Mengenang Kebaikan Allah
Selamat pagi, ibu-bapak, oma-opa dan saudaraku yang baik. Seiring datangnya pagi baru, sesungguhnya tidak berkesudahan kasih setia Tuhan. Puji syukur. Bahan refleksi harian: Mazmur 103:2
Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!
Mazmur 103:2
Saudaraku, dua orang sahabat berjalan melintasi padang gurun. Di tengah perjalanan, terjadi perdebatan panas di antara mereka. Salah seorang menampar pipi sahabatnya.
Sahabat yang ditampar itu tidak berkata apa-apa. Dengan perasaan terluka ia menulis di atas pasir, ”sahabatku baikku menamparku, hari ini.”
Mereka meneruskan perjalanan, tibalah mereka di telaga di tengah gurun (oasis). Mereka memutuskan minum dan mandi. Tak disangka orang yang ditampar itu terpeleset dan mulai tenggelam. Syukurlah, teman yang pernah menampar itu menyelamatkannya. Setelah pulih dari rasa shock, yang diselamatkan itu menulis di atas batu, ”sahabat baikku menyelamatkan nyawaku, hari ini.”
Sang sahabat yang pernah menampar dan juga menyelamatkan nyawa temannya itu, dengan nada heran bertanya, ”setelah aku melukai pipimu, menulis di atas pasir, dan sekarang kau menulis di atas batu. Mengapa?”
Sahabatnya menjawab, ”saat seseorang melukai kita, kita musti menuliskan di atas pasir. Kelak angin pengampunan akan menghapuskannya. Namun, ketika seseorang berbuat baik atas kita, kita harus mengukirnya di atas batu agar tidak ada yang dapat menghapusnya”
Saudaraku, pesan moral kisah itu agar hal buruk seseorang jangan diingat-ingat terus. Kita maafkan pelakunya. Sedangkan tindakan kebaikan hendaknya disimpan terus dalam hati kita. Kita ingat dan kenang terus.
Firman Tuhan mengajak agar kita jangan cepat melupakan kebaikan Allah. Selaku orang beriman, kita mengaku Allah selalu baik. Dia baik untuk selama-lamanya. Bukan baik-Nya bersifat ‘angin-anginan’. Dulu baik, sekarang tidak. Kebaikan Allah itu permanen.
Nasihat dan ajakan Firman Tuhan agar kita tidak melupakan kebaikan Allah itu. Dengan ingat, kita tetap mempertahankan kedekatan relasi, kepatuhan atas keinginan-Nya. Sekaligus, kita diingatkan bahwa ada saja manusia yang lupa Allah. Lupa dengan segala kebaikan-Nya. Berakibat perilaku dan sikapnya tidak menghormati Allah.
Semoga, Anda dan saya tidak meniru sikap demikian. Kita terus mengingat dengan hati suka cita segala kebaikan-Nya. Dengan demikian jika dalam menjalani hidup ada problematik menghadang kita (sakit, kedukaan, phk,dll). Kita tetap tenang, tidak panik apalagi putus asa. Sebab kita mengimani, Allah itu baik. Dan tetap kebaikan-Nya melekat pada ciptaan-Nya. Termasuk hadir di hari ini, hari yang kita jalani.
Kita berdoa: Tuhan, kiranya tidak sekali-kali kami melupakan kebaikan-Mu. Kami tetap mampu menjalani hari ini dan hari lalu, baik dalam suka maupun susah, kelimpahan maupun kekurangan, sehat maupun sakit, hal itu karena Engau Maha Baik.
Buat yang sakit, baik yang telah lama maupun baru jatuh sakit. Tolonglah, Tuhan, mereka optimis kelak Tuhan pulihkan dan sembuhkan.
Kami ingat anak-anak jemaat yang kembali mulai belajar, setelah menikmati libur sekolah. Berilah mereka semangat dan ketekunan. Dan orang tua yang mendampingi, Tuhan beri kesabaran.
Berkati hari Senin ini. Seluruh doa, kami mohon kepada-Mu dalam nama Yesus. Amin.
” Mengenang kebaikan Allah, adalah memori yang memotivasi kita terus setia dan mengasihi-Nya”