Oleh Pdt. Supriatno
Kejadian 45:28
Selamat pagi, Ibu- bapak, Opa-oma, mas-mbak dan Saudara-saudaraku yang baik. Puji syukur dan terima kasih kepada Allah, karena kasih-Nya tidak berujung. Terus berkesinambungan pemeliharaan dan perlindungan-Nya atas kita dan keluarga. Pagi ini pun, kita merasakannya. Kita masih membuka mata dan melihat betapa baiknya Allah atas kita.
Firman Tuhan hari ini diambil dari, “Kata Yakub: “Cukuplah itu; anakku Yusuf masih hidup; aku mau pergi melihatnya, sebelum aku mati.”
Kejadian 45:28
Saudaraku, hidup manusia itu berliku-liku. Jalannya tidak lurus. Jika kita hendak pergi ke Semarang, gunakanlah jalan tol trans Jawa. Maka perjalanan kita akan lurus dan cepat. Tapi, tidak demikian jalan hidup setiap orang. Rute kehidupan yang dijalani tidak bisa ditebak. Dan kerap kita tidak duga sejak awal.
Kisah hidup suster bernama Lucys, bisa kita jadikan contoh. Seorang putri keluarga kaya yang punya kaitan dengan orang kaya nomor satu di Indonesia. Tentu dibanjiri kelimpahan materi. Rumah bagus, tempat tinggal di daerah aman, selalu tersedia makanan enak. Ternyata, hatinya terpanggil untuk melayani Tuhan. Berarti secara total meninggalkan pola hidup putri kaya dan berganti baju dengan segala kesederhanaan. Kelimpahan ditinggalkannya, dan hidupnya dijalani berbagi kehangatan kasih dengan mereka yang haus kasih sayang.
Perjalanan hidup Yusuf dalam Perjanjian Lama melewati lika-liku hidup yang tidak gampang. Penuh onak dan duri. Mengalami pahit-getir. Mulai dari perlakuan saudara-saudaranya sendiri, hingga jebakan dan kesaksian palsu istri Potifar. Yang menghantarnya masuk bui. Namun, semua kepahitan dan onak duri perjalanan rute hidupnya tersibak. Dan jalan hidup Yusuf memasuki rute pengabdian sekaligus ia memetik penghargaan. Akhirnya, Yusuf dihantar kepada posisi yang pasti tidak dibayangkan dan diimpikan. Menjadi pejabat penting di sebuah negeri besar, kaya dan makmur jaman itu.
Saudaraku, itulah jalan hidup. Sulit terselami. Tapi selama itu berada dalam rencana Tuhan, kelak akan melewati dan mengecap keindahan. Waktunya memang bisa jadi kita tidak ketahui. Bisa seperti Yusuf, lama dan berliku-liku, namun indah pada waktunya. Meski ada orang yang mereka-rekakan yang jahat atas kita. Percayalah, selama hidup dalam rencana Tuhan, sesungguhnya Tuhan tetap mereka-rekakan yang baik. Dan rekaan atau rancangan Tuhan tidak akan pernah dihalangi atau dihambat manusia.
Penggalan firman Tuhan yang kita kutip merupakan bagian reuni keluarga. Reuni berarti bersatu kembali. Yakub yang sekian lama digerogoti batinnya oleh kerinduan atas Yusuf yang informasi awalnya telah tewas, bangkit kembali semangat hidupnya. Pucuk harapan dan kegembiraan tumbuh di batinnya, mana kala ada informasi baru bahwa Yusuf masih hidup. Bukan cuma masih hidup. Yusuf telah membanggakan keluarga dan bangsanya.
Saudaraku, Yakub dan anak-anaknya utuh kembali. Utuh secara jumlah. Lebih dari itu, utuh dalam persaudaraan yang selama ini terkoyak. Itulah, salah satu wujud kebahagiaan. Orang tua dan anak serta relasi antar saudara hidup dalam suasana tanpa kebencian. Reuni yang tidak ada satupun tercecer. Dan tidak ada kata terlambat buat Yakub yang sudah uzur. Reuni itu tetap membuat hatinya meluap dengan semangat hidup. Ia memetik hari-hari masa tuanya dengan keindahan yang tak terkira dan terduga. Anak-anaknya semua berkumpul lagi. Itu nilainya melampaui emas, emas tua sekalipun.
Demikian pula, doa dan harapan Anda dan saya, agar bisa jalan hidup kita terus dalam rencana Tuhan. Dan kita pun berharap kehidupan antar saudara rukun dan damai. Sebab, itu sangat berharga. Tidak dapat dibeli di manapun. Dan tidak dijual oleh siapapun.
Kita berdoa, Tuhan, karuniakan kami di tengah rute kehidupan yang kami tempuh. Kami bernaung dalam rencana-Mu. Dan tetap menjaga keutuhan keluarga kami.
Kami serahkan hidup kami hari ini di dalam tangan-Mu yang penuh pengasihan. Mereka yang berangkat kerja dan aktivitas lain, serta belajar dari rumah, kami berlindung dalam kuasa-Mu. Dan doa ini kami panjatkan dalam nama Tuhan Yesus. Amin.