Refleksi Harian: Yohanes 15:14 dan 2 Samuel 9:7b-8

Sahabat Sejati

Selamat pagi, Saudaraku yang baik dan dikasihi Tuhan Yesus. Kegelapan malam telah pergi. Kita kini menyongsong hari baru. Saudara yang sehat atau sakit, mari kita tetap bersyukur kepada Allah. Memuji dan memuliakan nama-Nya. Bahan refleksi harian: Yohanes 15:14 dan 2 Samuel 9:7b-8.

Janganlah takut, sebab aku pasti akan menunjukkan kasihku kepadamu oleh karena Yonatan, ayahmu; aku akan mengembalikan kepadamu segala ladang Saul, nenekmu, dan engkau akan tetap makan sehidangan dengan aku. Lalu sujudlah Mefiboset dan berkata: “Apakah hambamu ini, sehingga engkau menghiraukan anjing mati seperti aku?

2 Samuel 9:7b-8

Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.”

Yohanes 15:14

Saudaraku, persahabatan sejati tidak akan berubah meski ada perubahan status dan melewati waktu panjang. Contoh persahabatan yang paling menawan terjalin antara Daud dan Yonathan. Mereka sering digambarkan dua sahabat sejati. Ikatan relasi mereka sangat kuat, meski berbeda status satu sama lain. Yonathan adalah putra Saul, raja waktu itu. Sedangkan Daud putra petani dan sekaligus penggembala.

Kualitas persahabatan mereka patut diacungi jempol. Indah, akrab dan penuh persaudaraan. Yonathan membanjiri Daud dengan hadiah-hadiah dan benda-benda berharga serta mahal. Pada saat Saul, ayahnya hendak membunuh Daud, justru Yonathan ikut menyelamatkan. Hal itu dilatar belakangi sikap Saul atas Daud makin memburuk. Seiring makin populernya Daud di mata umat Israel.

Waktu bergulir. Allah memberkati Daud. Allah menjadikan Daud duduk di tampuk kekuasaan nomor 1. Daud menjadi raja. Yonathan sang sahabatnya telah meninggal. Namun, ikatan persahabatan itu tetap membekas kuat di hatinya. Daud yang telah menjadi raja, ia tetap ingat kebaikan sahabatnya itu.

Raja Daud ingin menemukan dan rindu merajut kembali persahabatan dengan keturunan Alm. Yonathan. Dari sanalah, Daud kemudian berjumpa dengan anak sahabat lamanya. Namanya Mefiboset. Keadaannya menyedihkan. Hidup miskin dan kondisi fisiknya difable (dulu disebut cacat).

Menyedihkan sekali kondisi kehidupan cucu mantan seorang raja. Hidupnya kurang beruntung. Kakinya cacat dan secara ekonomi miskin dan menjalani hidup dalam kesepian.

Lebih dari itu, sehari-hari Mefiboset numpang hidup di rumah orang lain. Hidupnya terlantar, sampai Mefiboset menyebut dirinya “anjing”. Sebutan untuk menghina nasibnya sendiri.

Setelah bertemu anak sahabatnya itu, raja Daud mengembalikan aset keluarga Saul kepada Mefiboset. Kehormatannya dipulihkan. Raja mengajak makan Mefiboset. Pendeknya, raja Daud memberi fasilitas hidup yang baik bagi putra Yonathan, sahabatnya itu. Inilah contoh sosok sahabat sejati dalam Alkitab.

Di sinilah, Daud memberi teladan. Ia bukan tipe yang gampang melupakan teman dan keturunannya. Jabatan dan kekayaannya tidak mengubah wataknya yang penuh persahabatan.

Saudaraku. Tuhan Yesus menyatakan bahwa kita adalah sahabat-Nya. Berarti, Dia tidak akan pernah melupakan kita dalam situasi bagaimanapun. Yang hilang dicari. Yang terluka dibebat. Yang punya pergumulan diberi jalan pemecahan.

Kita semua sahabat Yesus. Termasuk Saudara adalah sahabat-Nya. Jadi, Daud bisa memperlakuan anak sahabatnya sedemikian terpuji dan layak, terlebih Tuhan. Tuhan tidak melupakan saudara. Terutama sakit sekarang ini. Yang memikul beban berat. Dia sekali-sekali tidak melupakan saudara sebagai Sahabat. Termasuk mengabulkan keinginan terdalam, yakni kesembuhan buat yang sakit. Kecukupan buat yang berkekurangan. Bahkan bersedia menyerahkan nyawa-Nya bagi para sahabat-Nya. Yang jelas, sahabat itu sosok yang berada di samping kita saat dibutuhkan. Memberi dukungan di saat pudarnya harapan.

Berkati kami yang Engkau tempatkan sebagai sahabat. Ajarlah kami menjadi sahabat bagi sesama kami.

Dalam nama Yesus, kami memohon. Amin.

Oleh Pdt. Supriatno

Refleksi Harian: Yohanes 15:14 dan 2 Samuel 9:7b-8