Refleksi Harian: Keluaran 20:12

Menghormati Orang Tua

Selamat pagi, bapak-ibu, opa-oma, mas-mbak dan seluruh Saudaraku yang baik. Kita mengucap syukur dan terima kasih pada Tuhan, bahwa pagi ini kita masih bisa membuka mata dan dipercaya untuk tetap menjalani kehidupan. Bahan refleksi harian: Keluaran 20:12

Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.

Keluaran 20:12

Saudaraku, siapakah sosok yang paling dihormati setelah Allah? Tidak ada yang lain, kecuali orang tua. Merekalah yang patut menerima hormat dari setiap anaknya. Rasa hormat menunjukkan pengakuan, bahwa orang tualah yang memungkinkan kita hadir di dunia dan cinta kasihnyalah yang sehari-hari menemani kehidupan seorang anak.

Dalam setiap budaya tindakan rasa hormat kepada orang tua diungkapkan dengan berbagai bentuk. Ada yang mencium tangan ayah dan ibunya sebelum pergi ke sekolah, ke tempat kerja atau kemana pun. Demikian pula dilakukan pada saat pulang dari tempat tertentu. Tangan mewakili simbol belaian kasih sayang, karena itu mencium tangan tanda menghormati belaian kasih orang tua.

Ada juga rasa hormat anak diungkapkan dengan sungkeman. Biasanya di hari raya atau tahun baru, orang tua dalam posisi duduk lalu anak-anaknya menyatakan rasa terima kasih dan mohon restu. Belakangan banyak pengantin pasangan Kristen melakukan sungkeman di momen pemberkatan nikah.

Penolakan atas keberadaan cinta kasih orang tua dalam budaya manapun sebuah tindakan tidak terpuji. Bahkan dikategorikan durhaka, sebuah kesalahan besar. Belakangan kita terhenyak dengan berita-berita mencerminkan lunturnya rasa hormat kepada orang tua. Salah satu contoh, anak yang menggugat ayahnya sendiri ke meja pengadilan. Padahal usia sang ayah berusia 85 tahun, dan itu gara-gara perebutan mobil. Miris.

Kita generasi tua, kita belajar dari “Kisah Malin Kundang”. Meski itu berupa kisah rekaan, tapi punya pesan mendidik kepada setiap anak, bahwa Allah tidak berkenan atas anak yang menolak dan menyangkali keberadaan orang tuanya. Ayah atau ibu semiskin apapun dan serendah apapun status sosialnya. Merekalah yang mendatangkan kita di dunia. Karena itu jangan malu dengan orang tua sendiri dan tidak boleh menyakiti hati mereka.

Alkitab menaruh posisi istimewa sosok orang tua. Setelah kita dipanggil mengasihi Allah, lalu kita diminta mengasihi sesama. Sedangkan sesama yang paling utama dan pertama di mata Allah adalah ayah-ibu. Kita melihat, saking istimewanya orang tua maka rasa hormat kepada mereka ikut menentukan usia seseorang. Bisa panjang umur, tapi bisa juga usianya singkat.

Mengapa tidak menghormati akan menjadikan seseorang tidak panjang umur? Karena orang yang tidak hormat kepada orang tua adalah orang yang melupakan cinta kasih yang telah dinikmatinya. Ia melalaikan kewajiban utama dalam relasi antar manusia. Dan jelas, relasi sosial yang buruk apalagi dengan orang tua berakibat pada adanya ketidak tenangan batin, kesombongan diri, dan hati yang tidak punya rasa terima kasih. Yakinlah, orang yang demikian tidak sehat, baik tidak sehat rohani maupun jasmaninya. Jika tidak menghormati orang tuanya maka orang seperti itu tidak punya kedamaian.

Saudaraku, firman Tuhan itu selalu benar dan terbukti dalam pengalaman hidup. Termasuk orang yang tidak hormat pada orang tua tidak berumur panjang. Orang tidak hormat pada orang tuanya akan berbuahkan sikap tidak perduli. Lihatlah, karakter orang yang perduli, mereka dipenuhi hati yang penuh suka cita. Dan bukankah hati yang demikian itu obat. Obat kehidupan yang membuat hidup jasmani dan rohani kita sehat. Perhatikan, orang yang masa bodoh. Egois. Mau senang sendiri. Tidak sedikit orang yang tidak perduli hanya memusatkan segala sesuatu hanya buat dirinya. Itu jelas-jelas membuat iklim kehidupan yang sekali lagi tidak sehat.

Tentu saja orang yang hormat kepada orang tuanya dipanjangkan umurnya oleh Tuhan. Tuhan mengganjar setiap taburan yang baik dengan tuaian yang baik. Menabur hormat akan menuai panjang umur di negeri kita ditempatkan Allah. Pertanyaannya bagi yang sudah tidak punya orang tua, apakah masih berlaku dan relevan ajakan firman Tuhan ini? Tentu dalam keluarga ada sosok pengganti orang tua. Kepada merekalah rasa hormat kita ungkapkan. Jadi, firman ini tidak mengalami kevakuman.

Saudara, orang bilang “orang yang care itu share”. Orang yang perduli itu akan berbagi. Orang yang perduli pada ayah atau ibu, maka orang itu akan membagi kasih sayangnya pada orang tuanya.

Mari kita berdoa, Tuhan berilah kami kesempatan dan kemauan untuk menghormati ayah dan ibu. Merekalah yang pertama membelai kami dengan kasih sayang dan menuntun kami dengan doa.

Kami berdoa untuk relasi dengan orang tua. Terutama yang sedang kondisi relasi yang buruk. Tuhan kiranya mengubah relasi sehingga membawa suka cita dan kebahagiaan.

Sertai kami hari ini, yang sakit diberi pemulihan dan kesabaran dan sehat menjaga kesehatan dengan bijaksana. Sertai anak dan cucu-cucu kami. Kiranya mereka yang sekolah, sekolah dengan tekun. Yang bekerja, mereka bisa berprestasi. Kiranya hari ini, Tuhan memberi kami mengecap bagian terbaik dari berkat-berkat-Mu.

Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin.

Oleh Pdt. Supriatno

Bahan Refleksi Harian: Keluaran 20:12