Berjalan Terus
Selamat pagi, Saudara-saudaraku yang baik. Tuhan itu baik, Ia telah menemani kita melalui malam dan kita menikmati istirahat dengan selamat. Puji Tuhan. Bahan refleksi harian: Ibrani 12:1c
marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita
Ibrani 12:1c
Saudaraku, menurut firman Tuhan hidup adalah perlombaan atau pertandingan. Sebagaimana layaknya sebuah pertandingan ada beberapa hal yang kita perhatikan. Pertama, kita bisa sebagai pihak pemenang, atau yang kalah. Kedua, ada peraturan yang harus diikuti. Tidak bisa setiap peserta ikut aturan yang dibuatnya sendiri. Tidak patuh berarti didiskualifikasi. Tidak memenuhi syarat dan dikeluarkan dari gelanggang. Ketiga, penyiapan diri yang sungguh-sungguh. Berlatih dengan tekun harus dilakukan. Tanpa itu, mudah ditebak hasilnya kelak, pasti kalah. Keempat, sang pemenang kelak diganjar dengan penghargaan.
Jelas, kehidupan bagaikan perlombaan bersifat wajib. Bukan pilihan. Jika itu pilihan, kita bisa menghindarinya. Karena yang namanya perlombaan itu di sana ada perjuangan. Ada pengerahan kemampuan diri semaksimal mungkin. Demikian juga, karena wajib kita mau tidak mau menjalaninya. Bukan hal main-main, melainkan hal serius.
Sementara itu, ada banyak orang meremehkan bahwa kita itu sedang bertanding di tengah kehidupan ini. Ada orang yang lebih banyak menghabiskan waktu bermain-main bukan buat berlatih. Tampak dari kurang seriusnya menjalani hidup keimananya. Ada yang boleh kita katakan “Kekristenan kadang-kadang”. Kadang berdoa, kadang tidak. Kadang bergereja, kadang hilang dari persekutuan. Kadang rajin, kadang malam. Tidak konsisten.
Saudaraku, bagaimanapun iman yang dijalani tanpa ketekunan akan melahirkan kekalahan demi kekalahan. Sedangkan ketekunan itu artinya kita menjalani dan menghidupi iman sungguh-sungguh. Serius, seserius tantangan yang dihadapi. Dan itu, berlaku sepanjang hidup kita. Kita bisa mendapat inspirasi ketekunan dari Alkitab. Tokoh-tokoh yang dipakai Allah menggambarkan arti ketekunan sejati. Mereka sakit, kesepian, dikejar-kejar musuh yang benci kekristenan, pendeknya banyak pengorbanan lahir di tengah ketekunan mereka.
Sekaligus, mereka dengan serius tidak mengikatkan diri dengan perilaku kotor. Jika tidak perbuatan mereka merintangi proses perlombaan yang mereka jalani.
Selain itu, kita menyerap inspirasi dan arti ketekunan aktual. Inspirasi dari kehidupan riil sekarang. Yakni, melalui Jemaat Tuhan itu sendiri. Mereka yang terus sejak muda hingga lewat masa mudanya menjalani kekristenan dengan serius. Dari rambut masih hitam sampai memutih, tetap tegar. Berjalan terus menekuni iman. Tanpa jedah. Tanpa istirahat. Iman yang terus menyala meski angin dunia suka meniup kencang.
Saudaraku, kita berharap, hari ini pun akan menjadi hari di mana kita mengisinya dengan ketekunan iman. Kita tidak mau iman kita didiskualifikasi karena ada praktek hidup keliru yang kita lakukan. Kita tidak kalah di tengah jalan. Kita tidak ingin berhenti dengan predikat orang kalah. Kita ingin hari inipun kita tetap sebagai pemenang, dan terus sebagai pemenang sepanjang usia kehidupan kita. Lihatlat, Kristus yang menderita. Dia jalani semua dengan serius dan tekun. Pahitnya salib. Getirnya hinaan dan cemoohan tidak menghentikan langkah menuju via dolorosa.
Kita berdoa, Tuhan, dengan segala kelelahan fisik maupun emosi serta batin kami. Sentuhlah kami dengan cinta-Mu yang memberi kesegaran dan kelegaan. Doa kami ini, kiranya Tuhan mengabulkannya dan kami bawa dalam nama Tuhan Yesus. Amin.
Oleh Pdt. Supriatno