Refleksi Harian: Matius 6:20

Harta Di Sorga

Puji Tuhan. Ketika kita membuka mata, pagi baru telah tiba. Dan Tuhan tetap sayang kepada ibu-bapak, oma-opa dan saudara-saudaraku yang baik. Kiranya di hari baru kasih-Nya terus berlanjut. Bahan refleksi harian: Matius 6:20

Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya

Matius 6:20

Saudaraku, kerap kita mendengar bahwa manusia makin materialistik. Martabat dan penghormatan kepada seseorang tergantung benda material yang dimilikinya. Jenis mobil yang dikendarai, merk busana yang dikenakan, brand sepatu yang dipakai, dan banyak lagi. Seandainya yang dimiliki itu menunjuk ke benda-benda mahal dan nama brand terkenal. Maka, orang itu akan memetik penghormatan.

Jika tren itu kemudian menjadi sikap hidup betapa kita harus prihatin. Mengapa? Karena manusia itu berharga dan bermartabat tidak karena benda-benda itu. Melainkan terletak bahwa manusia ciptaan Tuhan yang dikasihi-Nya. Dalam kekristenan saking berharganya manusia, Tuhan Yesus bersedia berkorban buat mereka.

Bahaya mengukur manusia dari sudut material secara tersirat maupun tersurat Tuhan Yesus temui. Yakni kegandrungan atau nafsu berlebihan mengumpulkan benda-benda sebanyak mungkin. Ditemukan orientasi hidup kebendaan di kalangan insan waktu itu. Sebaliknya, mengabaikan kekayaan sejati, dalam hal ini bersifat spiritualitas dan tindakan kebaikan.

Hal ini bukan berarti Tuhan Yesus melarang kepemilikan uang, atau benda-benda duniawi lainnya. Dia mau mengingatkan agar kita mampu membedakan benda yang bersifat sementara (temporary), dapat dicuri, bisa rusak dan hal-hal yang kekal dan tidak bisa hilang dan rusak. Sekaligus, mampu memprioritas mana yang hendaknya diutamakan.

Saat benda-benda yang hanya berlaku di dunia itulah yang paling utama. Paling dicari. Ia merasa di situlah terletak nilai dirinya. Termasuk benda-benda itu segala-galanya. Maka, manusia akan menyesal suatu saat. Masih di dunia saja benda-benda dan kekayaan itu terbukti pada saat tertentu tidak bisa berbua apa-apa.

Saya mendengar tidak sedikit mereka yang terkena Covid 19 adalah orang-orang yang timbunan kekayaannya luar biasa. Tapi, ternyata tidak bisa menyelamatkan dirinya dari renggutan maut Covid 19. Ini bukan hendak memperlihatkan kebencian atau ketidak senangan atas benda dan harta duniawi.

Tapi, mengajak membuka mata, bahwa benda dan harta duniawi memiliki keterbatasan. Karena itu jangan lupakan harta yang lain. Harta yang Tuhan Yesus ingatkan agar kita memilikinya.

Tuhan Yesus mau menuntun kita memahami, bahwa kekayaan yang sejati dan kebahagiaan tidak diukur oleh benda-benda. Cinta kasih, persahabatan, kebaikan dan kebebasan jauh berharga. Berarti pada masa kini, berharga juga di surga.

Kita berdoa: Tuhan, sungguh indah menjadi kepunyaan-Mu. Kami ditebus, dilindungi dan berharga.

Tuhan kami ikut bersyukur, Engkau menambah umur saudara-saudara kami yang berulang tahun hari ini. Kiranya suka cita, kebahagiaan dan panjang umur Tuhan karuniakan.

Buat para sepuh Tuhan anugerahkan tubuh yang sehat dan bagi yang sakit Engkau mengembalikan kesehatannya. Dan mereka bisa beraktivitas dengan suka cita.

Doa ini, kami panjatkan dalam nama Yesus, amin

Oleh Pdt. Supriatno

Refleksi Harian: Matius 6:20