya juga.

Menurut pakar, seorang manusia yang kebutuhan kasih sayangnya tak terpenuhi, gampang mengeluh. Selalu tidak puas. Sedikit-dikit komplain. Suka melihat orang lain dari sisi kekurangannya, daripada kelebihannya. Pelit memuji. Kurang suka cita melihat orang lain sukses. Mudah sekali mengeluarkan kritikan. Merasa selalu kurang. Pendeknya, punya segudang masalah batiniah.

Saudaraku, dengan demikian orang yang kebutuhan kasih sayangnya tidak terpenuhi, lebih banyak merepotkan. Kata-kata dan tindakannya cenderung merusak suasana kehidupan bersama. Dalam bahasa kristiani, kehadirannya tidak mendatangkan berkat. Tentu, itu amat disayangkan.

Firman Tuhan mengajak agar kita berlimpah kasih sayang, bukan kekurangan. Seseorang yang kebutuhan kasih sayangnya tercukupi, apalagi berlimpah, berarti punya kata-kata dan sikap terpuji.

Dalam hal ini, menghargai jerih lelah usaha seseorang. Suka memuji orang lain secara tulus. Berkenan belajar dari keberhasilan orang lain. Melihat orang lain dari sisi kelebihan, sehingga mau menarik pelajaran (inspirasi) dari orang lain.

Jelaslah, jika Anda dan saya berlimpah kasih dalam membangun relasi satu sama lain. Maka, kita mempunyai kehidupan batin yang sehat. Pikiran yang jernih. Dan jiwa yang terbuka.

Betapa berbedanya, antara orang yang kebutuhan kasih sayangnya tidak terpenuhi dan orang yang hidup kasih sayangnya terpenuhi cukup. Yang terakhir amat dibutuhkan dalam menciptakan kebersamaan yang sehat.

Saudaraku, bila pendekatan kita bersifat untung-rugi. Kita dan kehidupan sosial kita diuntungkan jika kita-kita punya kelimpahan kasih saya. Kita rugi, malah amat dirugikan tatkala kita dan sesama mengalami kekeringan kasih sayang. Karena hidup yang rukun dan nyaman tak terealisasi.

Untuk itu, berkenanlah kita menggelontorkan kasih sayang dari potensi milik kita. Mengairi batin yang kering, supaya pada akhirnya hati sang penerimanya bukan jadi gudang masalah. Tetapi hidupnya dan hidup kita bersama yang lain rukun dan suka cita.

Kita berdoa: Tuhan, dalam diri kami tersimpan kasih sayang. Demikian juga berada pada sesama kami. Kiranya dapat saling memberi agar kita berlimpah kasih sayang.

Kami berdoa untuk kesehatan dan keselamatan diri kami. Jauhkanlah dari bahaya. Hindarkanlah dari sakit-penyakit. Khusus, buat mereka mereka yang tubuhnya lemah dan memerlukan perawatan. Ulurkanlah pertolongan-Mu yang ajaib. Sehinggga cepat pulih dan sehat kembali.

Bagi yang berulang tahun, semoga rahmat dan kebaikan-Mu, sungguh-sungguh mereka rasakan di hari istimewa ini.

Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin.

Oleh Pdt Supriatno

Refleksi Harian: 1 Tesalonika 3:12