Refleksi Harian: Yohanes 2:10

Kehadiran Dan Karya Yesus

Selamat pagi, ibu-bapak, eyang kakung- eyang putri dan saudara-saudaraku yang baik. Mulai dari Senin hingga Sabtu ini, kita mengisi hidup yang Tuhan percayakan atas kita. Puji syukur, hingga akhir pekan ini dengan beragam peristiwa yang kita alami, kita tetap merasakan kasih-Nya beserta kita. Bahan refleksi harian: Yohanes 2:10

Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang

Yohanes 2:10

Saudaraku, pesta perkawinan merupakan satu momen yang membahagiakan. Identik dengan peristiwa yang penuh suka cita. Kerabat berdatangan. Sahabat hadir. Setiap orang yang punya relasi dengan pengantin, atau orang tuanya, berupaya menjadi bagian pesta itu.

Selain membahagiakan, pesta perkawinan itu penting. Orang tua memberi restu. Dan yang hadir mengantar pengantin memasuki fase kehidupan yang baru. Tak heran, pesta perkawinan dibuat semeriah mungkin. Di Jakarta, sebuah pesta perkawinan ada yang dihadiri ribuan orang. Tentu, pestanya didesain sehingga hadirin berkesan. Pulang dengan senyum puas.

Situasi pesta perkawinan di Kana, tentu dirancang sebaik mungkin oleh pihak keluarga. Sayangnya, tanpa diduga saat pesta berlangsung, air anggur kurang. Rupanya, air anggur jaman itu harus tersedia cukup sampai pesta berakhir. Jika tradisinya demikian, orang tua pengantin pasti panik, begitu mengetahui persediaan anggurnya habis. Di antara mereka bisa saling menyalahkan, mengapa itu terjadi.

Saudaraku, jika situasi krisis yang tak terduga itu tak terselesaikan, orang tua akan malu. Mereka merasa kehilangan muka. Pesta itu akan berubah dari kegembiraan menjadi kekecewaan yang hadir. Jika sekarang, bagaikan pesta masih berlangsung, namun makanan sudah ludes. Sang tuan rumah akan merasa tamparan keras. Sang Pengantin bisa menangis, malu dan kecewa.

Di tengah kepanikan dan kebingungan, Maria mengambil prakarsa. Ia meminta Yesus menyelamatkan suasana pesta. Awalnya, Yesus menolak dengan menyatakan “waktu-Ku belum tiba”. Ternyata Yesus yang melihat dengan mata kepala sendiri situasi mendebarkan itu, akhirnya Ia bertindak. Kita tahu semua. Ia meminta agar semua tempayan-tempayan diisi air. Dan terjadilah air menjadi anggur.

Loloslah tuan rumah dari peristiwa memalukan. Bahkan, mereka memetik pujian, “Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang.”

Saudaraku, mukjizat pertama dilakukan dalam sebuah pesta perkawinan. Bukan di Bait Allah. Bukan pula di pasar. Atau ruang publik lainnya. Tetapi di rumah dalam momen sepasang anak manusia memulai hidup bersama. Sungguh, ini memberi arti bahwa betapa perkawinan sangat membutuhkan kehadiran dan karya Yesus.

Tanpa itu, tanpa kehadiran dan karya Tuhan, sebuah perkawinan akan dipenuhi kekecewaan. Banyak air mata akan mewarnai perjalanannya. Saat masalah datang, tidak tahu bagaimana menyelesaikan. Paling-paling saling menyalahkan, yang justru makin memperburuk keadaan.

Saudara, di akhir pekan ini, kiranya Tuhan Yesus tetap hadir di rumah kita, dalam kehidupan keluarga. Niscaya Ia akan menjadi sumber kebahagiaan kita. Jika pun kita menghadapi masalah, Dia membantu menyediakan jalan keluarnya. Terpujilah nama-Nya.

Kita berdoa: Ya, Tuhan, karuniakan kami sikap menghargai kehadiran dan karya-Mu di tengah hidup kami. Kiranya mukjizat-Mu berlangsung terus di tengah keluarga dan rumah kami.

Kami bersyukur Tuhan menambah usia saudara kami. Kiranya kesehatan yang baik dan kegembiraan hati serta panjang umur, Tuhan karuniakan.

Doa ini, kami naikkan dalam nama Yesus, Juru Selamat kami. Amin.

Oleh Pdt. Supriatno

Refleksi Harian: Yohanes 2:10