Hidup Sesuai Tujuan
Selamat pagi, ibu- bapak, oma-opa dan Saudara-saudara yang baik. Malam telah berlalu, pagi baru telah datang. Puji Tuhan, kita masih dipercaya untuk melanjutkan kehidupan. Sekaligus mengecap cinta kasih-Nya. Bahan refleksi harian: Yehezkiel 34:16
Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan Kulindungi; Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya
Yehezkiel 34:16
Saudaraku, berkali-kali kita mendengar kabar pendaki gunung yang tersesat. Terutama saat kembali turun. Ada yang ditemukan dalam kondisi mengenaskan, karena kelelahan dan kekurangan makan dan minum. Malah, ada juga yang kondisinya telah tewas. Ini, gara-gara mereka kehilangan rute yang benar.
Tahu rute dengan benar itu penting. Apalagi disertai kemampuan menjalaninya. Jika tidak, tujuan tidak tercapai. Akibatnya, seperti pendaki gunung tadi. Ada yang harus menempuh jarak lebih jauh dan lama, atau kehilangan nyawa.
Kehidupan orang beriman di dunia ini punya tujuan. Ada yang kita mau raih. Kita bisa melihat pada Firman Tuhan yang menyatakan, “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya”.
Ke sanalah langkah kaki kita terarah. Dan Allah menyediakan lengkap sarana dan prasarananya. Ada Alkitab, gereja, hati nurani, akal budi, bahkan penyertaan Roh Kudus. Itu semua agar kita tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri.
Tentu, dalam rangka menggapai tujuan dibutuhkan situasi yang mendukungnya. Dalam hal ini, kondisi kita prima. Firman Tuhan menegaskan hadirnya Gembala sejati memelihara semua dombanya. Gembala yang memperlakukan setiap domba sesuai situasinya. Yang luka dibalut. Yang sakit dikuatkan. Terutama juga yang tersesat dicari. Semua ini dilakukan Allah agar domba-domba-Nya mampu melanjutkan meraih tujuan.
Menarik, jenis burung bernama “godwit”. Burung ini mencetak rekor terbang tanpa henti dari Selandia Baru ke daratan Alaska, sejauh 12.000 km. Kawanan burung ini menempuhnya selama 11 hari. Suatu stamina yang luar biasa. Dan yang tak kurang hebatnya, mereka tiba di tujuan dengan tepat. Tidak tersesat. Tanpa kompas, apalagi GPS. Menurut Dr Jesse Conclin, burung-burung ini tahu posisinya di belahan bumi ini. Sulit dijelaskan tapi punya seperti penunjuk jalan pada dirinya.
Pelajaran penting buat kita. Kita ingat ucapan Tuhan Yesus, betapa manusia lebih tinggi dan mulia dari burung-burung di udara. Jika burung “Godwit” bisa tidak tersesat, kita pun sebaiknya mampu demikian juga. Apalagi jelas, kita ditemani Gembala Sejati yang merawat kita agar selalu tetap prima.
Kita berdoa: Tuhan, saat kami mengarahkan hidup sesuai tujuannya. Ada banyak godaan yang bisa menyesatkan kami. Kiranya bersama-Mu langkah kami tidak menyimpang ke kanan dan ke kiri.
Kita berdoa: Tuhan, mampukan kami memiliki sikap dan jiwa loyal. Setia kepada-Mu. Sehingga kami hidup bersama dengan siapapun dengan rukun, bukan bermusuhan.
Kami berdoa bagi saudara kami yang lansia. Anugerahi kesehatan, suka cita dan kebahagiaan di hari tuanya. Tuhan karuniakan mereka pengalaman manis dengan cinta kasih Tuhan Yesus.
Kami memanjatkan permohonan agar orang-orang yang kami kasihi yang telah lama sakit, maupun baru-baru ini harus menjalani pengobatan. Kiranya dambaan untuk sembuh, Tuhan anugerahkan.
Bagi para anak-anak kami yang mulai sekolah tatap muka secara terbatas. Dalam situasi sekarang ini, Tuhan lindungilah mereka agar bisa belajar dengan baik dan sekaligus terjaga keamanannya.
Hari ini, kiranya kami dan kekuarga masing-masing mengindahkan hidup bersama di tengah keluarga dengan rukun. Hati-hati dan waspada terhadap persebaran virus penyesatan.
Seluruh doa, kami naikkan dalam nama Yesus, Tuhan dan Juru Selamat kami. Amin.