Refleksi Harian: Yohanes 5:6

Menyambut Ajakan Tuhan

Selamat pagi, ibu-bapak, opung dan saudara-saudaraku yang baik. Mulai dari Senin hingga Sabtu ini, kita mengisi hidup yang Tuhan percayakan atas kita. Puji syukur, hingga akhir pekan ini dengan beragam peristiwa yang kita alami, kita tetap merasakan kasih-Nya beserta kita. Bahan refleksi harian: Yohanes 5:6

Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena ia tahu bahwa ia telah lama dalam keadaan itu berkatalah dia kepadanya Maukah engkau sembuh

Yohanes 5:6

Pertanyaan Tuhan Yesus ditujukan kepada seorang yang sudah terbaring sakit, lamanya tiga puluh delapan tahun. Sungguh lama sekali. Itu berarti sudah sekian lama menderita. Karena itu dia sendiri. Tidak ada keluarga yang menemani. Tidak ada sahabat yang mendampingi. Mungkin keluarga dan sahabatnya sudah bosan. Karena terlalu lama dia sakit. Tetapi begitu lama pula mereka tidak melihat ada perubahan.

Bagi seseorang yang mengalaminya pasti akan menimbulkan kebosanan, keputusasaan, bahkan apatis. Siapa pun yang pernah mendengar, apa lagi mengalami sakit 38 tahun. Sungguh merupakan pengalaman berat. Demikianlah yang dialami seorang lumpuh di dekat kolam Bethesda. Yesus menemuinya saat datang di kota Yerusalem. Dia menemukan seorang yang begitu lama sakit. Hati-Nya tergerak dengan belas kasihan, dan karena itu Ia bertanya “maukah engkau sembuh”.

Pertanyaan ini buat si sakit bisa jadi bukan pertanyaan baru. Barangkali sudah ratusan, atau mungkin ribuan kali ia mendapat pertanyaan serupa. Tapi yang pasti dia merasa pertanyaan ini berbeda dibandingkan pertanyaan-pertanyaan yang pernah didengarnya. Sehingga ia masih menyimpan kepercayaan pada Yesus yang bertanya. Dia tergugah. Terbukti Ketika Tuhan Yesus meminta dia untuk mengangkat tilam. Spontan ia mematuhinya.

Mukjizat pun terjadi. Orang itu bisa berdiri, pulih kembali. Tidak lagi lumpuh dan tidak lagi terbaring. Respon si sakit tanda dia percaya. Dan betul, orang itu tidak lagi menunggu waktu berdiri. Berdiri sebagai orang yang sehat untuk melanjutkan kehidupan. Dan berdiri untuk memasuki masa depan.

Orang itu tidak lagi berada dalam kubangan penderitaan tanpa akhir. Dengan mengangkat tilam dan berdiri, ia memasuki perubahan hidup. hidup lebih cerah dan berpengharapan. saudaraku, jangan sampai Tuhan sudah berulang-ulang bertanya kepada kita. Namun, sayangnya pertanyaan-Nya tidak kita camkan. Akibatnya kita tidak berdiri dari sebuah keadaan dan tidak keluar mengecap perubahan hidup yang lebih baik.

Setiap orang mendambakan mengalami perubahan dalam hidupnya. Yang sakit menjadi sembuh. Yang gagal berubah menjadi berhasil. Berubah dari situasi ekonomi dan psikologis yang berat, menjadi situasi melegakan. Kiranya perubahan pun terjadi dalam hidup kita, karena kita bersedia mengangkat tilam kehidupan kita. Kita menyambut ajakan Tuhan Yesus untuk berdiri.

Kita berdoa: Ya, Tuhan, karuniakan kami perubahan menuju kebih baik dari situasi sulit yang membelit kami.

Kami bersyukur Tuhan menambah usia saudara kami yang berulang tahun. Kiranya kesehatan yang baik dan kegembiraan hati serta panjang umur, Tuhan karuniakan.

Kami berdoa buat kami dan keluarga masing-masing. Berkati dan lindungi kami. Kiranya akhir pekan ini kani nikmati bersama kebaikan-Mu.

Doa ini, kami naikkan dalam nama Yesus, Juru Selamat kami. Amin.

Happy week end.

Oleh Pdt. Supriatno

Refleksi Harian: Yohanes 5:6