Mengingat Kebaikan Allah
Selamat pagi, ibu-bapak, mbak-mas, oma-opa dan Saudaraku yang baik. Semoga pagi ini, kita menghirup udara hari baru seraya mengucap syukur kepada Allah. Sebab, Dia tidak berubah selalu mengasihi kita dan keluarga kita tanpa lelah. Bahan refleksi harian: Mazmur 103:5.
Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali.
Mazmur 103:5
Saudaraku, bersediakah Anda mengingat kembali kebaikan Tuhan di hari kemarin? Saya yakin tentu itu ajakan yang mudah Anda penuhi. Demikian pula jika diminta untuk hari-hari sebelumnya. Saya tetap yakin, Anda masih bisa mengingat lalu menyebutkan dalam hati. Bahkan, untuk waktu-waktu yang telah lama kita lewati, bukan tidak mungkin Anda masih menyimpan kuat kenangan kebaikan Tuhan yang Anda kecap. Tentu saja dengan satu syarat, hal itu yang menorehkan kesan kuat. Sehingga kita menaruh itu dalam lubuk hati kita.
Kita ingat, karena pasti sangat terkesan dengan kebaikan tersebut. Jangankan kebaikan Tuhan, kebaikan manusia saja kita tetap ingat. Yaitu tadi, sejauh tindakan mereka berkesan. Bahkan, tidak hanya kesan manis. Hal yang pahit dan getir pun, kita bisa masih menyimpannya.
Saudaraku, pemazmur memuji Allah. Tentu karena ia terkesan dengan kebaikan Tuhan. Paling tidak ada lima kebaikan Tuhan atas dirinya: mengampuni, menyembuhkan, menebus, memahkotai dan memuaskan. Itulah yang mendasari pemazmur memuji Allah. 5 hal itu menjadi alasan pemzmur tidak bisa lupakan kebaikan Allah. Jangankan lima, satu saja, misalnya kita atau orang yang kita kasihi sakit berat. Lalu, Allah menyembuhkannya. Kita akan mencatat peristiwa itu dengan kuat. Kita akan bersaksi. Bahwa Allah telah bertindak ajaib dalam hidup kita.
Saudaraku, pujian yang tulus dan sungguh-sungguh lahir dari perjumpaan dengan kebaikan Tuhan. Jika Anda atau saya memuji anak-anak atau cucu atau anak saudara kita. Pasti pujian itu otentik. Bukan dibuat-buat dan bukan pula basa-basi manakala mereka berbuat hal yang terpuji. Ketika, mereka melakukan hal hebat di luar dugaan kita, pujian yang spontan akan muncul.
Karena kita mengakui bahwa kebaikan dan kemurah hatian Allah itu riil. Nyata. Konkret. Tidak hanya buat pemazmur tapi juga dalam hidup kita. Kita pun sungguh mengalami hal serupa dalam realita hidup kita. Saya yakin Anda dan saya beserta keluarga pun mengecap Allah yang mengampuni saat kita salah. Allah menyembuhkan saat kita jatuh sakit. Allah menebus kita dari dosa yang kita perbuat. Allah memahkotai atau memuliakan kita saat kita direndahkan orang yang memusuhi kita. Allah juga memuaskan kita, saat kita rindu dengan kehadiran-Nya.
Kita pun merasakan seperti pemazmur, perjumpaan dengan kebaikan Allah membangkitkan daya hidup. Semangat yang menyala-nyala. Gairah iman yang menyala-nyala. Pemazmur mengistilahkan semangat yang demikian sama dengan kekuatan sosok rajawali. Burung yang tangkas dan sigap menangkap mangsanya. Kuat melawan angin yang tidak ramah. Berani menghadapi medan sulit.
Saudaraku, kita melihat orang yang disentuh kebaikan Allah adalah orang yang penuh semangat. Gesit. Tidak penakut menghadapi realita hidup yang sewaktu-waktu penuh ujian dan tantangan. Seperti rajawali tidak mengenal lelah. Perhatikan, betapa bersemangatnya orang percaya. Mereka yang masih usia anak-anak, para remaja dan semua umur. Tidak terkecuali dengan yang lansia. Saat beribadah di masa pandemi ini. Pandemi ini tidak menurunkan gairah dan semangat iman mereka.
Ibadah dan aktivitas gerejawi melalui pelayanan online memperlihatkan animo kuat orang percaya. Gereja memang sepi. Tapi, rumah menyaksikan praktik iman terpelihara baik. Latihan paduan suara mandiri berlangsung di rumah. Sungguh, rumah menjadi semarak oleh ungkapan kasih. Itu semua pasti merupakan efek kelihatan dikarenakan perjumpaan dengan kasih Allah yang mengesankan.
Kita berdoa, Tuhan, kami bersyukur kebaikan-Mu menjadi bagian sehari-hari hidup kami. Kami ingin memuji-Mu setulus hati.
Kami berdoa agar yang kami alami hari ini dan kami jalani bersama-Mu mendatangkan kebahagiaan, kesejahteraan dan kedekatan dengan kebenaran-Mu. Yang sakit disembuhkan. Yang bergumul, dikuatkan. Kiranya menikmati kebaikan yang tak kenal ujung di sepanjang hari ini.
Seluruh doa dan harapan kami ini kami panjatkan dalam nama Yesus, Tuhan kami. Amin.
Oleh Pdt. Supriatno