Pantang Menyerah
Selamat pagi, ibu-bapak, oma-opa dan saudaraku yang dikasihi Tuhan. Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan atas hari-hari yang dijalani bersama kasih-Nya. Bahan refleksi harian: Kis 19:9
Tetapi ada beberapa orang yang tegar hatinya. Mereka tidak mau diyakinkan, malahan mengumpat Jalan Tuhan di depan orang banyak. Karena itu Paulus meninggalkan mereka dan memisahkan murid-muridnya dari mereka, dan setiap hari berbicara di ruang kuliah Tiranus
Kis 19:9
Saudaraku, ada peribahasa kita menyatakan “ tidak ada rotan akar pun jadi”. Artinya, apabila yang baik tidak ada, maka yang kurang baik pun bisa dimanfaatkan.
Rasul Paulus dalam memberi pengajaran biasanya berlokasi di sinagoge-sinagoge, yaitu tempat ibadah orang Yahudi. Di berbagai kota yang dikunjunginya, maka tempat itu paling strategis untuk mengajar. Karena di sanalah umat berkumpul. Sehingga saat berkumpul itu, rasul Paulus memperkenalkan siapa Kristus.
Dalam pengalaman Rasul Paulus rupanya tidak semua orang setuju. Sekaligus memberi keleluasaan sinagoge dimanfaatkan untuk mengajar Kristus. Di Efesus, dia mengalami penolakan. Ada beberapa orang yang tegar hatinya. Sampai-sampai mereka mengumpat jalan Tuhan.
Rasul Paulus menghindari keributan. Ia mengalah. Meski sudah 3 bulan ia menggunakan sinagoge, tapi karena resistensi penolakan segelintir orang ia pindah. Syukurlah, Tiranus seorang pengajar filsafat meminjamkan ruangannya. Bagi rasul Paulus, “tidak ada rotan akar pun jadilah”.
Rasul Paulus tidak kalah dan menyerah dengan keadaan. Ia melihat ruang kuliah meski bukan tempat ibadah, memadai buat menjalankan misinya. Rasul Paulus menunjukkan kepada penentangnya, berita keselamatan itu tidak bisa dihalang-halangi. Dan karya Roh Kudus tidak bisa dihambat.
Saudaraku. Kita selalu ingin yang ideal. Segalanya ingin sesuai harapan (ekspektasi) kita. Tapi realitas sering tidak sesuai harapan. Kita belajar dari sikap pantang menyerah Rasul Paulus. Dia cari alternatif. Tidak cepat mengeluh dan mengadu tanpa berbuat apa-apa. Iman itu membuat kita melihat kesulitan dalam pekerjaan dan pelayanan bukan sebagai akhir. Tapi, awal baru menemukan jalan yang bisa diberikan Tuhan. Lihatlah, rasul Paulus memakai ruang kuliah itu sampai dua tahun! Itu tanda animo yang ingin mendengar berita keselamatan tidak surut.
Senin ini, kita mendambakan yang indah, baik, menyenangkan bagaikan kita butuh rotan. Tapi, jika yang kita temui hal yang berbeda bagaikan akar. Kita tidak kecewa dan kecil hati. Tetaplah kita semangat dan optimis di hari baru.
Kita berdoa: Tuhan, di hari yang baru ini, ciptakanlah di dalam diri kami jiwa dan mental yang gigih. Dan Tidak cepat menyerah oleh keadaan.
Kami mendoakan yang berulang tahun. Kiranya hari-hari yang sudah dilewati, hari ini dan mendatang, saudara kami dipenuhi rasa syukur dan suka cita. Pemeliharaan Tuhan yang ajaib menyertainya.
Kami membawa harapan dan permohonan para saudara kami yang sakit, lemah tubuhnya, letih batinnya. Kiranya Tuhan pulihkan dan segarkan kembali kesehatannya.
Doa ini, kami panjatkan dalam nama Yesus Kristus. Amin.
Happy monday.