Refleksi Harian: Galatia 5:13

Berartinya Hidup

Selamat pagi, Seluruh Saudaraku yang baik di dalam kasih Tuhan Yesus. Waktu terus bergulir. Hari demi hari kita jalani. Kita bersyukur bahwa seiring dengan waktu yang datang dan pergi, Tuhan kita tidak pernah pergi meninggalkan kita. Dia setia mendampingi kita. Puji syukur. Ayat Alkitab yamg menjadi dasar refleksi harian: Galatia 5:13.

Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.”

Galatia 5:13

Saudaraku. Ada sebuah kisah tentang seorang guru yang bijak dan saleh. Suatu waktu, malaekat mendatangi dia dan murid-muridnya, dan bertanya, “Berapa tahun kamu ingin hidup? Minta seribu tahun pun akan dikabulkan.” Sang guru ragu-tagu. Lalu, ia menjawab, “delapan puluh tahun.” Ketika malaikat itu pergi para murid dengan kecewa bertanya, “Guru, mengapa Guru tidak meminta seribu tahun, sehingga Guru bisa banyak menolong manusia dari berbagai generasi?” Dengan tersenyum Guru itu menjawab, “Kalau saya hidup seribu tahun, orang-orang lain akan lebih tertarik memperpanjang umur mereka daripada mencari kebijaksanaan.”

Saudaraku, yang dimaksud Guru itu adalah, jangan tertarik hanya mengejar panjang umurnya. Seberapapun umur yang Tuhan anugerahkan, yang penting kita mengisinya untuk perbuatan yang berkualitas. Ada misi mulia yang alasan kita ingin berusia panjang. Apa artinya panjang umur, lalu hidupnya ugal-ugalan. Usia kehidupan menjadi hambar jika diisi dengan mengisi waktu tanpa perbuatan yang bermakna. Terlebih hidupnya hanya jadi benalu. Yaitu merugikan pihak lain.

Di sini, firman Tuhan mengingatkan orang- orang percaya di Galatia maupun kita sekarang ini. Bahwa kita orang merdeka. Belenggu dosa telah dipatahkan Kristus. Sebagai orang merdeka kita jangan menyia-nyiakan kemerdekaan dengan hidup bergelimang dosa. Hidup yang ‘semau gue’. Kita harus menghargai karya dan pengorbanan Kristus. Caranya, dengan kualitas hidup yang saling memperhatikan, saling-tolong menolong. Menguatkan yang lemah. Menghiburkan yang sedih. Orang lain menjadi bagian yang istimewa untuk dikasihi. Hidup tidak terperangkap hanya terbatas memusatkan pada diri sendiri (selfish).

Jika kita diberi umur panjang tentu harus disyukuri. Namun, tidak cukup hanya pada lamanya kita hidup di dunia ini, melainkan bagaimana kita mengisinya dengan cinta kasih. Betapa berartinya hidup Anda yang panjang umur. Terlebih dengan apa yang kita sudah perbuat berguna bagi kehidupan dan kemanusiaan. Betapa indahnya kehidupan ini, jika kita isi untuk karier yang menjadikan hidup kita dan keluarga kita berkualitas. Betapa berharganya hidup ini, yang kita isi dengan menempatkan keluarga sebagai nomor satu. Betapa berharganya hidup dengan kita membimbing anak-cucu berperilaku terpuji.

Hidup akan menjadi lebih lengkap dengan mengisinya berupa rangkaian hidup yang bervariasi. Tidak monoton. Sehingga hidup kita kaya dengan pengalaman. Dan semua itu merupakan penerjemahan pola hidup orang yang dimerdekakan darah Kristus.

Saudaraku, kita tidak tahu umur masing-masing kapan akan berakhir. Tapi, jika kita selama hidup apakah panjang atau pendek, kita isi sebagai orang-orang yang merdeka yang bertanggung jawab. Kita isi dengan cinta. Kesetiaan. Perbuatan yang berkenan di hadapan Tuhan. Niscaya, kita tidak hidup sia-sia. Kita berharga di mata-Nya.

Kita berdoa, “Tuhan, terima kasih untuk umur yang Engkau anugerahkan. Kiranya kami mengisinya dengan rasa syukur dan suka cita.

Kami berdoa untuk anak-anak kami, cucu-cucu kami, yang sekolah menggunakan online. Semoga tetap memberikan manfaat positi bagi mereka. Dan mereka bersemangat menimba ilmu. Tuhan, berikan mereka haus pengetahuan. Karuniakan perlindungan dari berbagai ancaman apapun.

Kami berdoa buat Saudara-saudara kami menjalani Isoman dan bahkan dirawat di rumah sakit. Pertolongan Tuhan bersama mereka. Optimisme dan harapan tetap bersama mereka dan keluarganya. Karena teramat baik atas mereka sehingga memberi pemulihan dan sehat kembali pada waktunya.

Kami bersyukur dan bersuka cita atas bertambahnya usia dengan hari baru.

Doa ini, kami panjatkan dalam nama Tuhan Yesus. Amin.

Oleh Pdt. Supriatno

Refleksi Galatia 5:13