Refleksi Harian: Markus 14:65

Bertindak Adil

Puji syukur dan terima kasih kepada Allah, Pencipta dan Pemelihara kita orang beriman. Selamat pagi, Saudara-saudaraku yang baik. Bahan refleksi harian: Markus 14:65

Lalu mulailah beberapa orang meludahi Dia dan menutupi muka-Nya dan meninju-Nya sambil berkata kepada-Nya: “Hai nabi, cobalah terka!” Malah para pengawalpun memukul Dia

Markus 14:65

Saudaraku, lembaga pengadilan adalah lembaga yang memutuskan apakah seseorang yang menjadi terdakwa bersalah atau tidak. Hakim akan memimpin prosesnya dan akan menguji apakah seorang terdakwa terbukti bersalah atau tidak. Tidak semua terdakwa diputuskan bersalah, kemudian menjalani hukuman. Jika bukti-bukti yang menyeret terdakwa ke pengadilan itu lemah maka hakim bisa membebaskannya. Karena itu, hakim harus adil dan tidak memihak serta bertindak bertindak berdasarkan bukti dan kesaksian.

Bacaan kita menggambarkan bagaimana Yesus tengah diadili. Dalam hal ini di Mahkamah Agama. Di sanalah tuduhan terhadap Yesus diuji apakah benar atau tidak. Ternyata semua tuduhan itu tidak terbukti. Sedangkan saksi yang dihadirkan, satu sama lain bertentangan.

Injil Markus memberi kesaksian bahwa tidak ada fakta di pengadilan Mahkamah Agama itu bahwa Yesus harus divonis hukuman mati. Semua bukti dan saksi tidak mendukung dakwaan. Akhirnya, Imam Besar mengajukan pertanyaan langsung kepada Yesus, mengenai kebenaran mengenai kemesiasan-Nya. Dan Yesus menjawab bahwa betul Dialah Mesias yang datang. Jawaban ini oleh Imam Besar dianggap cukup untuk bisa menjerat Yesus untuk dihukum mati. Jawabannya dinilai penodaan agama. Penodaan agama merupakan bentuk kesalahan tak terampuni di mata mereka.

Setelah putusan Imam Besar dijatuhkan, dua bentuk perlakuan langsung dialami di tempat itu. Yesus diludahi. Dan para pengawal memukulinya. Diludahi merupakan bentuk penghinaan paling ekstrem yang diterima seseorang. Martabatnya dijatuhkan. Harga dirinya direndahkan. Diludahi penghinaan yang lebih berat ketimbang penghinaan kata-kata. Kedua, mereka melakukan bentuk kekerasan fisik. Yesus digebuki. Dua perlakuan itu dikategorikan tindakan tidak manusiawi. Dan Yesus harus mengalaminya di pengadilan Mahkamah Agama. Padahal, tidak ditemui bukti kejahatannya.

Saudara, di pengadilan seharusnya keadilan ditegakkan. Jika sebuah perkara diajukan ke pengadilan lalu ternyata tuduhan tidak terbukti dan saksi-saksi tidak memberi kesaksian yang benar, maka sesungguhnya terdakwa wajib dibebaskan. Ternyata dalam kasus Yesus tidak. Yesus diadili tidak dengan kaidah yang benar. Dan orang yang ada di pengadilan sewenang-wenang melukai harga diri dan fisiknya. Yesus korban kesewenang-wenangan. Dan Yesus menjadi sasaran brutalitas. Mereka seenaknya menghina dan memukuli.

Saudara, penderitaan ini baru awal. Yesus masih harus menjalani rute penderitaan lebih besar dan dashyat. Ini penderitaan yang nantinya berujung pada penyaliban-Nya di bukit Golgota. Kita lihat, betapa berbahayanya agama yang dipakai untuk menjerat pihak yang tidak bersalah. Nurani keadilan menjadi bisu. Diam. Sudah jelas tidak ada bukti dan fakta kesalahan di pengadilan Mahkamah Agama Tapi, Imam Besar memainkan dalih agama, sehingga Yesus di mata mereka melakukan dosa besar.Suatu bentuk kesalahan tak terampuni.

Di sinilah, kita sebagai umat beragama seharusnya bersikap atas sebuah perkara. Tidak boleh yang salah dibenarkan, dan yang benar disalahkan. Janganlah agama diplintir untuk memenuhi kepentingan seseorang atau sekelompok orang. Itu berakibat ada pihak yang dirampas keadilannya. Di kota ini pernah terjadi fenomena tersebut.

Panggilan Anda dan saya adalah berlaku adil. Kita berlakukan sikap adil di tengah keluarga atau di mana pun ketika kita berada posisi mengambil keputusan. Karena, sekali kita bertindak dengan tidak adil, maka ada orang yang diciderai perasaan keadilannya.Jangan sampai ada yang harus mendekam dalam penjara, padahal orang itu tidak bersalah. Kita tahu agama sesungguhnya harus mencerminkan dukungan pada sikap yang adil bukan agama dipakai untuk mendukung praktik ketidak adilan.

Kita berdoa, Ya, Allah, Putra-Mu Yesus Kristus dalam rangka menyelamatkan kami Ia harus mengalami pahitnya dan sakitnya diperlakuan tidak adil. Semoga kami bertindak adil mulai dari hal-hal kecil.

Tuhan, tolonglah saudara kami yang membutuhkan pekerjaan. Bukakan jalan dan mereka bisa keluar dari kesulitan ekonominya.

Tuhan, kami berdoa bagi para lansia dan mereka yang hendak menjalani vaksinasi. Berilah ketenangan, jauhkanlah kekuatiran. Semoga mereka menjalani dengan lancar karena beserta mereka.

Berkati kami, dengan kesehatan dan tubuh yang segar agar kami dapat beraktivitas. Dalam nama Yesus, kita berdoa. Amin.

Oleh Pdt. Supriatno

Refleksi Harian: Markus 14:65