Refleksi Harian: Kisah Para Rasul 11:26

Dikenal Dari Buahnya

Selamat pagi, ibu-bapak, mbak-mas, oma-opa dan Saudara-saudaraku yang baik. Semoga pagi ini, kita menghirup udara hari baru seraya mengucap syukur kepada Allah. Sebab, karena Dia-lah, kita dan keluarga kita masih diberi umur kehidupan. Bahan refleksi harian: Kisah Para Rasul 11:26

Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen

Kisah Para Rasul 11:26

Saudaraku, Tuhan Yesus bersabda seseorang dikenal dari buahnya. Artinya siapa saya, siapa Anda dan siapa seseorang tidak cukup dikenali dari identitas nama diri. Melainkan juga melalui apa yang diperbuatnya. Tindakan, ucapan dan sikap seseorang mencerminkan profil seseorang.

Bagaimana mula-mula seseorang atau kelompok orang disebut sebagai orang kristen? Sejak kapan berawal? Nama kristen bukan produk yang langsung turun dari surga. Bukan ujug-ujug.

Di kota Antiokhia sebutan orang kristen muncul pertama kali. Sebuah kota di tepi pantai masuk wilayah negara Suriah saat ini. Latar belakang mereka bukan orang Yahudi. Tapi ada yang dari Siprus, Yunani dan Kirene, Libya. Boleh dikatakan pengikut Kristus ini merupakan perkembangan baik yang tidak terduga.

Mereka disebut orang kristen oleh masyarakat lingkungan sekitarnya. Mereka memberi identitas karena buah yang dihasilkan orang-orang yang berasal dari berbagai negeri itu.

Penduduk kota Antiokia melihat orang-orang itu mempraktikkan keimanan yang berbeda. Mereka orang-orang yang taat dalam iman. Patuh dalam bimbingan. Dari sanalah lahir sebutan orang kristen.

Tidak hanya mereka tergolong taat dan patuh dengan imannya. Mereka pun orang-orang yang murah hati. Terlihat saat Gereja induk Yahudi di Yerusalem mengutus Barnabas ke Antiokhia. Tujuannya agar orang-orang baru percaya ini didampingi, dan mereka tetap setia. Mereka tanggap mengulurkan bantuan. Mereka menyingsingkan lengan baju dan membantu secara finansial.

Saudaraku. Sementara itu, mereka juga orang-orang yang tahu resiko menjadi pengikut Kristus. Secara jumlah merupakan persekutuan yang kecil. Dan terlebih dari itu mengalami penganiayaan atau persekusi.

Jadi, sebutan kristen tidak bisa dipisahkan dengan buah baik yang telah diperlihatkan. Setia pada iman. Peka dan tanggap atas saudara seiman yang tengah kesulitan dan mempunyai karakter sabar terhadap penghinaan karena iman.

Dengan demikian, saat kita melekatkan identitas sebagai orang kristen pada diri kita. Itu tidak semata-mata karena hal simbolis, seperti: kalung salib yang dikenakan, penyebutan dalam KTP, atau hiasan rumah, dll. Namun ada yang lebih utama, atau esensial. Yaitu praktik kesetiaan dan semangat kemurah hatian dalam kehidupan beriman. Kita dikenal dan memperkenalkan diri dengan “buahnya”. Dalam hal ini, perbuatan terpuji.

Apa artinya kita menyebut diri orang kristen, tapi praktik hidupnya jauh dari esensi atau inti kekristenan? Apa artinya gembar-gembor menonjolkan simbol atau lambang kristen, sedangkan perbuatannya menodai kekristenan? Kekristenan adalah identitas yang nyata dari praktik hidup. Dalam hal ini orang yang mempraktekkan nilai: setia, penuh antusias, murah hati, suka cita dan tetap tegar. Dan itu semua diwujudkan oleh orang kristen di Antiokhia.

Semoga, kita mampu menyandang identitas kekristenan dengan sikap dan perilaku yang senafas dengan “jiwa” kekristenan. Sehingga orang-orang di jaman kita ini melihat kita sebagai orang kristen sejati, sebab sebagai orang yang punya praktik hidup terpuji. Semoga Tuhan memampukan kita.

Kita berdoa: Tuhan, kiranya kami bisa menyandang identitas sebagai pengikut-Mu. Dan mampukan kami taat ke atas, tanggap ke bawah.

Kami berdoa bagi para guru yang telah purna tugas maupun masih aktif. Merekalah dengan profesi mendidik manusia agar cerdas dan berkarakter baik. Berkati hidup mereka.

Doa ini kami panjatkan dalam nama di atas nama, yaitu Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.

Kita berdoa, Tuhan, kami bersyukur kebaikan-Mu menjadi bagian sehari-hari hidup kami. Kami adalah kawanan kecil, namun kiranya mampu menjadi murid-Mu yang berkualitas. Jadikan kami orang kristen yang sejati. Kami ingin memuji-Mu setulus hati.

Kami berdoa agar apa yang kami alami hari ini, kiranya kami jalani bersama-Mu mendatangkan kebahagiaan, kesejahteraan dan kedekatan dengan kebenaran-Mu.

Tuhan, semoga yang sakit disembuhkan. Yang bergumul, dikuatkan. Kiranya kami bisa berbagi kebaikan dengan sesama kami hari ini.

Seluruh doa dan harapan kami ini kami panjatkan dalam nama Yesus, Tuhan kami. Amin.

Kiranya dengan beraktivitas kita menjadikan lebih berarti.

Oleh Pdt. Supriatno

Refleksi Harian: Kisah Para Rasul 11:26