Jiwa Penuh Damai
Selamat pagi, ibu- bapak, oma-opa dan Saudara-saudara yang baik. Malam telah berlalu, pagi baru telah datang. Puji Tuhan, kita masih dipercaya untuk melanjutkan kehidupan. Sekaligus mengecap cinta kasih-Nya. Bahan refleksi harian: 1 Samuel 25:32-33
Lalu berkatalah Daud kepada Abigail: “Terpujilah TUHAN, Allah Israel, yang mengutus engkau menemui aku pada hari ini; (33) terpujilah kebijakanmu dan terpujilah engkau sendiri, bahwa engkau pada hari ini menahan aku dari pada melakukan hutang darah dan dari pada bertindak sendiri dalam mencari keadilan.”
1 Samuel 25:32-33
Saudaraku, hidup bersama orang lain tentu ingin diwarnai damai, serasi dan rukun. Dalam suasana seperti itu, hidup kita diwarnai ketenangan. Tidak ada ketakutan. Satu sama lain saling menghormati dan menghargai.
Sayangnya, hidup tidak selalu demikian. Malah kehidupan antar pribadi atau antar kelompok suka diwarnai konflik dan permusuhan. Satu sama lain saling membenci. Jika sudah demikian, rasa tentram tercabik-cabik. Perasaan tegang dan ketakutan memandang pihak lain.
Apalagi, ketika konflik melibatkan “orang kuat”. Pasti tidak mudah menengahi atau merukunkannya. Gengsi dan perasaan harga diri yang tinggi bisa membuat permusuhan berlarut-larut. Mengalah itu sikap yang paling sulit lahir dari orang kuat yang berkonflik. Tiap-tiap pihak merasa benar.
Oleh karena itu, saudaraku, konflik atau permusuhan antara Daud dan Nabal tidak mudah dijembatani. Sulit didamaikan. Daud merasa seorang raja. Punya pasukan dan siap sewaktu-waktu dikerahkan. Sedangkan Nabal, orang kaya. Ternaknya berlimpah dan punya pegawai yang siap menjalankan perintah tuannya. Ditambah lagi, Nabal mempunyai sikap kurang ajar, kasar dan suka bertengkar.
Saudaraku, pepatah kita mengatakan “gajah bertarung lawan gajah, pelanduk mati di tengah-tengah”. Artinya, apabila ada orang-orang berkedudukan tinggi berkelahi satu sama lain, maka yang menjadi korban adalah orang kecil. Bisa dibayangkan misalkan dalam situasi perang di mana yang berseteru adalah orang-orang tinggi.
Demikian juga bayang-bayang ancaman besar jika konflik antara Daud dan Nabal tak terselesaikan. Pasti ada korban. Tentu ada yang bisa kehilangan nyawa. Jika bukan prajuritnya Daud, tentulah pegawainya Nabal.
Di tengah kemelut konflik yang sudah mulai itu, Abigail menjadi juru damai. Ia seorang cantik, pandai dan punya naluri kuat serta keberanian luar biasa. Ia mengambil langkah yang meredakan ketegangan yang gawat itu. Ia mengumpulkan banyak makanan diserahkan pada Daud. Dan efektif. Kemarahan Daud mereda. Tindakan tegas yang tepat.
Saudaraku, hidup bersama orang lain memang keserasian itu ideal. Tapi, banyak faktor yang sering merusak hidup bersama yang damai dan harmoni. Bisa karena kepentingan berbeda, merasa diperlakukan tidak adil, karakter berbeda, nilai yang dihayati berbeda, termasuk pemahaman keagamaan yang berbeda. Kegagalan mengelola keperbedaan, maka keperbedaan bisa menjadi pemantik permusuhan.
Kita sadar, kita hidup bersama penuh keperbedaan. Agar kita tidak terjerumus konflik dengan saudara sendiri, kawan, tetangga atau sesama yang tidak kita kenal. Maka, kita perlu mencari titik temu dan titik persamaan. Kita sama-sama ciptaan Tuhan, kita sama-sama punya nurani dan etika, kita sama-sama ingin hidup damai. Dan banyak kesamaan lain. Dengan demikian, dalam hidup sehari-hari kita hidup harmoni dengan Allah, harmoni pula dengan sesama.
Kita berdoa: Tuhan, mampukan kami memiliki sikap dan jiwa penuh damai. Sehingga kami hidup bersama dengan siapapun dengan rukun, bukan bermusuhan.
Kami berdoa bagi saudara kami yang lansia. Anugerahi kesehatan, suka cita dan kebahagiaan di hari tuanya. Tuhan karuniakan mereka pengalaman manis dengan cinta kasih Tuhan Yesus.
Kami memanjatkan permohonan agar orang-orang yang kami kasihi yang telah lama sakit, maupun baru-baru ini harus menjalani pengobatan. Kiranya dambaan untuk sembuh, Tuhan anugerahkan.
Bagi para anak-anak kami yang mulai sekolah tatap muka secara terbatas. Dalam situasi sekarang ini, Tuhan lindungilah mereka agar bisa belajar dengan baik dan sekaligus terjaga keamanannya.
Hari ini, kiranya kami dan kekuarga masing-masing mengindahkan hidup bersama di tengah keluarga dengan rukun. Hati-hati dan waspada terhadap persebaran virus kebencian dan permusuhan.
Seluruh doa, kami naikkan dalam nama Yesus, Tuhan dan Juru Selamat kami. Amin.