Sesuai Identitas
Selamat pagi, Saudara-saudaraku yang baik. Puji syukur dan terima kasih kepada Allah. Dia yang memberi nafas kehidupan, sekaligus melengkapi kita dengan segenap bentuk keperluan hidup kita. Pagi ini, kita membuka mata dan merasakan betapa baiknya Tuhan atas kita. Bahan refleksi harian: Efesus 5:16-17
Pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. (17) Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.
Efesus 5:16-17
Saudaraku, tentu mengenal binatang yang bernama bunglon. Bunglon adalah sejenis kadal dengan tubuh lebih, yang mempunyai kemampuan mengubah kulitnya. Jika binatang ini menempel (nemplok) di cabang pohon berwarna hijau, kulitnya berubah hijau. Dia menempel di batang kulit berwarna coklat, segera berubah warna coklat.
Sungguh, ini sebuah kelebihan luar biasa. Dari aspek keamanan dirinya, ia akan pandai mengelabui musuh atau binatang lain yang mengancam memangsanya. Sebab, sosoknya sulit dikenali. Namun, bagi bahasa pergaulan kita bunglon dipakai untuk hal yang negatif. Seseorang disebut bunglon bukan penghargaan tapi ejekan. Orang itu berarti digolongkan mudah berubah. Tidak punya pendirian. Kalaupun punya, yaitu tadi, pendiriannya mudah berubah-ubah. Plin-plan.
Saudaraku, orang beriman senantiasa diperhadapkan situasi yang tidak mudah. Seperti yang dialami orang-orang kristen di Efesus. Dalam bahasa rasul Paulus, “hari-hari jahat”. Hadir di situasi yang tidak ramah bagi pengikut Kristus, bisa disikapi dengan dua jenis tindakan.
Pertama, orang kristen mengerti apa yang diinginkan Tuhan. Perbuatan apa yang paling tepat di mata Tuhan. Dalam hal ini, tetap dengan identitasnya. Orang kristen punya pendirian untuk tidak bergeser dari imannya.
Kedua, melarikan diri dari kenyataan dan bentuknya lari ke dunia mabuk-mabukan. Dalam hal ini minum angguru tanpa kontrol. Tindakan bodoh yang justru tidak menyelesaikan. Dengan mabuk memang bisa sejenak melupakan masalah. Tapi lupa, masalah masih ada.
Saudara, dalam kesadaran bahwa hari-hari jahat harus disikapi secara tepat. Maka, orang beriman tetap hidup sesuai identitasnya. Tidak berubah-ubah. Jangan bagaikan bunglon. Mereka tetap hidup dalam pimpinan Tuhan.
Saya mengajak kita ingat secara khusus, orang kristen di Afganistan sejarang. Saat ini, di mata mereka hari- hari jahat begitu nyata. Bahwa menjadi orang beriman yang punya pendirian tidak mudah. Apalagi, jika hari-hari yang jahat begitu mengancamnya. Kita berdoa agar dalam kesulitan itu jangan sampai mereka terjatuh pada sikap yang memperburuknya. Kiranya mereka tidak menyerah pada godaan manis atau paksaan menakutkan. Sebab itu jelas bukan pilihan terbaik. Semoga dalam situasi kritis mereka tetap hidup dalam pimpinan Tuhan dan penguatan dari saudara atau komunitas seiman lainnya.
Kita berdoa: Tuhan, kuatkan kami dan juga anak-anak-Mu yang hidup di negeri yang tidak ramah kepada-Mu. Lindungi dan selamatkanlah, terutama saudara seiman kami di Afganistan.
Kita berdoa, Tuhan, kiranya kami mengelola waktu hidup kami diisi dengan kegembiraan dan rasa syukur. Dan kami menghadirkan hidup sehingga orang lain bergembira dan bersyukur pula.
Kami ingat saudara kami yang ulang tahun. Dengan bertambahnya usia, kiranya bertambah pula berkat-berkat indah dalam hidupnya. Berkati hikmat dalam kehidupan pelayanan. Dan karuniakan tubuh yang sehat dan hati yang gembira. Dan bersuka cita di hari yang Tuhan berikan ini.
Doa ini, kami serahkan kepada-Mu. Kiranya Tuhan berkenan memenuhinya. Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin.