Terbuka Menerima Nasihat
Selamat pagi, Ibu-bapak, eyang kung-eyang putri dan Saudara-saudaraku yang dikasihi Tuhan. Kini, kita memasuki pagi di hari pertama bulan Nopember. Kita bersyukur atas hari-hari dijalani dalam tuntunannya. Bahan refleksi harian: 2 Samuel 12:9a
Mengapa engkau menghina TUHAN dengan melakukan apa yang jahat di mata-Nya?
2 Samuel 12:9a
Saudaraku, menyampaikan sesuatu dengan lembut lembut bukan berarti lemah, dan menyampaikan sesuatu dengan nada tegas bukan berarti kasar. Kombinasi lemah lembut dengan ketegasan merupakan paduan serasi untuk mengingatkan orang lain yang jatuh dalam dosa. Jika hanya disampaikan dengan lembut, seolah-olah tidak perlu digubris. Sedangkan jika cuma tegas, orang yang diingatkan bisa marah dan tersinggung.
Orang yang bisa meramu dua pendekatan tersebut sungguh pribadi yang hebat, matang dan taktis. Dalam hal ini ada pada diri Natan, seorang nabi di jaman Daud berkuasa sebagai raja. Natan hebat, karena tidak semua orang berani mengutarakan kesalahan, menegur dan sekaligus menjatuhkan sangsi kepada orang besar. Dalam hal ini seorang raja, ya raja Daud. Seorang raja yang punya reputasi gemilang dalam menghadapi musuh dan berhasil membangun negerinya. Tapi, berbarengan dengan itu, Daud tergelincir. Ia menyalah gunakan jabatannya untuk melakukan tindakan amat merugikan orang-orang dekatnya. Dalam hal ini merebut Batsyeba dari Uria, suaminya yang sah.
Betul, sebagai seorang nabi, Natan mempunyai tugas menegur dan mengajak semua orang yang bersalah untuk bertobat. Tugas itu harus dilakukannya tanpa pandang bulu. Tapi, siapapun tahu, pada prakteknya betapa sulit melakukan tugas kenabian ditujukan kepada orang besar, orang kaya, berpengaruh dan orang berkuasa. Sebab, jika orang sekaliber demikian tidak mau terima, akan menimbulkan akibat yang jauh. Bila tersinggung, maka menimbulkan kekalapan yang membahayakan. Pejabat yang tersinggung pasti berbeda dengan rakyat jelata yang tersinggung.
Di sinilah, kematangan nabi Natan. Ia membeberkan lembaran kelam kehidupan Daud tidak dengan cara tembak langsung. Ia memakai perumpamaan. Perumpamaan tentang kesewenang-wenangan orang kaya yang memperdayai orang kecil dan lemah. Lewat penggunaan perumpamaan ini, menggugah Daud. Daud diajak menyadari orang kaya dalam perumpamaan itu salah, dan ia memiliki panggilan untuk mengkoreksi tindakan orang kaya itu, dan membela yang miskin.
Dengan cara memakai perumpaan itulah Natan menyatakan, bahwa orang kaya yang dimaksud adalah Daud, “Engkaulah orang itu.” Tentu saja Daud tidak berkutik. Sadarlah dia. ia ternyata telah bertindak hal yang jahat kepada Tuhan. Namun, karena cara Natan menyingkapkan dosanya dengan pola lemah lembut, meski pahit Daud mau mengakuinya. Sekaligus ia bersedia menerima sangsi atau hukuman dari Tuhan.
Saudaraku, penolakan untuk diberitahu bahwa ada hal yang keliru pada dirinya, bisa terjadi pada setiap orang. Bisa dengan dalih, “ini, kan urusan pribadi saya. Saudara sebaiknya jangan ikut campur.” Orang seperti itu sebenarnya takut bahwa niat baik seseorang akan merusak nama baiknya. Daud, meski seorang raja saat ia tersingkapkan telah melakukan kesalahan. Mata batinnya menuntun jiwanya terbuka menerima dengan penyesalan.
Daud bersikap demikian. Pertama, karena cara pendekatan Natan yang tepat. Tidak membuat ia tersinggung, walau pasti dia berat menerima kenyataan itu. Kedua, ia menghormati wibawa ilahi yang ada pada Natan. Ia sadar, Natan melakukan fungsi menasihati dan menegur bukan untuk menjatuhkannya. Daud sadar justru nasihat nabi Natan membuat dirinya tidak makin jatuh lebih dalam. Di matanya, nasihat dan teguran nabi Natan memang pahit dan menyakitkan tapi menghindarkannya dari situasi lebih buruk, dan lebih buruk lagi.
Saudaraku, kita sadar bahwa kita ini manusia. Sebagai manusia hal yang tidak bisa kita hindari adalah berbuat salah.
Patut kita camkan bahwa, justru dengan teguran itulah kita bisa mengevaluasi hidup kita. Benar atau salahkah yang sudah kita perbuat? Semoga kita belajar dari kedua tokoh itu di hari baru.
Kita berdoa: Tuhan, bagaimanapun kami punya kesalahan dan dosa. Kiranya kami bersedia terbuka atas nasihat sesama kami dan untuk memperbaiki diri. Sehingga melangkah ke depan lebih baik lagi.
Kami ingin mendoakan Saudara kami yang bertambah usia. Kiranya hari-hari dianugerah-Mu, ya Tuhan, membawa suka cita dan syukur. Mereka terus berjalan bersama berkat-Mu yang indah. Panjang umur dan bahagia.
Kami ingat, para remaja dan pemuda kami. Kiranya mereka terus tekun dalam menimba ilmu dan bekerja dengan rajin serta cerdas dalam mengembangkan diri.
Sertai langkah kami di sepanjang bulan Nopember ini. Dalam nama Yesus kabulkanlah doa kami. Amin.
Happy monday.