Refleksi Harian: Mazmur 71:9

Tuhan Menyertai Lansia

Selamat pagi, ibu-bapak, opa-oma dan Saudara- saudara yang baik. Kita bersyukur bahwa istirahat kita semalam dikawal Allah, sehingga ketika kita bangun di hari baru di akhir pekan dengan aman dan sehat. Bahan refleksi harian: Mazmur 71:9

Janganlah membuang aku pada masa tuaku, janganlah meninggalkan aku apabila kekuatanku habis

Mazmur 71:9

Saudaraku, sudah merupakan hukum alam, seiring bertambahnya usia maka kekuatan makin menurun. Ketika kita berusia 20-an, kita berjalan 2-5 km pasti masih tidak ada kesulitan. Bahkan, ada yang mampu lebih jauh lagi. Beda, jika melakukan hal sama di usia 60-an. Mungkin, cepat lelah atau musti sering mengaso melakukannya.

Mazmur ini merupakan pergulatan batin mereka yang berusia lanjut. Mereka melihat dan mengalami perubahan fisik. Ada dua perubahan langsung, rambut memutih dan kekuatan semakin menurun. Tenaga terbaiknya mulai habis.

Tentu, bukan rahasia umum, masa lanjut usia tidak sebatas rambut putih dan tenaga yang habis. Bagi orang sudah lansia (termasuk saya) kerap menghadapi kurangnya pendengaran, penglihatan. Dan ada juga kasus-kasus berkurang ketajaman berpikir dan kesigapan.

Terlebih lagi merosotnya kesehatan. Lebih rentan. Tidak heran di masa pandemi ini, para kaum lansia dianjurkan mengurangi berada di tempat kerumunan dan bepergian (mobilitas).

Saudaraku, sementara itu seseorang bisa memasuki usia lanjut digolongkan orang berumur panjang. Sedangkan umur panjang kita yakini merupakan pemberian indah dari Tuhan. Firman Tuhan menyatakan, ”Takut akan TUHAN memperpanjang umur, tetapi tahun-tahun orang fasik diperpendek.

Jadi, masa lanjut usia menampilkan dua wajah. Pada satu sisi, mempunyai kesusahannya. Ada konsekuensi dari bertambahnya umur. Fisik dan mental mengalami penurunan.

Pada sisi lain, masa lanjut usia merupakan pemberian indah dari Tuhan. Masa ini bentuk ganjaran Tuhan atas sikap terpuji yang dilakukan manusia. Paling gamblang adalah pemberian bagi yang menghormati ayah dan ibunya.

Dengan demikian, baik kita yang tengah menjalani masa lanjut usia, maupun kita yang masih muda. Kita memahami secara utuh sosok saudara kita yang sudah lansia. Kita bersimpati dan berempati. Bagaimanapun, orang-orang muda tidak boleh sekali-kali meninggalkan apalagi menelantarkannya.

Sebab, di mata Allah yang bisa menjalani masa lansia tetap berguna. Posisinya tetap istimewa. Sehingga para lansia tidak dibayang-bayangi perasaan takut ditinggalkan dan ditelantarkan. Marilah kita peka atas doa para lansia, ”..,sampai masa tuaku dan putih rambutku, ya Allah, janganlah meninggalkan aku…

Kita berdoa: Tuhan, tanamkan rasa hormat kami kepada mereka yang telah sepuh, menjalani masa lansia. Di tengah tantangan hidup mereka, di mata Tuhan mereka istimewa di mata-Mu dan kami.

Kami ingin ikut bersyukur atas mereka yang berulang tahun. Semoga mereka berbahagia. Tetap sehat dan panjang umur.

Kami mendoakan pemulihan dan kesembuhan buat saudara kami yang terpapar virus corona atau penyakit lain. Kiranya di masa isoman dan perawatan, Tuhan menjamahnya dan mengabulkan harapannya.

Seluruh doa ini, kami panjatkan dalam nama Yesus, amin.

Oleh Pdt. Supriatno

Refleksi Harian: Mazmur 71:9