Refleksi Harian: 1 Timotius 1:16

Tuhan Penuh Belas Kasihan

Selamat pagi, ibu-bapak, kakek-nenek dan saudara-saudaraku yang baik. Waktu terus bergulir. Perjalanan hidup kita berkesinambungan. Ada yang sehat, ada yang sembuh dari sakit, ada pula yang tengah menantikan pemulihan dan kesehatan. Dalam keragaman itu, kita tetap bersyukur. Bahan refleksi harian: 1 Timotius 1:16

Tetapi justru karena itu aku dikasihani agar dalam diriku ini bagai orang yang paling berdosa Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabarannya dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepadanya dan mendapat hidup yang kekal

1 Timotius 1:16

Saudaraku, Tuhan Yesus senantiasa memperlihatkan kan sikap penuh belas kasihan. Dalam Injil ada banyak kesaksian diungkapkan. Khususnya, ketika Dia melihat ada orang yang lapar, ada orang yang sakit, Ada orang yang tidak berdaya. Pendeknya orang yang memerlukan pertolongan. Di sanalah Alkitab mengungkapkan bahwa Tuhan Yesus jatuh belas kasih. Di antara sekian banyak orang yang yang menjadikan Tuhan Yesus merasa belas kasihan, perlu disebutkan nama Rasul Paulus.

Nama ini muncul dari pengakuan tadi. Bahwa menurut Rasul Paulus, dia adalah sosok yang dikasihani Tuhan Yesus. Mengapa? Karena sebenarnya ia merasa sebagai orang berdosa. Kalau kita melihat catatan hidupnya, sejarah perjalanan perjalanan hidupnya, sudah sangat jelas dan gamblang. Dialah yang pernah memperlakukan orang kristen secara keras. Menindas mereka. Bahkan ia menyaksikan dan otak di balik kematian Stefanus.

Tindak tanduk saat dia bernama Saulus. Tanpa lelah memburu dan menindas orang kristen. Sungguh nama Saulus menghadirkan bayang-bayang ketakutan. Rasul Paulus merasa betul-betul sangat berdosa. Tapi karena Tuhan Yesus merasa kasihan kepadanya. Tuhan Yesus tidak menghukum Rasul Paulus. Malah dirangkul dan kemudian dipakai oleh Tuhan.

Oleh karena itulah, Rasul Paulus mengatakan hidupnya menjadi contoh. Bahwa betapa cinta kasih Tuhan itu teramat besar dalam hidupnya. Tuhan itu sabar. Tuhan itu mengerti tentang batas-batas dirinya sebagai manusia. Firman Tuhan ini juga kiranya mengingatkan kita semua. Pada hakikatnya semua orang adalah bersalah dan berdosa. Hanya kita mempunyai Tuhan yang penuh belas kasihan. Yang mengerti kemampuan kita terbatas. Tuhan tahu bahwa kita tidak bisa mengandalkan kemampuan kita sendiri. Kita hanya bisa mengandalkan pada belas kasihan Tuhan.

Saudaraku, pagi ini Anda diingatkan. Saya juga diingatkan. Bahwa dalam keadaan apapun selama kita mempunyai Tuhan yang penuh belas kasihan. Maka Tuhan tidak membiarkan kita. Dia tidak meninggalkan kita. Dengan sabar menemani, menguatkan, terlebih dari itu mengasihi kita. Inilah kekuatan kita dan harapan sejati kita. Kita bersyukur mengenal Allah yang Pemurah bukan Pemarah menyikapi keberdosaan kita. Dan inilah yang menjadi sumber semangat kita. Semangat orang beriman punya Tuhan yang penuh belas kasihan, sabar, setia dan Pemurah.

Kita berdoa: Tuhan, Engkau sungguh penuh kebaikan atas kami. Engkau merangkul dan mengasihani kami orang yang berdoa. Kiranya pengalaman kami ini, menjadi cahaya kebaikan untuk dilihat semua manusia.

Kami mendoakan buat Saudara kami yang sakit, tubuhnya lemah dan mendambakan uluran kebaikan-Mu. Tuhan kiranya hadir di tengah-tengah kerinduan mereka.

Tuhan, bagi saudara-saudara seiman kami yang berulang tahun, karuniakan hidupnya penuh arti. Sehingga di tengah suka cita dan bahagia, dia menjadikan hidupnya sebagai garam dan terang. Berikan kebahagiaan dan panjang umur.

Tuhan, berkenanlah berada dekat dengan mereka yang mengalami pergumulan pribadi dan keluarga. Semoga Tuhan memberi solusi bagi mereka.

Dalam nama Yesus, doa ini kami panjatkan. Amin

Oleh Pdt. Supriatno

Refleksi Harian: 1 Timotius 1:16