Refleksi Harian: Kejadian 12:2

Diberkati Menjadi Berkat

Selamat pagi, ibu-bapak, oma-opa, dan saudara-saudara yang baik. Kita berterima kasih kepada Tuhan, kini kita memasuki hari baru. Seiring dengan itu, kasih-Nya sudah menanti kita. Inil adalah modal penting kita menjalani aktivitas di hari Senin ini. Bahan refleksi harian: Refleksi Harian: Kejadian 12:2

Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat

Kejadian 12:2

Saudaraku, kita amat mengenal Abraham. Sosok yang berasal dari Ur-Kasdim, Babilonia. Sebuah kerajaan besar pada jaman itu. Peradabannya sudah tinggi dan penduduknya hidup dalam kemakmuran. Hasil temuan bidang arkeologi, Ur-Kasdim merupakan kota yang sangat maju. Rumah-rumah bertingkat dua, pelabuhan kapal sungai, dan bangunan kuil yang megah.

Artinya, Abraham bukan dari kampung. Ia bukan orang desa. Kota dan negerinya sudah lebih maju dari bangsa-bangsa sekitarnya. Dengan demikian, Abraham meninggalkan kota dan negerinya sama dengan meninggalkan zona nyaman. Dia tinggalkan hidup yang lebih dari cukup dan masuk ke wilayah tantangan. Mengapa disebut wilayah tantangan? Karena ia melakukan perjalanan ke negeri yang belum jelas profilnya. Ia harus mengikuti rute dengan medan yang berat.

Apakah motif utama Abraham seberani itu, yakni meninggalkan kota dan negerinya? Memenuhi panggilan Allah itulah motif utamanya. Meski Allah yang memanggilnya ia pun belum mengenal dengan sungguh-sungguh. Tapi, ia percaya kepada Allah yang memanggilnya masuk ke negeri Kanaan. Di sanalah Abraham akan tinggal, hidup dan ketirunannya menjadi besar.

Saudaraku, Abraham demi mengikuti Allah yang memanggilnya, ia bersedia berpisah dengan segala kecukupan hidup. Berpisah dengan kerabat keluarga. Berpisah dengan budaya yang membesarkannya.

Patokan yang menjadikan Abraham mau mengikuti panggilan Allah adalah berkat. Ya, Abraham akan menerima berkat. Tapi, tidak berhenti di situ. Dia dan keturunannya menjadi berkat. Diberkati supaya menjadi berkat.

Saudaraku. Di Israel terdapat 2 danau besar. Danau yang satu bernama Laut Mati. Dinamai Laut lantaran begitu luasnya danau tersebut. Danau yang satu lagi adalah Danau Tiberias, atau Danau Galilea.

Kedua danau itu punya sifat yang sangat berbeda satu dengan yang lain. Danau Tiberias menjadi sumber utama air minum penduduk Israel. Begitu juga danau ini amat kaya dengan berbagai jenis ikan. Ikan yang terkenal yaitu Ikan Petrus. Air danau ini yang mengairi tanah pertanian disekitarnya. Dan airnya, juga mengalir masuk ke Laut Mati.

Sebaliknya, Laut Mati. Tidak ada satupun makhluk bisa hidup di danau itu. Boro-boro buat minum, karena saking asinnya. Hampir 3-4 kali tingkat keasinannya dari yang normal.

Pertanyaannya, mengapa begitu asin airnya, sehingga tidak bisa dikonsumsi? Karena lokasi danau ini berada 200 meter lebih di bawa permukaan laut. Danau ini menampung air, tetapi tidak mengalirkannya lagi. Menerima. Menerima, namun tidak mengalirkan airnya ke mana-mana. Sama seperti air hujan hujan yang ngembeng bau.

Saudaraku, laksana Danau Tiberias itu fungsi Abraham. Dia dan keluarganya diberkati supaya lewat mereka sesama dan kehidupan merasakan berkat. Kiranya kita pun demikian, di hari Senin ini, hidup yang tidak hanya menerima berkat Allah. Tapi juga kita menjadi berkat buat yang lain.

Kita berdoa: Tuhan, nyalakan api cinta kami kepada-Mu dan sesama kami serta kepada siapapun. Kiranya kami mencintai dengan sepenuh hati dan membawa berkat.

Kami mendoakan yang berulang tahun. Semoga penyertaan Tuhan selama ini makin mensuka citakannya. Ia bersyukur atas berkat-berkat Tuhan yang telah diberikan. Dan keluargapun berbahagia.

Doa ini, kami naikkan dalam nama Yesus. Amin.

Happy monday.

Oleh Pdt. Supriatno

Refleksi Harian: Kejadian 12:2