Refleksi Harian: Mikha 5:1

Kecil Namun Berharga

Selamat pagi, Saudara-saudaraku yang baik. Kini kita memasuki akhir pekan. Hari yang semakin dekat dengan hari raya Natal. Puji syukur kepada Tuhan, kita tetap dipelihara-Nya. Bahan refleksi harian: Mikha 5:1

Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala

Mikha 5:1

Saudaraku, setiap bulan Desember maka ada satu kota yang muncul dalam benak kita. Yakni kota Betlehem. Meskipun bisa jadi kita belum menginjakkan kaki di kota itu. Tetapi, setiap Desember, kota ini muncul dengan segenap maknanya. Karena tidak mungkin kita mengingat Natal, tanpa menyebut kota ini.

Betlehem sebenarnya nama kota kecil. Seukuran desa jika mau dibandingkan. Beda jauh dengan kota Yerusalem. Yerusalem berkali-kali lipat luasnya dan lebih besar pamornya. Tentu saja, karena Yerusalem merupakan kota terbesar. Pusat keagamaan. Kota ini punya sejarah yang panjang. Di sanalah juga para petinggi kerajaan dan agama tinggal.

Waktu itu, orang pun akan lebih bangga dan percaya diri, menyebut dirinya berasal dari Yerusalem ketimbang Betlehem. Kota Yerusalem banyak tamu dan peziarah. Berbeda dengan Betlehem, kota sepi dan kecil. Pesona keindahan kotanya tidak ada. Dia hanya punya makna kata kotanya sebagai gudang roti. Kalaupun hendak dicatat sebagai kota kecil yang menyimpan pesona, di kota itulah Daud lahir. Sekaligus di kota itulah ia dinobatkan sebagai raja oleh Samuel. Itulah catatan sejarah yang dimilikinya.

Saudaraku. Walaupun di mata manusia kecil, bukan berarti kecil juga di mata Tuhan. Betul, popularitas Betlehem kalah jauh dari Yerusalem atau kota Samaria. Ternyata, nubuatan nabi Mikha mengangkat derajad kota kecil itu. Betlehemlah yang dipilih Allah di mana akan bangkit seorang yang memerintah Israel. Dan ketika merujuk kepada kelahiran bayi Yesus, maka tidak cuma memerintah Israel tetapi seluruh bumi.

Di kota itu, kelak sebuah sosok bernama Yesus akan memerintah. Namun, bukan seperti pemerintahan bersifat kenegaraan atau kerajaan pada umumnya. Melainkan memerintah di hati manusia yang percaya kepada-Nya. Yang membawa kesejahteraan melampaui hal material semata-mata, tetapi shalom. Kesejahteraan yang lengkap dan utuh. Lahir dan batin. Jasmani maupun rohani. Kini dan setelah kehidupan di bumi ini.

Pemerintahan yang agung ini, diawali dari kota kecil dan sepi. Pagi ini, untuk itu kita diingatkan agar tidak menyepelekan hal-hal kecil. Hal lazim yang kecil suka dilihat sebelah mata. Apalagi, disertai dengan segala kesederhanaan dan keterbatasannya. Padahal, dalam meraih dan meniti keberhasilan, banyak yang memulai dari hal kecil.

Hal kecil patut dihargai karena kelak bisa mengangkat ke level yang lebih besar. Tuhan Yesus pernah bersabda, “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar.”

Termasuk kejatuhan seseorang bisa dari hal kecil. Tuhan Yesus pun bersabda, “Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.” Dalam pengalaman kehidupan, orang tersandung dan jatuh. Itu bukan disebabkan oleh batu besar sebesar kerbau, melainkan disebabkan batu kecil.

Dengan demikian, jika kita hendak membahagiakan keluarga tidak harus selalu mengguyur mereka dengan membelikan barang-barang mahal dan berharga. Sapaan pagi yang lembut. Senyuman manis disertai wajah cerah yang tulus. Pelukan hangat tanda kasih sayang. Itu semua hal kecil. Malah tak berbayar dan tidak menuntut tenaga. Namun, bisa melahirkan hati dan emosi penuh suka cita.

Saudaraku, banyak hal yang kita lakukan walau sebenarnya kecil namun berharga. Apalagi dilakukan dengan hati. Spontan tidak dibuat-buat. Dan tidak ada motif lain, dan tidak ada pamrih apa-apa. Niscaya melukuhkan hati dan membahagiakan seseorang. Laksana Betlehem, desa udik, kecil dan sepi tapi dipakai Allah membahagiakan seluruh bumi, dulu, kini dan nanti.

Kita berdoa: Tuhan, ajar kami menghargai hal kecil yang berdampak besar. Sehingga kami tidak meluputkan hal kecil dalam hidup kami.

Kami ingin mendoakan saudara-saudara kami di bulan Desember ini menghadapi bencana alam. Kuatkan dan berilah ketangguhan buat para korban erupsi gunung Semeru. Kiranya kami saling bertolong-tolongan meringankan mereka.

Kami ingin mensyukuri dalam doa atas hari indah karena berulang tahun. Kiranya mereka bahagia dan panjang umur. Dan bersyukur atas kebaikan Tuhan.

Kami mendoakan agar kami mengisi akhir pekan dengan membangun kebersamaan dan kehangatan bersama keluarga dan sesama. Dalam nama Yesus, doa ini kami panjatkan. Amin.

Oleh Pdt. Supriatno

Refleksi Harian: Mikha 5:1